Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.8/5 - (6 votes)
HIGHLIGHT
   
MAF -Menoreh Art Festival -Nglarak Blarak

Selain Lomba Nglarak Blarak, Menoreh Art Festival Tahun 2019 Hadirkan Pasar Kangen di Taman Budaya Kulon Progo


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 15 Oktober 2019   (5,407 Readers)

Helatan Menoreh Art Festival yang juga disingkat MAF dan merupakan event tahunan di wilayah Kulon Progo -Jogjakarta kembali digelar pada tahun 2019 ini, yaitu bertempat di area Bumi Menoreh bagian barat wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menoreh Art Festival tahun 2019 ini menjadi gelaran seni budaya mendampingi Manunggal Fair yang juga baru digelar kira-kira satu bulan sebelumnya. Ialah Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo sebagai penyelenggara dari helatan MAF ini yang sekaligus dirayakan seiring dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kulonprogo yang ke-68. Acara tersebut berlangsung kurang-lebih selama 18 hari, yaitu dimulai pada tanggal 12 Oktober 2019, dan akan berakhir tangal 30 Oktober 2019.

Untuk acaranya sendiri terdiri dari dua rangkaian budaya, ialah Menoreh Art Festival dan Pameran Seni Rupa ‘RUPAKU’ yang bertajuk ‘Kulon Progo Maneka Warna’.

Dalam rangkaian penyelenggaraan helatan MAF ini, beberapa waktu sebelumnya Dinas Kebudayaan Kulonprogo secara maraton dan bergiliran juga telah mengadakan satu gelaran lomba Nglarak Blarak di beberapa tempat, masing-masing wilayah kecamatan di Kulon Progo. Karenanya, final dari Lomba Nglarak Blarak tersebut sekaligus digelar guna mengawali Menoreh Art Festival, yaitu pada hari Sabtu 12 Oktober 2019 dengan lokasi berada di seputar Alun-Alun Wates.

Selepas siang harinya diadakan Lomba Nglarak Blarak, selanjutnya masih di tempat yang sama, pada malam hari dihadirkan pula Parade Penyanyi Campursari .

Pada helatan Menoreh Art Festival tahun 2019 ini dihadirkan beragam seni dan kebudayaan khas Kulonprogo, baik itu mulai dari wayang tiga kelir, Sendratari Sugriwa Subali, Menoreh Carnival, hingga pada gelaran bernama jemparingan.

MAF

Apa itu Lomba Nglarak Blarak?

Dapat diketahui bahwa Lomba Ngalarak Blarak yang juga diusung pada Menoreh Arft Festival ini adalah pertandingan olahraga khas dan hanya ada di wilayah Kulon Progo, karena dahulu awal-mulanya merupakan permainan anak-anak dan pemuda desa.

Lomba Nglarak Blarak yang kemudian dikenal pula dengan singkatan “Lomba NGLABRAK” ini merupakan permainan dengan menggunakan ‘blarak’, yaitu wujud dahan kelapa yang di sana juga masih ada lidi, janur, dan sekaligus pelepahnya. Permainan ini tak asing utamanya bagi masyarakat di perbukitan Menoreh, karena di kampung penderes nira-kelapa, blarak masih sangat mudah dijumpai. Dari permainan inilah pemerintah setempat sebagai pemanku kepentingan selanjutnya mengemasnya menjadi sebuah pertandingan yang sekarang ini dapat disaksikan masyaralat luas, bernama Lomba Nglarak Blarak.

Lomba ataupun pertandingan Nglarak-Blarak yang menjadi olahraga tradisional dan diangkat oleh Pemerintah Kulon Progo ini pada akhirnya bisa naik daun, setidaknya dalam waktu 3 tahun belakangan.

Kegiatan Nglarak Blarak yang biasa digelar pada siang hari itulah sebagai pemantik awal-mula kemunculan MAF (Menoreh Art Festival) di Kulon Progo ini. Hingga kemudian seiring berjalannya waktu timbul ide untuk meramaikannya dengan kegiatan lain hingga malam hari. Ialah Parade Penyanyi Campursari salah satunya.

Pada perkembangannya, di hari selepas final lomba Nglarak Blarak tersebut digelar pula pertunjukkan wayang menggunakan tiga kelir atau layar, dan selanjutnya dirangkai pula dengan pertunjukkan Sendratari Sugriwa Subali dan Sendratari Api di Bukit Menoreh sebagai ikon Kulon Progo. Sementara guna menemani pertandingan-olahraga Nglarak Blarak, digelar pula kegiatan olah raga tradisional bernama jemparingan, yaitu lomba memanah tradisional tingkat nasional.

Hingga tahun 2019, selain Sendratari Sugriwa Subali, Sendratari Api di Bukit Menoreh, Lomba Nglarak Blarak, serta Lomba Jemparingan, beberapa acara lain yang digelar guna meramaikan gelaran MAF ini semakin bertambah banyak. Macapatan Massal, Karawitan. PaduanSuara, dan juga Flashmob adalah beberapa di antaranya.

Selain itu, tak sedikit warga yang tinggal di area Perbukitan dan Pegunungan Menoreh juga turun turun gunung berpartisipasi dalam meramaikan Menoreh Art Festival, yang salah satunya adalah hadir sekaligus turut mengikuti Festival Bulan Purnama sambil bermain musik ‘gejok lesung’, yaitu yang aslinya merupakan alat/wadah penumbuk padi.

Pasar Kangen dan Pameran Seni Rupa ‘RUPAKU’

MAF -Menoreh Art Festival Tahun 2019Seiring digelarnya Menoreh Art Festival tahun 2019 ini ada yang sedikit berbeda dengan gelaran MAF tahun-tahun sebelumnya. Bahwa pada festival kebudayaan MAF tahun 2019 ini digelar pula Pameran Seni RupaRUPAKU‘ dengan tempat bukan di seputar Alun-Alun Wates sebagai venue utama. Melainkan ia digelar dengan mengambil lokasi di area Taman Budaya Kulon Progo, yaitu dari tanggal 21 hingga tanggal 30 Oktober 2019.

Pameran seni rupa pada gelaran MAF ini tak berjalan sendiri, karena Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Kebudayaan mengemasnya dengan menghadirkan ‘semacam pasar Kangen’ di komplek pameran, yaitu seputar area Taman Budaya Kulon Progo.

Sebagaimana Pasar Kangen yang dihelat setiap tahun oleh Taman Budaya Yogyakarta di Ngupasan Gondomanan Kota Jogja, Pasar Kangen di area Taman Budaya Kulon Progo itu juga menggelar dagangan berujud ragam kuliner khas daerah, dalam hal ini tentu adalah daerah Kulon Progo. Selain kuliner, terpapar pula berbagai pernak-pernik produksi khas masyarakat Kulon Progo.

Beragam barang dagangan yang digelar di Pasar Kangen tersebut dipersembahkan tak lain demi menampilkan wajah Kulon Progo dari sisi kebudayaan dan kulinernya juga. [uth]

Pic-Sources: doc dinbud kp 

4.8/5 - (6 votes)

4.8/5 - (6 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha