Pasar Kreatif Laris Manis di Eks Kampus STIEKER Jalan Parangtritis Yogyakarta Menjadi Wadah Berniaga dan Bertemunya Seniman & Budayawan dengan Masyarakat

Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 24 November 2023 (9,624 Readers)

Diakui atau tidak, kenyataannya Jogja menjadi kota yang penuh dengan festival, karena ada ratusa festival yang digelar di wilayah ini, baik itu yang berskala besar ataupun yang kecil, yang ada di ranah budaya, keilmuan, dan lain sebagainya. Sebut saja festival gamelan, festival musik, festival film, dan masih banyak lagi. Di samping itu, bertambah ramainya kota Jogja adalah juga karena terdapat beragam perhelatan yang menyerupainya, satu di antaranya adalah Pasar Kreatif Laris Manis yang baru digelar di arae Eks Kampus STIEKER Yogyakarta.

Sebelum menuju ke perhelatan Pasar Kreatif Laris Manis sebagai bagian yang turut memberi dukungan terhadap geliat para pekerja kreatif baik itu seniman pun budayawan di Yogyakarta, maka ada baiknya kita singgung dahulu mengenai frase ‘budaya’ yang bisa diejawantahkan berawal mula dari 2 kata, yaitu buddhi dan daya.

Kenyataannya, kedua kata, yaitu buddhi dan daya memiliki makna mendalam dalam kehidupan. Bahwa buddhi memiliki arti budi atau akal atau pikiran, sementara daya merupakan usaha ataupun ikhtiar. Dari sini bisa dimaknai bahwa budaya menjadi upaya kesejatian manusia untuk selalu menggunakan akal pikiran, dan budaya tersebut sekaligus juga menyandang arti bahwa dengan lndasan akal pikiran manusia dituntut untuk selalu berdaya-upaya.

Selanjutnya ketika kita mencermati geliat keseharian dari sosok-sosok pelaku budaya di Yogyakarta, yang tak lain adalah para pekerja kreatif pun para seniman, kenyataannya mereka semua juga terus bergerak dan berkembang secara aktif dan dinamis. Hingga kemudian merekapun membutuhkan wadah yang mampu menampung kebutuhan akan isu-isu strategis, salah satunya adalah hal terkait kesejahteraan para pelaku seni budaya itu sendiri.

Berlatar belakang seperti terpaparkan di atas, maka dengan tetap berbudi-akal-pikiran jernih, semua pihak saling nyengkuyung untuk tetap berdaya-upaya, termasuk di dalamnya adalah pihak Pemerintah Daerah DIY.

Melalui Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) DIY dan Taman Budaya Yogyakarta, Pemerintah Daerah DIY kali ini mewujudkan sebuah pasar kreatif ataupun pasar seni guna mengakomodasi kebutuhan para pelaku seni budaya di Jogjakarta. Bentuknya yaitu dengan memanfaatkan ruang milik Pemda DIY yang belum terkelola dan termanfaatkan secara baik, untuk kemudian difungsikan sebagai pasar apresiasi dan ekspresi seni. Maka hadirlah Pasar Kreatif Laris Manis di tengah-tengah kita kali ini. Harapannya, dari langkah ini kelak mampu ditemukan bentuk khas yang bisa berkembang organik seiring sejalan dengan kepentingan, kebutuhan, dan perkembangan karya pelaku seni dan budayawan di Yogyakarta.

Area yang dikenal dengan nama ‘Eks Kampus STIEKER’ dan berlokasi di Jalan Parangtritis (KM 3, Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul) Yogyakarta yang sejatinya merupakan asset resmi milik Pemda DIY kali ini dipersembahkan sebagai ruang guna menggelar kegiatan pasar seni ataupun pasar kreatif bernama Pasar Kreatif Laris Manis tersebut. Kecuali areanya yang luas, dipilihnya tempat ini adalah juga sangat representatif karena memiliki landscape rata, sehingga cukup untuk menggelar beragam infrastruktur yang dibutuhkan.

Kenapa Harus Laris Manis?

Menjadi sosok manusia berbudaya adalah berperilaku tak lupa dan kemudian tetap nguri-uri peninggalan leluhur yang memberi kebermanfaatan, termasuk di dalamnya adalah peninggalan berupa ‘doa pengharapan; laris manis’ sebagaimana acap dituturkan oleh masyarakat seputar kita.

Laris manis yang menjadi idiom masyarakat kita ini kenyataannya merupakan pengharapan akan keberhasilan dan kelancaran khususnya dalam hal perniagaan. Padahal jika merunut ke dalam, disadari atau tidak, kehidupan kita ini juga telah menjadi bagian dari perniagaan itu sendiri. Saat hasil karya kita dihargai orang, terlepas apakah ia dihargai dengan uang ataupun dihargai dengan perihal serta perilaku lain, maka pada saat itulah manifestasi dari perniagaan itu terjadi.

Laris manis yang telah akrab dengan keseharian masyarakat Yogyakarta, terutama di ranah perniagaan, baik di warung ataupun area pasar, pada akhirnya menjadi kata yang dipagut untuk kemudian dipadukan dengan Pasar Kreatif, yang pada akhirnya terciptalah Pasar Kreatif Laris Manis. Harapannya tentu saja serupa; bahwa dengan digelarnya Pasar Laris Manis ini, ada akal-buddhi dan upaya untuk tetap berdaya meraih keberhasilan dan kelancaran.

Ada Apa Saja di Pasar Kreatif Laris Manis?

Pasar Kreatif Laris Manis dihelat di akhir pekan selama tiga hari berturut-turut mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB, yaitu dari hari Jumat hingga Minggu, tanggal 24 – 26 November 2023. Lokasi tepatnya berada di ‘Area Eks Kampus STIEKER’ Jalan Parangtritis KM 3, Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta (linktr.ee/larismanistenan).

Ragam kegiatan dihadirkan di Pasar Laris Manis tahun 2023 kali ini, antara lain Panggung Laris, Pasar Seni & Kerajinan, Pasar Kuliner, Permainan Interaktif, Lokakarya, dan Game Barbar. Hal yang perlu diketahui adalah, bahwa semua pelaku yang berniaga dan berkegiatan di Pasar Kreatif Laris Manis 2023 ini merupakan sosok-sosok yang memang tak asing dengan dunia seni budaya di Yogyakarta.

Guna memeriahkan Pasar Laris Manis tersaji pula panggung untuk beberapa seniman yang tampil, baik seni musik, pantomim, ataupun tari. Di antaranya adalah Sanggar Seni Sekar Kinanthi, Malmimeja, Kancil Art Dance, dan masih banyak lagi. Beberapa kelompok musik yang tak ketinggalan dalam meramaikan di antaranya ada Sangkakala, Pendhoza, Jumat Gombrong, The Produk Gagal, Horockoncong, dan lain-lain. [hmk]