Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
SEAMEX 2019 Sebagai Marketplace dan Event Musik Jembatan Lintas Generasi

SEAMEX 2019 Sebagai Marketplace dan Event Musik Jembatan Lintas Generasi


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 6 September 2019   (4,130 Readers)

SEAMEX 2019 yang merupakan singkatan dari ‘Southeast Asia Music Education Exchange’ tahun 2019 adalah event musik tahunan yang digelar untuk ketiga kalinya di Yogyakarta -Indonesia, yaitu setelah pada tahun pertama dan keduanya sukses dihelat di Malaysia dan Thailand.

Perihal SEAMEX 2019 ini telah dilakukan sesi jumpa-pers yang bertempat di Silol Kopi & Eatery Kotabaru Yogyakarta pada hari Rabu siang, 4 September 2019. Hadir sebagai narasumber dalam presscon tersebut adalah 3 orang perempuan, pertama Ibu Isabella (Malaysian) sebagai Founder SEAMEX, kedua adalah Ibu Citra yang merupakan peneliti dan pimpinan CRC (Citra Research Center) selaku penyelenggara SEAMEX 2019 di Yogyakarta, dan yang terakhir adalah Miss Vera sebagai Manajer Acara SEAMEX 2019.

SEAMEX 2019 Sebagai Marketplace dan Event Musik Jembatan Lintas GenerasiSelepas memaparkan perihal SEAMEX yang lebih mengarah pada ajang ‘marketplace’ dunia musik khususnya untuk kawasan Asia Tenggara, Ibu Citra juga menjelaskan perihal Yogyakarta dipilih sebagai tempat helatan ini. Selain alasan klise karena beliau memang tinggal di Jogja, alasan lain yang menjadikan Jogja sebagai tempat adalah karena di Joga ini jugalah segala jenis musik bisa naik daun. Dan diakui pun tidak, di Jogja ini juga merupakan tempat pertama kalinya di Indonesia ini musik diperkenalkan secara formal, khususnya melalui dunia pendidikan.

Agenda gelaran SEAMEX tahun 2019 ini adalah selama tiga hari, yaitu tanggal 6 hingga tanggal 8 bulan September 2019, dengan lokasinya di Jogja National Museum.

Berbagai konsep tentang konser musik yang menarik dihadirkan pada helatan SEAMEX 2019. Karenanya, mulai hari pertama sampai dengan hari ketiga akan banyak pemain, band pun musisi yang turut memeriahkannya. Bahkan bukan hanya peserta dari ASEAN yang dihadirkan, lebih dari itu ada pula beberapa musisi dari Jepang, Australia, ataupun Perancis, yang kesmuanya itu dibagi menjadi tiga panggung berbeda dalam menghibur pengunjung dari pagi hingga malam.

Tiga hari pelaksanaan SEAMEX 2019 secara lebih rinci masing-masingnya berupa;

  • Konferensi, Music Talk
  • Master Class
  • ‘ASEAN Youth Project’ yang merupakan sebuah kolaborasi musik skala internasional dalam bentuk Orchestra Choir berjumlah 150 orang siswa dari Sekolah Musik di Asia Tenggara dan sekitarnya
  • Music Exhibition yang diikuti oleh lebih dari 40 exhibitor dari sekolah musik, produsen alat musik, komunitas musik dan lain-lain
  • Music Concert dengan berbagai genre musik dan lintas generasi, baik dari Indonesia maupun mancanegara

Mengenai penampil, salah satu yang dihadirkan dan dipastikan bakal menyita perhatian khalayak adalah kolaborasi antara musisi asal Jepang -Takeshi Lua dengan musisi-musisi tanah air yang tergabung dalam ‘Swara Nusa’. Dengan berisi tujuh musisi dari provinsi yang berbeda, ‘Swara Nusa’ dapat merepresentasikan kekhasan Indonesia yang tidak hanya multikultur lewat alunan musik etnik, namun juga bersinergi dan terhubung dengan kebudayaan lain. Hal tersebut senada dengan tema yang diusung di perhelatan SEAMEX tahun 2019 ini, yaitu “Music, Sphere, and Interconnected Generation”.

Sesi Konferensi dalam SEAMEX 2019

Kecuali ragam pertunjukan musik, sesi konferensi juga menjadi program favorit sebagai ajang bagi pendidik musik, akademisi, mahasiswa, cendekiawan, dan ilmuwan dari berbagai negara untuk turut berkontribusi dalam pengembangan pelajaran musik dengan menawarkan perspektif pendekatan interdisipliner. Tema yang diusung dalam konferensi adalah “Lintas Batas: Musik, Keragaman, dan Interkoneksi di Asia Tenggara“.

Konferensi yang diselenggarakan selama tiga hari dalam SEAMEX 2019 dibagi menjadi tiga sesi;

  • Pada hari pertama, 9 presenter dari Indonesia, Jepang, Malaysia dan Amerika memberikan paparan terkait perkembangan Asia Tenggara; banyak hal yang dibahas seperti halnya musik Nusantara di London sebagai upaya diplomasi disampaikan oleh Resa Setodewo
  • Hari kedua adalah sesi konferensi tentang sistem pendidikan musik bekerjasama dengan Association Board of Royal School of Music (ABRSM) dari Inggris. Dan sebagai pembicara pada sesi ini dihadirkan Lincoln Abbotts, Ryan Lewis, dan Bernard Lanskey yang menyoal berbagai hal, mulai dari hilangnya seni dalam mendengarkan dalam sistem pemebelajaran musik, pengembangan komunitas bermusik dengan strategi pengajar privat, hingga sampai hal yang aplikatif seperti mengintegrasikan pendidikan musik dengan teknologi.
  • Panel diskusi bertema “Global Traditional Music and Academia In Southeast Asia. Repertoires, Techniques and Aesthetics” menjadi sesi terakhir konferensi. Satu diantara presenter adalah Suthicha Boonno dari Thailand secara spesisfik membahas musik rakyat di dalam kurikulum pendidikan dasar di negera Thailand.

Obrolan segar ‘Music Talk’ pada sore merupakan kegiatan santai dan cocok bagi kaum muda milenial, pasalnya dalam obrolan ini akan dibahas tentang produksi musik, manajemen musik, hingga strategi pasar di ranah industri di era global. Pengisinya pun profesional pesohor, di antaranya adalah Dory Soekamti di hari pertama yang membagi pengetahuan tentang Band dan Branding dalam pusaran euforia khalayak musik. Djaduk Feriyanto di hari kedua membeberkan perihal pengalaman serta strateginya dalam festival produksi musik. Yang terakhir adalah Tya Subiyakto yang secara spesifik hendak berbagi tentang penilaian musik pada  film dan juga memberi pengarahan dalam produksi musik jingle.

Pembekalan lewat workshop pun lokakarya musik juga tidak luput dari rangkaian kegiatan ini. Lokakarya ini diisi oleh Christopher Schaub (Mahidol University, Thailand) bersama Setyawan Jayantoro (Indonesia), Leonardo Garcia F (Perancis), Singgih Sanjaya (Indonesia), Damrih Banawiyatakit (Thailand) dan duet Isabella Pek bersama Don Bowyer (Malaysia).

Jembatan Lintas Generasi Musik

SEAMEX 2019 Sebagai Marketplace dan Event Musik Jembatan Lintas GenerasiMusik sebagai bahasa universal pada kenyataanya mampu membuka sekat-sekat generasi dan menyatukan wilayah tanpa batas. Karenanya, SEAMEX hadir demi mengatasi tantangan bersama dalam upaya membangun kawasan ASEAN yang lebih saling terhubung dan dapat mengangkat industri pendidikan musik di Asia Tenggara. SEAMEX 2019 inipun dirancang sebagai sebuah marketplace sehingga bisa merealisasikan hal di atas. Salah satunya adalah adanya bentuk kerjasama dengan produsen Casio, yaitu dengan meluncurkan produk piano pada acara tersebut. Selain itu, ada pula open job recruitment dari brand musik ternama asal Singapura -Cristofori, yang akan menjadi magnet, sekaligus kesempatan bagi para pengunjung guna terjun di dunia industri musik lebih dalam.

Berbagai program dan ragkaian kegiatan pada SEAMEX 2019 terselenggara atas prakarsa Citra Research Center (CRC) yang merupakan satu organisasi nirlaba dalam bidang penelitian seni serta budaya. Dukungan juga mengalir dari berbagai pihak, di antaranya adalah dukungan dari Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dana Istimewa, SMK Negeri 2 Kasihan (Sekolah Menengah Musik Yogyakarta), SMK Negeri 1 Semarang (Multimedia), Association Board of Royal School of Music (ABRSM) dan masih banyak lagi pihak lainnya. [hmk]

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi