Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.9/5 - (7 votes)
HIGHLIGHT
   
Kelompok Pendulum Hadirkan 'Rest in Fear 3' dalam 'Pamer Sambat Pekerja' di Biennale Jatim VIII

Berkolaborasi dengan Seniman Mural, Kelompok Pendulum Hadirkan ‘Rest in Fear 3’ dalam ‘Pamer Sambat Pekerja’ di Biennale Jatim VIII


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 25 Januari 2020   (3,554 Readers)

Tak bisa dimungkiri, bahwa nyata adanya suara pun sikap berkeluh-kesah hadir dari para pekerja di sekitar kita. Baik itu dimulai dari teman-teman dekat, hingga orang-orang yang tidak kita kenal sama sekali, kenyataannya dari mereka itu dengan mudah dapat kita jumpai keluh kesahnya, termasuk di ranah media sosial. Karenanya, keluh kesah itu seolah semakin populer dengan adigum ‘sambat’.

Kelompok Pendulum dari Yogyakarta kali ini melihat dan menyikapi keluh-kesah ‘sambat’ tersebut yang kemudian menghadirkan “Rest in Fear – 3″. Ialah satu karya riset-seni dari Kelompok Pendulum yang digelar di Jawa Timur, dengan isi berusaha menyajikan gagasan tentang minimnya (bahkan nihilnya) ruang istirahat bagi kawan-kawan para pekerja. Rest in Fear sendiri sejatinya adalah project dari kelompok Pendulum yang juga terpilih sebagai slaah satu dari 5 Perupa Muda dalam Biennale Jogja XV – 2019.

Diketahui bersama di ranah media digital, baik melalui status Facebook, Instagram, pun cuitan di Twitter, hingga unggahan video TikTok, semuanya seolah menjadi solusi alternatif guna sekadar melepas penat atau meluapkan emosi di tempat kerja. Bentuk keluh kesah pun ‘sikap sambat’ di media sosial tersebut apabila dicermati secara mendalam tentu menjadi tak bisa diabaikan lagi ketika harus dimunculkan dalam ruang nyata, salah satu tujuannya tak lain adalah guna membangun kesadaran kolektif. Para pekerja yang memiliki keluhan atas ruang kerja, suasana kerja, upah, dan sebagainya “penting untuk sadar”, bahwa perasaan yang mereka miliki juga terjadi pada pekerja lain.

Rest in Fear – 3 yang digelar di Jawa Timur ini sejatinya merupakan hasil karya kolaboratif antara Kelompok Pendulum dengan Seniman Mural guna merayakan penyelenggaraan Biennale Jatim VIII.

Pendulum menghubungi beberapa seniman mural dari berbagai kota di Jawa Timur untuk berkolaborasi, selanjutnya, karena berbagai pertimbangan mengerucut pada 2 kota, yaitu Tulungagung dan Malang. Dan pada akhirnya, kelompok seni ataupun seniman-tunggal yang turut hadir melakukan kerja kolaboratif dalam kegiatan ini antara lain adalah “Malang Mural Family” alias MMF dan juga ‘Excris dkk’.

Kelompok Pendulum Hadirkan 'Rest in Fear 3' di 'Pamer Sambat Pekerja' Biennale Jatim VIII

Konsep penyajian karya yang diinisiasi Kelompok Pendulum  ini berbeda jika dibandingkan dengan dua penyajian sebelumnya -yaitu yang pernah digelar di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) pada 1-20 Agustus 2019 dan Jogja National Museum (JNM) pada 20 Oktober – 30 November 2019.

Apabila pada dua penyajian sebelumnya Kelompok Pendulum mempersembahkan bentuk mix media yang terpajang dalam sebuah ruang pamer, maka di penyajian yang ketiganya kali ini, ia/mereka mencoba untuk membawa karya berikut isunya ke ruang publik yang lebih luas lagi. Kutipan dari hasil wawancara dengan para informan (pekerja) menjadi bagian penting yang akan menjadi objek utama dari karya ini. Tampak sederhana, tapi sarat makna. Kutipan-kutipan ini kemudian akan direspons dan diinterpretasikan oleh para kolaborator dalam bentuk mural.

Pendulum menyerahkan pemilihan tempat kepada kolaborator yang tentu lebih memahami kota tempatnya berkarya. Pertimbangan yang disepakati adalah terpampang dengan jelas, dapat diakses khalayak luas, lebih khususnya oleh para pekerja. Pendulum mengharapkan kutipan-kutipan yang diproyeksikan itu mampu membangkitkan refleksi-kritis bagi para pekerja. Di tengah kesibukannya bekerja, setidaknya kutipan yang dimuralkan tersebut dapat memberikan spirit baru, membangkitkan kesadaran betapa pentingnya ruang istirahat itu.

Sebagai salah satu contoh kutipan yang dihadirkan adalah Bareng2 Kita Udah “Kayak” Sarden dan Dibuat Nyaman Aja, mencitrakan keluh-kesah para pekerja, yang di satu sisi terucapkan secara jujur, sedangkan di sisi lain menegaskan ungkapan satire bagi siapa pun yang “membacanya” secara jeli.

Di samping tema Rest in Fear 3 yang akan disemarakkan di tiga tempat itu, Pendulum sebagai kolektif yang dimulai di tahun 2018 –dan merupakan komunitas Kajian Budaya dan Media di Yogyakarta dengan tujuan mengajak tiap orang yang punya kreativitas dan daya kritis lebih untuk berbagi analisis serta refleksinya mengenai realitas sosial-kemasyarakatan– ini juga memiliki rencana untuk mengeksplorasi wacana-wacana lain yang berpaut erat dengan kajian budaya dan media. Artinya, Proyek Rest in Fear ini barangkali akan diteruskan sampai gelombang entah sampai berapa, menyesuaikan isu-isu ruang istirahat pekerja yang memerlukan respons lanjutan.

Yang pasti, selama proses itu masih berlangsung, selain membangun jaringan kesenian yang lebih luas, Pendulum juga hendak meneruskan eksperimentasi dimensi ataupun bentuk seni lainnya—dengan dan melalui penggalian berbasis penelitian empiris di lapangan. Tentu saja kerja riset dan seni di sini diorientasikan dalam rangka merayakan kebebasan kreatif anak muda.

Lebih lanjut perihal ‘Rest in Fear 3’ yang disajikan seiring helatan Biennale Jatim ke-8 ini, sila bisa menghubungi Contact Person di nomor +62 852 91834515 atas nama ‘Benny Widyo’. [uth]

4.9/5 - (7 votes)

4.9/5 - (7 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha