Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.7/5 - (4 votes)
HIGHLIGHT
   
Yani Saptohoedojo dalam Greget Gumregah Covid-19”

‘Greget Gumregah Covid 19’ Menjadi Aksi Peduli Para Seniman Seni Rupa di Tengah Masa Pandemi


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 17 Juli 2020   (2,542 Readers)

Di tengah-tengah masa krisis akibat pandemi covid19, beberapa perupa Jogja kembali menggelar aksi peduli pada hari Kami tanggal 16 Juli 2020, tepatnya berada di Posnya Seni Godod, Jl. Suryodiningratan MJ II/641. Aksi peduli tersebut dikemas dengan konsep menarik, yang salah satunya yaitu dengan mengusung tajuk “Greget Gumregah Covid 19”.

Aksi peduli para seniman seni rupa dalam “Greget Gumregah Covid 19” ini diwujudkan e dalam berbagai ragam kegiatan, di antaranya adalah laku doa sastra mantra, yoga meditasi, doa dalam bentuk rajah dan kaligrafi, serta lukis bareng di Jogja dan di sejumlah kota lainnya. Untuk para perupa di Jogja sendiri melukis on the spot dengan tema beragam.

Sejumlah perupa di Jogja yang turut serta dalam aksi “Greget Gumregah Covid 19” ini antara lain adalah Rujiman Koi, Rismaryono, Darto Taru, Ledek Sukadi, Tatiek Mudjiarti, Nanang Wijaya, Totok Bukhori, Hendro Purwoko, Subaru, dan Susilo.

Dalam “Greget Gumregah Covid 19”, selain melakukan aktivitas seni rupa, proses kreatif lewat lukis juga dibarengi dengan diiringi alunan gender yang dimainkan oleh Steven Burel asal Inggris.

Seniman senior Syaiful Adnan juga turut ambil bagian dengan membuat doa-doa keselamatan dalam lukisan kaligrafi, sementara Mbah Muji dan Sakijo dari komunitas Hosoko membuat rajah-rajah doa dengan aksara-aksara kuno Hosoro.

Yani Saptohoedojo dalam Greget Gumregah Covid-19”

Masih di tempat yang sama, pematung Kondang Sugito membuat patung dengan tema corona. Ialah sebuah patung berbentuk kepala dengan rambut atau tanduk-tanduk runcing dan bermulut penuh taring yang terinspirasi dari bentuk virus corona.

Seturut dengan itu, selama kegiatan berlangsung, LKJ Sekar Pangawikan pimpinan R. Bambang Nursinggih juga turut serta berpartisipasi, yaitu dengan membawakan ritual kidung sastra mantra agar bangsa Indonesia segera lepas dari wabah virus corona. Sedangkan di satu sudut ruangan seorang praktisi yoga Jogja, Yadi, menggelar doa lewat yoga dan meditasi.

Untuk lebih membuat greget dalam aksi peduli bertajuk “Greget Gumregah Covid 19” ini disajikan pula koleksi keris milik Kusno, seorang pemerhati tosan aji Jogjakarta. Keris-keris yang disajikan khusus berpamor Singkir dan Nunggak Semi yang memiliki maksud untuk menyingkirkan wabah penyakit dan sebagai tolak bala.

Seniman Godod Sutejo selaku koordinator acara menyampaikan bahwa aksi ini merupakan kelanjutan dari pameran Artsale Covid 19 yang digelar secara daring sejak 11 Juni 2020 di akun Instagram @artsale2020. Hasil lukis bareng ini nantinya juga dipamerkan di akun Instagram @artsale2020 sampai tanggal 5 September 2020 mendatang.

Godod menuturkan bahwa secara simbolis acara ini dimaksudkanguna menghalau wabah Covid 19 yang telah memporak porandakan kehidupan masyarakat, termasuk para seniman yang sangat terdampak secara langsung.

“Dengan gelar titi laku lukis bareng, mendaraskan doa-doa melalui kuas dan kanvas serta lantunan kidung sastra mantra diharapkan akan membantu mengenyahkan wabah penyakit,” sambung Godod.

Sementara itu, di waktu yang sama, sejumlah perupa dari luar Jogja juga menggelar lukis bareng di studio masing-masing. Mereka diantaranya Chune Ebeg Mayong dari Purbalingga, Arfial Arsyad di Solo, Hendrawan di Banyuwangi, Jaefahru di Bogor, Budi Karmanto di Jakarta, Danarso di Semarang, Subanu & Yuliascana di Surabaya, serta Erwan Wijanarko, Mulyoto dan sejumlah perupa lain di Bali.

Perupa Tatiek Mudjiarti dan Darto Taru dalam aksi peduli Greget Gumregah Covid-19”

“Tentu segala usaha harus kita upayakan. Selain penerapan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, tentu kita juga harus selalu berdoa kepada pemilik hidup dengan berbagai cara, salah satunya melalui aksi seperti ini. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan kembali greget semangat para seniman yang selama beberapa bulan ini bisa dibilang vakum, baik dalam proses kreatifnya, kegiatan pameran maupun pemasukan ekonominya,” tambah Godod.

Selama acara berlangsung, para peserta dan pengunjung tetap menerapkan protokol kesehatan yakni dengan cuci tangan, jaga jarak, menghindari kontak langsung, dan memakai masker.

Koordinator aksi sekaligus pemilik Posnya Seni Godod tersebut lebih jauh memaparkan bahwa kegiatan aksi peduli oleh para seniman seni rupa dalam “Greget Gumregah Covid 19” ini, yang kemudian juga disambung dengan pameran daring, memiliki tujuan guna mengantisipasi pemasaran karya seni selama masa pandemi. Berlatar-belakang pameran fisik di galeri saat ini masih belum memungkinkan, maka dilakukan usaha untuk menjangkau peminat seni secara lebih luas, yaitu dengan menggelar pameran online. [uth]

4.7/5 - (4 votes)

4.7/5 - (4 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha