Ibadah Musikal 100 Hari Djaduk Ferianto Menjadi Cara Mengenang Almarhum dengan Rasa Bahagia

Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 7 Februari 2020 (5,939 Readers)

13 November 2019, sekira pukul 2:30 WIB, begawan seni dan budaya asal Yogyakarta yang juga putera bungsu dari Bagong Kussudiardja sekaligus adik dari Butet Kertaradjasa telah berpulang kembali ke pangkuan Sang Maha Kuasa. Sebagaimana dituturkan orang-orang terdekat, beberapa jam sebelumnya, di kawasan Jalan Munggur -Jogjakarta, bersama teman-teman lain beliau masih aktif dalam rapat persiapan helatan musik Ngayogjazz yang hendak digelar 16 November 2019, 3 hari setelah wafatnya. Dan sekira pukul 00:30 WIB malam itu, beliau pamit merasa tak enak badan, sehingga juga sempat request air minum.

Februari 2020 artinya telah menapaki 100 Hari Djaduk Ferianto pergi ketika menilik waktu berpulangnya beliau di tanggal 13 November 2019 tersebut. Karena itu, Kua Etnika menjadi garda terdepan yang mengagendakan gelaran mengenang sang begawan Djaduk Ferianto itu dengan rasa bahagia. Ibadah musikal itu sendiri tepatnya dihelat pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2020, dengan mengambil tempat di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta.

Kua Etnika yang merupakan grup musik bentukan Butet Kartaredjasa, Purwanto, dan tentu saja (alm) Djaduk Ferianto seolah merasa tak hendak melupakan begitu saja segala hal kebaikan yang pernah dilakukan oleh Djaduk. Ketika orang lain yang belum tentu bisa sebulan sekali bergaul dengan Djaduk saja bisa berkelakar ikhwal kebaikan yang beliau lakukan semasa hidup, apalagi dengan para personil Kua Etnika yang bisa dikatakan hampir setiap waktu selalu mem-bersama-i almarhum.

Sebut saja Mantan Menteri Agama di era Presiden Jokowi -Lukman Hakim Saifuddin, yang pada waktu sebelum dimakamkannya sang begawan juga mengungkapkan kepribadian Alm Djaduk Ferianto. Beliau sangat ingat dengan kalimat yang pernah diucapkan Djaduk sewaktu berpentas di kota Malang; “Atiku Ora Tekan, Mas!”

Dikisahkan oleh Lukman Hakim Saifuddin, bahwa ketika Djaduk bersama Kua Etnika manggung di Kota Malang tersebut, dari sebuah corong suara keluar lafal adzan dan kemudian disambung dengan nyanyian-puji-pujian. Saat mendengar suara Adzan itu, sontak Djaduk memberi komando ke teman-teman sesama musisi untuk berhenti sejenak. Selepas adzan usai, selanjutnya beberapa pejabat yang menghadiri pementasan Djaduk mempersilahkan untuk kembali melanjutkan pementasannya. Namun apa kata Djaduk ketika masih terdengar suara nyanyian-puji-pujian? Ya, kalimat “Atiku Ora Tekan, Mas!” itulah yang keluar dari mulutnya.

Atas jasa kebaikan yang dilakukan almarhum tersebut, pada akhirnya didukung oleh Warta Jazz pula, gelaran Ibadah Musikal 100 Hari Djaduk Ferianto bakal diselenggarakan secara gratis dan terbuka untuk umum. Hanya saja memang diwajibkan melakukan pendaftaran mengingat tempat acara yang terbatas.

Mereka yang memandu kebahagiaan dalam Ibadah Musikal 100 Hari Djaduk Ferianto tersebut kenyataannya ada banyak, antara lain adalah sebagai berikut; Kua Etnika, Butet Kartaredjasa, Idang Rasjidi, Endah Laras, Syaharani, Soimah Pancawati, Ricad Hutapea, Teater Gandrik, Tricotado, Mucichoir -Jazz Mben Senen, dan Tashoora.

Sementara sebagai pembawa acaranya adalah Alit Jabang Bayi serta Gundhissos. [uth]

Ibadah Musikal 100 Hari Djaduk Ferianto

Waktu	Selasa, 25 Februari 2020 \| 19:30 WIB
Tempat	Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta Jl. Sriwedani No.1, Ngupasan, Kec. Gondomanan Kota Yogyakarta
Penampil	Kua Etnika, Butet Kartaredjasa, Idang Rasjidi, Endah Laras, Syaharani, Soimah Pancawati, Ricad Hutapea, Teater Gandrik, Tricotado, Mucichoir -Jazz Mben Senen, Tashoora, Alit Jabang Bayi, serta Gundhissos
Contact Person & Pendaftaran	0895 0894 5005 (Desi)