Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
JAFF 16 2021 usung Tema Kegigihan 'Tenacity'

JAFF 16 Tahun 2021 yang Mengusung Tema Kegigihan ‘Tenacity’ Menayangkan Program Khusus Retrospektif: Gunawan Maryanto


Diwartakan oleh Official Adm pada 27 November 2021   (1,814 Readers)

Jelang akhir tahun 2021 kali ini, gelaran festival film rutin tahunan yang telah digelar sejak tahun 2006 silan dengan nama JAFF –akronim dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival– digelar kembali dengan mengusung tema ‘Tenacity’ atau kegigihan.

JAFF 16 tahun 2021 bertema Tenacity ini menawarkan gagasan tentang kegigihan sinema yang ternyata mampu terus bergeliat, meski berada di tengah keadaan yang serba tidak pasti akibat pandemi. Sikap gigih adalah bekal yang mendasari dalam upaya melakukan adaptasi sekaligus pertahanan terhadap kelangsungan sinema Asia Pasifik yang dinilai luar biasa ini.

Tema Tenacity pada JAFF 16 kali ini juga menjadi satu gambaran situasi tentang bagaimana kita tetap gigih untuk beradaptasi dalam menjalani kehidupan di era kenormalan baru. Hal tersebut sebagaimana dituturkan oleh Garin Nugroho selaku founder JAFF, bahwa disadari ataupun tidak, pada kenyataannya JAFF mampu menggerakkan anak-anak muda yang gigih bergerilya meniti dirinya di dunia film. Bahkan bukan itu saja, ia juga dapat menggerakkan sebuah kota menjadi oasis kegigihan para gerilyawan film yang bekerja dengan cara masing-masing dan menggerakkan mereka dengan beragam akses informasi dunia film lokal dan internasional dengan terbuka.

Berbeda dengan satu tahun sebelumnya, yaitu tahun 2021 silam yang penyelenggaraannya dilakukan metode full online, maka untuk JAFF 16 tahun 2021 kali ini ia dihelat secara hybrid, yaitu bauran antara luring dan daring.

Perihal lokasi pemutarannya, JAFF kembali ke Empire XXI Yogyakarta seperti yang dilakukan pada tahun 2019 silam. Hal ini dipilih sebagai upaya JAFF guna memberikan ruang untuk mempertemukan kembali film dengan penontonnya secara langsung tanpa mengurangi pengalaman sinema yang ideal. Selain itu, JAFF juga memfasilitasi para penonton yang tak dapat datang secara langsung dengan kembali berkolaborasi bersama KlikFilm dalam program pemutaran daring dan Public Lecture.

Pembukaan JAFF 16 Tahun 2021

Sajikan Film Pendek dan Film Panjang

Gelaran JAFF 16 agendanya menghadirkan sejumlah 115 film dari 15 negara Asia Pasifik yang berhasil lolos kurasi mengalahkan lebih dari 400 film dari berbagai negara yang didaftarkan. Limabelas negara yang terlibat dalam JAFF 16 tahun 2021 kali ini masing-masing adalah Australia, Singapore, Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Filipina, Myanmar, Laos, Taiwan, Japan, China, Korea Selatan, Sri Lanka, India, Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan, Iran, Turki, Qatar, Austria, Jerman, Britania Raya, Belanda, Prancis, Spanyol, Mesir, Saudi Arabia, Palestina, Amerika Serikat, Mexico, dan Kolombia.

Sementara itu untuk jumlah 115 film pada JAFF kali ini terdiri dari 46 film panjang dan 69 film pendek yang tergabung dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Program kompetisi ini terbagi menjadi kompetisi film feature pada program Main Competition yang memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards dan kompetisi film pendek dalam program Light of Asia yang memperebutkan Blencong Awards.

Selain kedua program tersebut, JAFF memberikan penghargaan pada para sutradara yang menelurkan karya film feature pertama dan keduanya dalam kompetisi NETPAC Awards. Film-film Indonesia yang akan ditayangkan tahun ini akan berkompetisi dalam program JAFF Indonesian Screen Awards yang memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik. Di samping program kompetisi, JAFF mempersembahkan seleksi film-film terbaik Asia Pasifik yang tergabung dalam program Asian Perspectives dan beberapa program unggulan lain seperti Layar Indonesiana, Indonesian Film Showcase, Layar Komunitas, Classic, dan Retrospective: Gunawan Maryanto.

Tahun ini, film-film Indonesia yang telah berkeliling ke banyak festival internasional akhirnya untuk pertama kalinya ditayangkan di Indonesia. Penyalin Cahaya (2021) yang disutradarai Wregas Bhanuteja mendapat penghargaan Nominee for New Currents, Busan International Film Festival 2021 dan menyabet 12 Piala Citra masuk ke dalam program Main Competition bersama dengan film Yuni (2021) karya Kamila Andini yang memenangkan penghargaan Platform Prize, Toronto International Film Festival 2021 dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) karya Edwin yang sebelumnya menyabet penghargaan tertinggi dalam Locarno International Film Festival 2021, penghargaan Golden Leopard.

Tak hanya film-film feature, JAFF menayangkan film pendek Indonesia Laut Memanggilku karya Tumpal Tampubolon yang mendapat penghargaan Sonje Award (Asia), Busan International Film Festival 2021 Best Short Film dan Film Pendek Terbaik Festival Film Indonesia 2021 dan Dear To Me (2021), karya Monica Vanesa Tedja yang mendapatkan Special Mention Open Doors Shorts, Locarno Film Festival 2021. Keduanya berkompetisi di program Light of Asia. Film-film pilihan ini masuk ke dalam program JAFF karena dirasa mampu mewakili semangat sineas yang mencerminkan geliat dan potensi filmmaker Indonesia yang mampu bersaing di kancah internasional.

Sering dengan sajiannya, Ifa Isfansyah selaku Direktur Festival JAFF menyatakan harapannya tentang JAFF agar bisa menjadi medium yang mampu mencakup semua kalangan, baik masyarakat internasional pun masyarakat di seputar kita di Indonesia ini.

“Kami berharap adanya JAFF mampu menjadi medium untuk menayangkan film-film yang sebelumnya hanya eksklusif beredar di kancah Internasional. JAFF ingin memberikan ruang untuk film-film ini dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” tutur Ifa Isfansyah.

Pembukaan JAFF 2021

Public Lecture & Program Khusus Retrospektif: Gunawan Maryanto

Tahun 2021 kali ini JAFF mempersembahkan pula program khusus guna mengenang seniman Gunawan Maryanto melalui program Retrospektif: Gunawan Maryanto yang akan menayangkan film-film yang dibintangi beliau, Istirahatlah Kata-Kata (2016) dan The Science of Fictions (2019). Dua film yang sebelumnya untuk pertama kali ditayangkan di JAFF setelah berkeliling di festival internasional.

Pihak penyelenggara memetakan bahwa antusiasme penonton untuk kembali menyaksikan sosok Gunawan Maryanto di layar lebar membuat program ini masih sangat banyak diminati. Hal ini sebagaimana penuturan Ifa Isfansyah perihal sosok Gunawan Maryanto yang tak hanya mampu menghipnotis para penonton untuk ikut tenggelam dalam performanya sebagai aktor, akan tetapi juga patut dikenang sebagai sosok yang dekat dan yang tak berhenti mendukung JAFF sedari dulu. Dengan latar belakang seperti itulah, maka pihak penyelenggara hendak mengucapkan banyak terima kasih atas jasa-jasa beliau dengan cara mengenangnya melalui film.

Public Lecture sebagai program non-pemutaran film turut memeriahkan JAFF 16. Terdapat 4 sesi Public Lecture di antaranya adalah, “Theme Discussion: Tenacity” dengan pembicara Yulia Evina Bhara, Wregas Bhanuteja, dan dipandu oleh Budi Irawanto, Content and Programming: dengan John Badalu dan Alexander Matius akan dipandu oleh Ifa Isfansyah, serta South East Asia Cinema Nowadays bersama Apichatpong Weerasethakul yang dipandu Kamila Andini.

Pembukaan JAFF 16

JAFF 16 secara resmi dibuka di Empire XXI Yogyakarta dengan penayangan film A Hero (2021) karya Asghar Farhadi secara serentak di seluruh studio. Rangkaian acara pembukaan juga menggunakan metode penayangan sambutan dan rangkaian hiburan berbentuk video guna meminimalisir acara seremonial langsung yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Acara pembukaan JAFF 16 diisi oleh Ari Wulu dan Komunitas Gayam 16 yang dapat disaksikan secara langsung melalui KlikFilm.

Sementara itu untuk pemilihan film A Hero (2021) dirasa tepat sebagai representasi semangat kegigihan yang digaungkan oleh JAFF. Film asal Iran ini menceritakan tentang Rahim, seorang bapak, yang harus masuk penjara karena tidak mampu membayar hutangnya. Selama cuti dari penjara, dia ingin menarik pengaduan atas hutang yang diemban, tetapi ternyata rencananya tak berjalan semulus yang ia pikir. Karya film ini berhasil menyabet penghargaan Grand Prix di kompetisi Palme d’Or Cannes Film Festival dan merupakan perwakilan negara Iran untuk nominasi Best International Feature Film pada 94th Academy Awards mendatang.

Seremonial pembukaan yang diadakan pada hari Sabtu, 27 Desember 2021 berjalan lancar dan meriah. Meskipun hujan mengguyur Yogyakarta sejak pagi hari, namun semangat para pengunjung tidak patah. Lima studio Empire XXI Yogyakarta terisi penuh oleh para pengunjung yang tak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi juga dari beberapa daerah di luar Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Festival dibuka dengan sambutan singkat dari para direksi, Budi Irawanto sebagai Festival President, Ifa Isfansyah sebagai Festival Director, dan Alexander Matius sebagai Program Director. Selain itu, ada pula sambutan dari Sultan Hamengkubuwono X yang diwakilkan, dan juga sambutan dari Ahmad Mahendra, S.Sos., selaku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

“Dalam ranah yang lebih luas, ‘Tenacity’ bisa dipahami sebagai semangat kegigihan dari sinema Asia dalam mengatasi berbagai persoalan serta merumuskan respon yang inovatif dalam menjawab tantangan,” tutur Budi Irawanto membuka JAFF 16.

Budi Irawanto bersama para jajaran panitia JAFF 16 mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh rekanan yang setia mendukung JAFF sehingga tahun ini dapat mewujudkan JAFF sebagai ruang tonton yang aman untuk menampilkan semangat inovasi dari para pembuat film di Asia Pasifik.

Antusiasme para pecinta film untuk kembali mengalami sinema terasa sangat semarak. Tercatat lebih dari lima film yang habis terjual kurang dari 30 menit sejak dibuka. Adanya pembatasan jumlah penonton demi kesehatan dan meminimalisir keramaian akibat dari masa era pandemi membuat para penonton mesti rebutan untuk memesan tiket film pilihan mereka. Namun, hal tersebut tidak menjadi kendala bagi penikmat lain yang tidak dapat menikmati secara langsung karena film-film di JAFF juga tersedia di KlikFilm bagi siapapun yang ingin menonton dengan berlangganan jangka pendek.

“Di saat krisis terjadi seperti sekarang ini dan sinema berada di titik terendahnya, ternyata hal yang paling dasar yang harus dilakukan untuk membela sinema adalah dengan menonton sinema itu sendiri. Penting sekali kita mengambil posisi sebagai penonton, siapa pun kita,” ujar Ifa menanggapi hal ini.

JAFF 16 akan dilaksanakan selama delapan hari berturut-turut terhitung sejak pembukaannya pada tanggal 27 November hingga 4 Desember 2021. Seluruh tiket dapat dipesan melalui aplikasi atau website M-Tix dan TIX ID.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai JAFF 16, sila dapat mengaksesnya di sosial media resmi JAFF di website www.jaff-filmfest.org dan atau IG @jaffjogja. []

4.9/5 - (7 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Official Adm


Tentang Official Adm