Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
ARTJOG 2023_Explanatory_Studio Klampisan x Romi Perbawa

Program Explanatory Artjog 2023 Kedepankan Inklusivitas & Kesetaraan Akses Sekaligus Partisipasi Kawan Difabel Dalam Mengapresiasi Penciptaan Karya Seni


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 20 Agustus 2023   (10,186 Readers)

Digawangi oleh B.M. Anggana, kemunculan Program Explanatory satu tahun silam, tepatnya di gelaran ARTJOG MMXXII tahun 2022 yang lalu, menjadi bagian dari weekly performance. Program Explanatory tersebut juga tetap berlanjut di tahun 2023 kali ini, yang kemudian menjadi salah satu mata program dari performa•ARTJOG.

Dengan tetap menghadirkan semangat menciptakan sinergi antara seni rupa dengan seni pertunjukan maka Program Explanatory Artjog 2023 kali ini hadir memfasilitasi empat seniman, baik individu maupun kelompok. Mereka masing-masing adalah Deni Septyanugroho dari Wonosobo yang merupakan seniman difabel netra, Abi Muhammad Latif dan Dayu Prisma dari Studio Klampisan Banyuwangi, Arief Wicaksono dari komunitas Ba(wa)yang Jogjakarta, dan Densiel Prisma Y Lebang dari Jakarta.

ARTJOG 2023_Explanatory_Deni Septyanugroho x Butet Kartaredjasa

Sejak bulan Juli yang lalu, keempat seniman tersebut telah melakukan dialog, riset, serta proses kreatif penciptaan karya, untuk kemudian bisa merespon karya rupa yang terpajang dalam ARTJOG 2023 sebagai sebuah bentuk seni pertunjukan baru, hingga selanjutnya bentuk seni pertunjukan baru tersebut ditampilkan pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 18 dan 19 Agustus 2023, pukul 19.30 WIB.

ARTJOG 2023_Explanatory_Deni Septyanugroho x Butet Kartaredjasa

  • Deni Septyanugroho

Deni Septyanugroho bersama Persatuan Tunanetra Indonesia akan menampilkan sebuah pertunjukan yang merespon Wirid Visual Bambang Ekolojo karya Butet Kartaredjasa. Pertunjukan ini menghadirkan respon tiga performer netra, yaitu Rizka Yunita a.k.a Rizka Rinonce, Robi Agus Widodo, serta Fauzi Muhammad Haidi melalui puisi, musik, dan monolog. Mengeksplorasi konsep tentang nusantara, karya ini menampilkan wirid netra dalam bentuk braille yang telah menempuh proses penciptaannya sejak 18 Juli 2023 lalu.

ARTJOG 2023_Explanatory_Densiel Lebang x Ipeh Nur

  • Densiel Prisma Y. Lebang

Densiel Prisma Y. Lebang menyajikan pertunjukan tari yang mengeksplorasi ruang personal dan rasa keterasingan dalam instalasi ‘Seperti Laut yang Gelap dan Misterius’ karya Ipeh Nur Beresyit. Pertunjukan ini mengeksplorasi konsep spasialitas yang mencerminkan hubungan dinamis antara struktur ruang dalam masyarakat dan dampaknya terhadap individu. Ditampilkan dalam instalasi lorong dan gua, pengunjung akan secara langsung mengalami interaksi antara tubuh dan ruang yang sekaligus menciptakan pengalaman unik dalam menikmati sebuah performans.

ARTJOG 2023_Explanatory_Studio Klampisan x Romi Perbawa

  • Studio Klampisan

Pertunjukan oleh Studio Klampisan menampilkan performans teatrikal merespons karya ‘Au Loim Fain’ oleh Romi Perbawa. Merefleksikan kisah tragis buruh migran serta nasib serupa yang dialami oleh banyak pekerja migran Klampisan, mereka akan menampilkan pertunjukan dramaturgi Layat, sebuah pertunjukan berdurasi panjang yang melibatkan partisipasi audiens melalui proses menjahit. Karya ini berupaya mengenang kisah tragis para pekerja migran, baik mereka yang berhasil kabur dan selamat, atau mereka yang pulang tak bernyawa.

ARTJOG 2023_Explanatory_Arief Wicaksono x Evi Pangestu

  • Arief Wicaksono

Arief Wicaksono yang merupakan difabel wicara akan merespon karya Evi Pangestu berjudul ‘Forced Interaction’, sebuah lukisan berwarna mencolok dengan benda tiga dimensi menyeruak dari balik kanvas. Seniman difabel ini memandang bahwa karya Evi mengeksplorasi sebuah konsep vital yang memberikan titik reflektif terhadap kondisi dirinya. Sesi pertunjukan ini akan menyandingkan konsep pemberontakan dan kontrol dalam karya lukis Evi yang diam dengan respons personal Arief tentang konsep keterbatasan melalui performans gerak tubuh.

B.M. Anggana atau akrab pula dengan panggilan Eng selaku kurator program performa ARTJOG 2023 mengungkapkan bahwa program Explanatory Artjog 2023 kali ini kembali menghadirkan formasi yang lebih mengedepankan inklusivitas serta kesetaraan akses. Meskipun semangat tersebut telah dimulai dalam program Explanatory pada tahun sebelumnya, tahun ini ARTJOG ingin lebih melebarkan akses serta partisipasi kawan difabel dalam apresiasi dan penciptaan karya seni. Momen ini diharapkan dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan serta proses apresiasi atas keunikan artistik masing-masing seniman. [hmk]

ARTJOG 2023_Explanatory_Deni Septyanugroho x Butet Kartaredjasa

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi