Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Gading Paksi di Jumpa Pers ARTJOG MMXXI Tahun 2021

ARTJOG MMXXI Tahun 2021 Menjadi Tempat Belajar dan Praktik Mengelola Festival Seni Kontemporer Secara Adaptif Terhadap Perkembangan Teknologi Sekaligus Preventif Terhadap Risiko Keselamatan dan Kesehatan


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 1 Juli 2021   (3,294 Readers)

Di masa pandemi Covid-19 mulai mewabah negeri ini, tahun 2020 silam ARTJOG sebagai festival seni kontemporer yang rutin digelar tahunan akhirnya harus dibuat tak menentu. Di tengah keadaan tersebut para awak ARTJOG pun harus bersiasat, hingga terselenggaranya acara, meski waktunya mundur jauh ke belakang dari jadwal semula. 2020, selain harus membawa ‘resilience’ sebagai respon atas mewabahnya pandemi, agenda tahunan ARTJOG inipun harus digelar di jelang akhir tahun, dan itu musti dipresentasikan secara online sekaligus offline secara terbatas.

ARTJOG MMXXI tahun 2021 kali ini tak jauh berbeda dengan satu tahun sebelumnya. Pada mulanya ia juga telah dirancang sedemikian rupa, hingga dirasa cukup dan siap dilaksanakan dengan agenda pasti dan juga menghitung segala kemungkinan pandemi yang masih belum enggan pergi. Akan tetapi, kenyataan yang ada cukup melampaui prediksi, pasalnya dari awal bulan Juni, virus corona kembali melonjak grafiknya, bahkan ratusan nyawa melayang dibuatnya.

Memang agenda ARTJOG yang dijadwalkan 8 Juli hingga 31 Agustus 2021 dengan lokasi di area Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta sudah pasti dan tak terganti, akan tetapi semua harus bersiasat dan merapatkan barisan kembali. ARTJOG MMXXI tahun 2021 tetap digelar bukan hendak melawan arus dan kondisi, akan tetapi ia diselenggarakan guna tetap mengakomodasi para pekerja kreatif sekaligus memberikan respon atas keadaan, sambil harus tetap ingat tentang rencana awal dengan tidak harus kehilangan arah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Heri Pemad selaku Direktur ARTJOG, tepatnya pada hari Kamis 1 Juli 2021, saat diadakan jumpa pers di Hotel “Pulang ke Uttara” Jl. Kaliurang Yogyakarta dan disiarkan secara daring melalui fasilitas Zoom.

“Tahun 2020 lalu kami melempar gagasan tentang resiliensi, sebagai penyuntik semangat untuk kita semua agar dapat bertahan, bahkan bangkit di kala krisis. Belajar dari gagasan itu, maka kami menganggap bahwa selama kami mampu, ARTJOG harus tetap hadir untuk masyarakat, meskipun diselenggarakan di tengah berbagai keterbatasan,” jelas Heri Pemad.

Heri Pemad di ARTJOG MMXXI Tahun 2021

Selanjutnya berkaitan dengan rencana awal yang tak harus menghilangkan arah tersebut, maka gelaran ARTJOG kali ini kembali berupaya untuk menuju pada skema awal-kuratorial, yaitu sebagaimana yang telah dicanangkan sejak 2018 silam, tak lain adalah dengan meneruskan edisi kedua dari trilogi pameran arts in common dan sekaligus kembali mengusung tajuk Time (to) Wonder. Ialah mengangkat ikhwal ‘waktu’ sebagai konsep kunci.

Di tengah pandemi pada pameran ARTJOG MMXXI tahun 2021 ini bakal ditampilkan sejumlah karya-karya mutakhir dari 41 seniman, baik perorangan ataupun kelompok, yang kesemuanya tinggal dan bekerja di Indonesia.

Perihal Arts in Common pada ARTJOG MMXXI tahun 2021 arah yang dibidik adalah menuju masa silam sebagai sebuah sejarah. Karena itu, para seniman yang telah dipersiapkan dan diundang sejak bulan Desember 2020 lalu juga bakal mempresentasikan karya-karyanya terkait ‘sejarah’ sebagai bagian peristiwa “pada waktu yang telah berlalu” tersebut.

Masih pada acara jumpa pers yang digelar secara daring sekaligus luring (dengan undangan terbatas), Heri Pemad juga menyinggung tentang situasi terkini yang harus disikapi secara arif. Salah satunya yang paling disoroti adalah mengenai Penerapan PPKM alias Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat oleh Pemerintah, di mana dalam menyikapi hal tersebut, pihaknya sebagai penyelenggara ARTJOG juga tetap akan mematuhi aturan yang ada, karenanya di awal sejak dibuka hingga waktu yang belum ditentukan, presentasinya akan dilakukan dengan format daring terlebih dahulu.

Hal senada diungkapkan pula oleh Gading Paksi selaku Manajer Program ArtJog, bahwa menyikapi keadaan tak menentu yang kemudian diberlakukan PPKM Darurat oleh pemerintah, maka meskipun penyelenggaraan ARTJOG MMXXI tahun 2021 ini tetap berjalan, namun ia akan tetap mematuhi aturan yang ada dan siap dengan segala kemungkinan. Artinya, kehadirannya sama sekali bukan lantas hendak melawan arus.

Baik Heri Pemad pun Gading Paksi menyatakan hal tak jauh berbeda, bahwa meskipun situasi hari-hari ini sangat tidak menguntungkan bagi diselenggarakan sebuah perhelatan, salah satunya seperti ARTJOG ini, akan tetapi perubahan-perubahan kebijakan publik selama masa pandemi ini justru menjadi tantangan tersendiri bagi tim ARTJOG untuk kemudian bersiasat membikin rencana tentang banyak kemungkinan yang bisa dikerjakan. Ketidak-menentuan kondisi malah bisa mengantarkan langkah antisipasi sebagai sebuah improvisasi dalam berkarya.

Dalam press conference ARTJOG MMXXI tahun 2021 di Hotel Pulang ke Uttara tersebut selain mengetengahkan Heri Pemad, Gading Paksi, serta perwakilan dari Dinas Kebudayaan DIY, dihadirkan pula Bapak Wawan sebagai perwakilan dari hotel sebagai tuan rumah jumpa pers dan juga pihak sponsor, Ign Nilu dan Agung ‘Jennong’ Hujatmiko (secara online dari Bandung) yang mewakili pihak Kurator. Dua seniman yang dihadirkan dalam acara jumpa pers tersebut adalah Jompet Kuswidananto dan Sirin Farid Stevy.

Mengenai karya dari seniman, Jompet memang mengetengahkan karya yang merujuk pada waktu di masa silam, namun ia tak spesifik mengerucutkan tema, karena itu multi tafsir sebagai bagian dari intepretasi publik sangat dimungkinkan pada karya Jompet kali ini. Sementara Sirin Farid Stevy yang selain seniman seni rupa adalah juga vokalis band FSVLST, kali ini mempresentasikan karya yang dibuatnya bersama keluarga besar (terutama sang ayah), yaitu terkait dengan peristiwa tragedi 1965 di Gunungkidul sebagai tanah moyang sang seniman, dan itu masih sangat bersinggungan dengan garis keturunan Farid Stevy.

Farid Stevy di Press Conference ARTJOG MMXXI Tahun 2021

Ikhwal rangkaian program yang rencananya bakal dihadirkan di Festival Seni Kontemporer ARTJOG MMXXI tahun 2021 kali ini, Gading Paksi memaparkan bahwa selain program pameran, akan diketengahkan pula program edukasi yang sempat absen di tahun lalu –antara lain seperti Young Artist Award, dan dihadirkan juga Exhibition Tour serta Meet the Artist.

Di samping itu, program Expanded ARTJOG masih dihadirkan sebagai satu siasat dalam pengelolaan festival seni, merekam realita yang terjadi di baliknya. Sementara program pertunjukan, apabila keadaan memang sudah memungkinkan, ia dijadwalkan bakal hadir setiap akhir pekan sebagai wadah presentasi ragam karya musik, teater, tari kontemporer, dan performance art.

Masih menurut Gading Paksi, program ARTCARE yang awalnya sebagai salah satu wujud kontribusi seniman dan pegiat seni bagi kemanusiaan, kini hadi dengan kualitas yang ditingkatkan, tak lain agar bisa memberi dampak lebih luas pada ekosistem seni.

Di luar program-program yang telah disebutkan di atas, ARTJOG MMXXI tahun 2021 yang juga mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan DIY ini juga masih bekerjasama dengan JAW (Jogja Art Weeks) yang mengetengahkan agenda publikasi bersama (khususnya untuk program-program event kesenian di Yogyakarta, Magelang, dan Surakarta), sekaligus memberikan bantuan fasilitasi pameran kelompok bagi seniman muda Indonesia.

ARTJOG MMXXI Tahun 2021

Nama-Nama 41 Seniman di ARTJOG MMXXI Tahun 2021

Sejumlah 41 seniman yang dihadirkan dalam pameran seni rupa di ARTJOG MMXXI tahun 2021 kali ini adalah mereka yang menghadirkan karya untuk Time (to) Wonder, yaitu yang dipilih karya-karyanya dengan dasar bahwa praktek seni rupa dapat mempersoalkan waktu dengan pengertian yang lebih luas dan tak terjangkau sains. Para seniman yang mempresentasikan gagasan menarik tentang waktu dalam karyanya tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Agung ‘Agugn’ Prabowo
  2. Agung Kurniawan
  3. Bonggal Jordan Hutagalung
  4. Citra Sasmita
  5. Duto Hardono
  6. Eko Nugroho
  7. Eko Prawoto
  8. Eldwin Pradipta
  9. Enka Komariah
  10. Entang Wiharso
  11. Erika Ernawan in collaboration with Erik Pauhrizi
  12. F.X. Harsono
  13. Galih Adika Paripurna
  14. I Nyoman Masriadi
  15. Indiguerillas
  16. Irene Agrivine in collaboration with Caroline Rika
  17. J. Ariadhitya Pramuhendra
  18. Jompet Kuswidananto
  19. Ki Sigit Sukasman
  20. Lintang Raditya
  21. MES 56
  22. Mella Jaarsma
  23. Mohamad ‘Ucup’ Yusuf
  24. Muhammad Akbar
  25. Nadiah Bamadhaj featuring Senyawa
  26. Ngakan Made Ardana
  27. Nurrachmat Widyasena
  28. OGGZ
  29. Prihatmoko Moki
  30. R.E. Hartanto
  31. Restu Ratnaningtyas
  32. Riono Tanggul Nusantara a.k.a Tatang
  33. Samsul Arifin
  34. Sekarputi Sidhiawati
  35. Sirin Farid Stevy and Asto Puaso
  36. Suvi Wahyudianto
  37. Theresia ‘Tere’ Agustina Sitompul
  38. Timoteus Anggawan Kusno
  39. Utami Atasia Ishii
  40. Vienasty Rezqina
  41. Wedhar Riyadi

Sebagai sebuah rangkaian program seni, festival seni kontemporer ARTJOG MMXXI tahun 2021 ini memang tak segegabah tahun 2020 silam di mana waktu itu pandemi covid-19 masih membuat kalang-kabut dan tak menentu segala suasana. Namun, justru dari sana pulalah kita semua –baik pelaku pun penikmat seni– telah diajarkan langsung perihal praktik pengelolaan festival seni rupa yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus preventif terhadap risiko keselamatan dan kesehatan. Dari pengalaman-pengalaman semacam itu, harapan akan kebaikan bagi semua akan tetap terpatri sebagai sebuah langkah optimis dalam melakukan karya nyata, baik presentasi secara daring ataupun luring. [uth]

4.9/5 - (7 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha