Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
SETERUSUNYI

Event Ngayogjazz 2021 Fully Online Tetap Sukses Digelar Selepas Rencana Presentasi Secara Hybrid Dibatalkan pada Hari H Minus 1


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 21 November 2021   (2,518 Readers)

Bertempat di Padukuhan Karang Tanjung Pandowoharjo Sleman Yogyakarta, pada hari Sabtu Kliwon 20 November 2021 telah sukses diselenggarakan helatan Ngayogjazz sebagai event rutin yang digelar setiap tahun sekali.

Event Ngayogjazz 2021 yang agendanya telah direncanakan bakal disajikan secara secara hybrid, yaitu bauran antara format online dan offline dengan penonton terbatas, pada akhirnya pihak panitia terpaksa harus kembali mengubah gelarannya, yaitu hanya sebatas dipersembahkan secara online alias daring saja. Keputusan ini diambil seiring dengan himbauan pihak berwenang dengan alasan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan kesehatan masyarakat pada saat pandemi corona masih belum sirna, khususnya bagi pengunjung dan juga warga desa pun padukuhan tempat dilangsungkannya acara.

Performer Ngayogjazz 2021

Meski gelaran musik jazz rutin tahunan ini hanya bisa disaksikan oleh para penonton hanya secara online, namun agenda awal pementasan tetap tak berubah dan bisa berjalan lancar sesuai rencana, bahkan tak terkendala oleh hujan yang pada hari-hari sebelumnya acap mengguyur. Ragam agenda acara yang tersajikan tersebut adalah penampilan dari seluruh musisi dan kesenian tradisional, seperti cokekan, kekablak, tarian Jaran Edan, bregada, dan tak ketinggalan pula tari edan-edanan, semua berhasil tersiar dan langsung bisa disaksikan khalayak melalui website ngayogjazz.com dan atau kanal YouTube Ngayogjazz.

Berkaitan dengan presentasinya, terdapat sejumlah tiga panggung yang dapat dinikmati pada event Ngayogjazz 2021 kali ini, ialah Panggung Bregas, Panggung Saras, dan Panggung Waras.

Penamaan panggung di helatan Ngayogjazz tahun 2021 yang tetap bisa dinikmati secara gratis ‘dalam jaringan’ kali ini tentunya disesuaikan pula dengan helatan yang juga mengusung tagline “Tetep Ngejazz Lan Waspada”. Ialah tema yang sengaja dipilih penyelenggara sebagai upaya dalam menghadapi tantangan kondisi pandemi yang belum usai ini.

SETERUSUNYI NGAYOGJAZZ 2021

Apresiasi dan Prasasti Jazz

Acara seremonial pembukaan Ngayogjazz 2021 dilakukan di Panggung Bregas dan dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah serta pusat, di mana sebagai upaya untuk terus bergerak, berkreasi, dan berkarya, harapannya Ngayogjazz bisa turut serta memberikan bantuan dalam menggerakkan perekonomian kreatif, khususnya di Desa Karang Tanjung.

Event Ngayogjazz 2021

Pada acara pembukaan tersebut, salah satu isi sambutan senada, yaitu tentang ungkapan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dalam pelaksanaan Ngayogjazz  tahun 2021 kali ini, diucapkan oleh beberapa pihak-pejabat, baik oleh Bapak Singgih Raharjo selaku Kepala Dinas Pariwisata DIY, Ibu Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo yang merupakan Bupati Sleman, dan juga Bapak Reza Pahlevi sebagai Direktur Event Daerah Kemenparekraf.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bahwa Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) juga turut mendukung pelaksanaan Ngayogjazz 2021 sebagai salah satu bentuk sinergi jangka panjang dalam upaya memperkenalkan serta mempromosikan Indonesia, khususnya Yogyakarta.

Melalui sambungan jarak jauh, Sandiaga Salahudin Uno mengungkapkan harapannya agar seiring digelarnya Event Ngayogjazz 2021 ini dapat pula memberikan apresiasi dan sekaligus bisa membuka ruang ekspresi yang beragam dan luas kepada para musisi jazz untuk menampilkan karyanya di depan publik. Selain itu, ia juga bisa menjadi pemantik dan momen tepat untuk memberikan kepercayaan kembali kepada para wisatawan bahwa Yogyakarta sudah aman dikunjungi untuk berwisata.

“Diharapkan juga Ngayogjazz diharapkan dapat memberikan kontribusi besar pada kebangkitan sektor parekraf berbasis pada keunggulan potensi budaya lokal Yogyakarta, yang dapat menjadi multiplier effect bagi para pelaku usaha,” ungkap Sandiaga Uno.

Seiring dengan digelarnya event Ngayogjazz 2021 kali ini, selain tersajikan berbagai pertunjukan seni dan budaya, ada pula kolaborasi artistik yang dipersembahkan oleh Froghouse dan warga Karang Tanjung yang menggarap Prasasti Jazz. Program Prasasti Jazz yang dibuat mulai tahun 2021 kali ini merupakan sebentuk tribut guna mengenang almarhum Djaduk Ferianto.

Prasasti Jazz yang dibuat dari material bambu, nantinya akan menjadi peninggalan dari Ngayogjazz untuk lokasi tempat di mana perayaan ini digelar setiap tahunnya. Program ini merupakan kenang-kenangan sekaligus menjadi pengingat agar semangat Ngayogjazz bisa terus dihidupi, sebagaimana yang diwariskan oleh almarhum Djaduk Ferianto sebagai salah satu penggagasnya.

Ragam Acara Sukses Terselenggara

Diamati dari ribuan jumlah viewer (pengunjung) di kanal YouTube Ngayogjazz yang menyiarkan secara langsung pertunjukan dari tiga panggung secara bersamaan, perihal penampilan yang tersuguhkan bisa dinilai mendapatkan respon yang sangat memuaskan. Apalagi silih berganti komentar juga selalu masuk, bahkan antarpenonton juga saling berbalas dan bersahut-sahutan komentarnya.

Pun apabila dilihat dari sisi para penampil, mereka juga masih tetap merasa enjoy meski di depan panggung tak terlihat keriuhan langsung dari para penonton.

Masyarakat di Padukuhan Karang Tanjung pun seolah telah melupakan ikhwal pembatalan mendadak event yang rencananya bakal menghadirkan sekitar 1000 jumlah penonton ini. Masyarakat turut serta bergembira sejak acara dibuka dengan ragam kegiatan, dan dilanjutkan dengan rangkaian acara pembukaan yang menghadirkan “hiburan rakyat” dengan melibatkan warga pula.

Tatkala di panggung Bregas sedang melakukan seremonial pembukaan, dua panggung lain, yaitu Saras dan Waras juga memulai sajiannya. Di antaranya adalah sajian penampilan Leilani Hermiasih dengan FRAU-nya. Para penonton seolah tersihir dengan beberapa lagu yang dilantunkan Lani Frau.

Gusti Noto Swingayogya di Event Ngayogjazz 2021

Berlanjut di waktu petang, beberapa panggung juga menyajikan klothekan yang dipersembahkan oleh beberapa performer, di antaranya adalah Seterusunyi di Panggung Saras, MLD Jazz Project di Panggung Waras, dan YK Samarinda di Panggung Bregas yang beberapa waktu sebelumnya juga menampilkan SWINGAYOGYA dengan vokalisnya Gusti Noto yang tak lain adalah suami GKR Hayu.

Selepas Adzan Isya’ berkumandang, di beberapa panggung semakin antusias menampilkan pertunjukannya. Tatkala Panggung Waras menyajikan The Aliansi Skajazz Ansamble yang turut menghadirkan Heruwa sang vokalis dari Shaggydog, maka di Panggung Saras ada pula grup asal Prancis berjuluk Peemai yang berkolaborasi dengan Komunitas Gayam16. Sementara itu di Panggung Bregas ada dipersembahkan penampilan Nita Aartsen & Jogjac Team. Selain terdapat dua anak lelakinya, dalam penampilannya, Nita Aartsen juga menghadirkan beberapa orang bule, yaitu dari Polandia dan Belanda. Mereka sempat asik membawakan lagu ciptaan Ismail Marzuki yang dibawakan dalam dua bahasa; Indonesia dan Belanda.

Nita Aartsen n 2 Son

Dua Penutup Ciamik; Kua Etnika Peni Candra Rini & Krakatau Ethno Ubiet Raseuki

Pada saat Panggung Saras menyajikan penampilan Papua Original, sementara di Panggung Waras mempersembahkan Brayat Endah Laras yang sempat berkolaborasi dengan Woro Mustiko serta Balawan, maka sebagai dua persembahan akhir di Panggung Bregas (sebagai panggung utama) adalah dua grup legendaris. Pertama adalah grup Kua Etnika besutan almarhum Djaduk Ferianto dengan vokalisnya Silir Pujiwati, yang kali ini berkolaborasi dengan Peni Candra Rini, wanita penuh prestasi asal Tulungagung yang kini bermukim di Solo -Surakarta. Kedua, yang sekaligus menjadi penampil terakhir, adalah grup Krakatau Ethno yang kali ini digawangi Dwiki Dharmawan, Gilang Ramadhan, Zainal Arifin, dan kawan-kawan, serta menghadirkan vokalis legendaris Ubiet Raseuki atau dikenal dengan panggilan Kak Ubit.

Silir Pujiwati at Ngayogjazz 2021

Tampil sebagai ‘semacam’ pimpinan Kua Etnika -pengganti Djaduk Ferianto- kali ini adalah Purwanta. Selepas membawakan lagu pembuka berjudul ‘Dua Benua’, Purwanta dan Silir mengungkapkan bahwa lagu awal tersebut masih dipersembahkan sebagai Tribut to almarhum Djaduk Ferianto. Ini merupakan karya lagu terbaru dari Kua Etnika sebagai bukti tetap berkarya selepas Djaduk berpulang. Beberapa melodi pada lagu Dua Benua ini ada yang berasal dari siulannya Djaduk ketika beliau –bersama sang kakak; Butet Kertaradjasa– berada di  Table Mountain -Afrika Selatan beberapa saat sebelum berpulang. Selanjutnya Kua Etnika menyajikan lagu dengan nuansa irama Batak -Medan yang berjudul ‘Sigulempong‘.

Di lagu ke-3, Kua Etnika menghadirkan vokalis handal yang belakangan ini juga aktif menjadi tenaga pengajar di ISI Surakarta, ialah Peni Candra Rini. Lagu karyanya yang bertajuk Sekar dan diiringi musik aransemen oleh Kua Etnika kali ini dibawakan dengan apik. Berikutnya masih bersama Peni Candra Rini, membawakan lagu yang menjadi salah satu bagian dari album terbaru Kua Etnika; Manitik.

Menjadi lagu terakhir Kua Etnika dilantunkan ‘Festival’. Peni Candra Rini pada mulanya hendak turun panggung, namun kemudian ditahan oleh Silir Pujiwati, setelah musik didendangkan dengan rampak, tak pelak kedua wanita inipun turut berjoget ria.

Peni Candra Rini n Kua Etnika in Ngayogjazz 2021

Masih dari panggung Bregas yang lokasinya berada di area reruntuhan bekas rumah dan dikelilingi pohon bambu ini, naik di atas panggung adalah Dwiki Dharmawan dan Gilang Ramadhan bersama kawan-kawan Krakatau Ethno-nya.

Selepas musik menggema, terdengar lantunan suara Kak Ubiet bersama kemunculannya dari belakang panggung. Krakatau Ethno kali ini menyuguhkan beberapa karya yang tak kalah bagus, apalagi saat sang peniup seruling mempersembahkan kelihaiannya.

Di atas panggung Bregas, Dwiki Dharmawan juga sempat menuturkan bahwa penampilan Krakatau ini menjadi pertamakalinya setelah vakum sejak tahun 2014 silam, yang pada waktu-waktu sebelumnya sempat manggung di Madagaskar dan juga di Myanmar. Masih sesuai penuturan Dwiki, kehadiran Kak Ubiet di Krakatau Ethno kali ini juga cukup memberi warna, yang di antaranya adalah melengkapi presentasi lagu dari berbagai daerah di nusantara, baik lagu-lagu Indonesia timur pun barat, sebagaimana lagu bernuansa Aceh yang disuguhkan sebagai penutup event Ngayogjazz 2021 kali ini. [uth]

Krakatau Etno di Ngayogjazz 2021

4.9/5 - (11 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *