Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Prambanan Jazz Festival 2021

Meski Virtual, Prambanan Jazz Festival 2021 dengan Tagline ‘Bersemi di Tengah Pandemi’ Sukses Digelar dan Memperoleh Apresiasi dari Menparekraf Sandiaga Uno


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 20 November 2021   (2,398 Readers)

2021 menjadi tahun ke-7 diselenggarakannya Prambanan Jazz Festival yang kali ini dipresentasikan secara daring (online) dan ditayangkan dari Panggung Terbuka Ramayana Ballet – Candi Prambanan. Secara  virtual, helatan Prambanan Jazz Virtual Festiva tahun 2021 serupa dengan satu tahun sebelumnya, yaitu dapat dinikmati melalui iKonser Channel pada dua hari berturut-turut, yaitu pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 19 dan 20 November 2021, mulai pukul 16.00 WIB.

Prambanan Jazz Festival 2021 di hari pertama, bernuansa sangat magis dengan latar belakang megahnya Candi Prambanan, tampil di atas panggung sebagai pembuka adalah maestro tari kenamaan Indonesia; Didik Nini Thowok yang membawakan tarian Dwi Muka. Selanjutnya Bellacoustic -yang merupakan salah satu pemenang dalam kompetisi Borneo Goes to Prambanan Jazz 2021- menjadi penampil Prambanan Jazz Virtual Festival.

Didik Nini Thowok

Bellacoustic dalam penamplanya di Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 kali ini turut memperkenalkan budaya suku Dayak, yaitu dengan mengenakan “Sangkrut”, pakaian khas masyarakat suku Dayak berupa rompi dari kulit kayu, helai bulu burung tingang/engang sebagai simbol kebesaran masyarakat suku Dayak, yang dipadukan dengan musik etnik Dayak Kalimantan Tengah.

Manjakani, duo folk asal Pontianak –yang sejatinya juga telah dibidik oleh Anas Alimi (CEO Prambanan Jazz) sebagai penampil sebelum mereka justru ikut audisi Borneo Goes to Prambanan Jazz 2021– menjadi penampil ke-3 dan kemudian disambung dengan gadis yang tahun lalu juga menjadi penampil di sini. Ialah Nadin Amizah, yang pada beberapa lagunya kali ini berkolaborasi dengan instrumen kendhang.

Manjakani

Penampil ke-5 di hari pertama helatan Prambanan Jazz Virtual Festival tahun 2021 diisi oleh Nita Aartsen and The Eurasian Bigband featuring Tompi, yang antara lain membawakan lagu dari R.Maladi, Krzysztof Komeda, Charles Trenet, Ismail Marzuki, Toots Thielemans, Norman Gimbel, M.Sagi, Georgie L, dan Crhist Kayhatu. Tentunya dengan aransemen ala Nita Aartseen and The Eurasian Bigband. Penampil keenam, ada Pamungkas yang sekaligus menjadi penutup hari pertama Prambanan Jazz Virtual Festival 2021.

Berikutnya pada hari kedua Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 dibuka oleh Floo yang juga merupakan salah satu pemenang kompetisi Borneo Goes to Prambanan Jazz Virtual Festival 2021, dan kemudian dilanjutkan oleh solois asal Bandung Yura Yunita yang kali ini berhasil menghadirkan suasana sore hari di Candi Prambanan menjadi semakin meriah.

Nadin Amizah

Hari berganti malam, Letto menjadi penampil kesembilan yang bersahaja dalam membawakan lagu, dan berhasil membuat ritme Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 menjadi cukup dingin. Beberapa kali, Noe sang vokalis juga menyampaikan pesan untuk tetap semangat menghadapi pandemi dan berharap bisa segera mengucapkan selamat tinggal untuk virus corona.

Penampilan kesepuluh ada Swingayogya band. Ialah kelompok musik pendatang baru yang diprakarsai oleh KPH Notonegoro bersama musisi Joko “lemazh” Suprayitno dan Agung Prasetyo. Aransemen lagu-lagu dari A.Usman, Ismail Marzuki, dan Lilis Suyani berhasil mereka kemas dengan baik. Setelah itu, ada Ardhito Pramono yang menjadi penampil kesebelas. Dengan musik yang jazzy, Ardhito berhasil menaikkan ritme Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 menjadi energik. Sampai di penghujung, akhirnya Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 ditutup oleh penampilan dari Tulus, yang selalu tampil dengan baik, dan mampu menyatu dengan kemegahan Candi Prambanan.

Neo Sabrang Letto

 

Helatan Prambanan Jazz Festival tahun ini dalam tayangannya juga turut menampilkan perjalanan dan rangkuman kilas balik dari tahun ke tahun penyelenggaraan, baik dari yang pertama kali digelar pada tahun 2015 oleh Rajawali Indonesia (Promotor).

Dalam sekilas pemaparannya, Anas Syahrul Alimi selaku CEO Prambanan Jazz Festival menuturkan bahwa Prambanan Jazz Festival ini merupakan kerja besar yang solid, sehingga patut untuk terus dihidupkan api semangatnya.

“Semangat penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival tetap harus dihidupkan dan semoga penyelenggaraan ini menjadi virus positif ditengah-tengah adanya virus corona. Api passion terus tetap terjaga dan jangan sampai padam,” ujar Anas Syahrul Alimi.

Berkaitan dengan waktu selama berjalannya proses produksi pada venue Panggung Terbuka Ramayana Ballet Prambanan Sleman Yogyakarta, protokol kesehatan berbasis CHSE, seperti prosedur wajib antigen sebelum memasuki area venue menjadi salah satu syarat bagi seluruh artis dan kru yang bertugas dalam gelaran tahun ini. Satuan Gugus Tugas juga turut hadir dan memantau berjalannya acara.

Yura Yunita di Prambanan Jazz Festival

Di lain sisi, menyangkut terselenggarakannya helatan musik yang jazzy di Prambanan Jazz Festival kali ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, memberikan apresiasi, yang tahun ini iapun mampu beradaptasi dan berinovasi. Pasalnya penyelenggaraan event merupakan  momentum yang paling dinanti dan diharapkan oleh masyarakat, dan Prambanan Jazz Festival menjadi salah satu festival musik rutin tahunan yang pasti ditunggu-tunggu oleh penikmat musik, bukan saja di Indonesia namun bahkan juga dunia.

“Saya berharap festival ini dapat menampilkan kearifan budaya lokal ke pentas global dengan menjadikan Candi Prambanan sebagai venue festival. Industri musik harus terus mengalun,” ungkap Sandiaga Uno. [hmk]

4.9/5 - (7 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi