Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Pembukaan Biennale Jogja Tahun 2021 Usung Tema Roots Routes | Diah Tutuko Suryandaru - Elia Nurvista - Alia Swastika - Yuana Rochma Astuti - Dian Lakshmi Pratiwi - Gintani Swastika - Ayos Purwoaji

Biennale Jogja Tahun 2021 yang Pameran Utamanya Bertema Roots <> Routes Digelar Hybrid, yaitu Online di www.biennalejogja.org dan Offline dengan Penerapan Prosedur Protokol Kesehatan Secara Ketat


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 7 Oktober 2021   (2,974 Readers)

Helatan Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 sebagai ajang presentasi pameran seni rupa dan beragam kegiatan pendukung yang kali ini mempertemukan Indonesia dengan Oseania telah dibuka pada hari Rabu 6 Oktober 2021. Sajian dari Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 kali ini agendanya digelar selama kurang lebih satu setengah bulan, yaitu mulai tanggal 6 Oktober hingga 14 November 2021.

Biennale Jogja tahun 2021 kali ini dipersembahkan secara hibrid, yaitu bisa dinikmati secara offline dengan datang langsung ke venue acara yang pamerannya digelar di empat lokasi berbeda, bisa pula secara online, yaitu dengan mengunjungi situs-web www.biennalejogja.org, di mana cara ke dua inilah yang lebih disarankan mengingat pandemi corona masih belum benar-benar sirna dari hadapan kita.

Berkaitan dengan hal di atas, diinformasikan bagi khalayak yang lebih memilih menikmati presentasi Biennale Jogja secara offline, maka protokol kesehatan secara ketat tetap wajib dipatuhi oleh para pengunjung, karena itu ada mekanisme pendaftaran yang juga harus dilakukan melalui laman web www.biennalejogja.org.

Aktivasi Karya Mella Jaarsma di Biennale Jogja Tahun 2021 Usung Tema Roots Routes

Apresiasi untuk Biennale Jogja

Pada acara pembukaan Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 yang dilaksanakan di area Jogja National Museum kali ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY menyatakan bahwa Biennale Jogja merupakan perhelatan yang menegaskan kembali tentang predikat Yogyakarta sebagai kota budaya, kota pendidikan, dan kota pariwisata.

Selain itu, Sultan juga memberikan apresiasi terhadap konsistensi dari pelaksanaan Biennale Jogja –yang selama 10 tahun ini selalu mengangkat tema serial, yaitu dalam kerangka Seri Khatulistiwa. Menurut Sri Sultan, tema Equator pada gelaran seni rupa dua tahunan ini menjadi platform gagasan sekaligus landmark geografis, geologis, ekologis, etnografis, historis, dan politis yang memiliki kesamaan identitas negara bekas jajahan.

“Kawasan ini menjanjikan banyak aspek menarik untuk dieksplorasi karena keragamannya mencerminkan kekayaan budaya masyarakat,” tutur Sultan melalui video pada acara Opening Ceremony Biennale XVI Equator #6 2021 .

Apresiasi selanjutnya juga disampaikan oleh Hilmar Farid selaku Dirjen Kebudayaan, pasalnya dengan selalu melibatkan negara-negara lain, konsep Biennale Jogja ini menjadi petunjuk bahwa gagasan-gagasan seni bangsa kita kenyataannya mampu menjelajah dan memengaruhi bangsa lain.

“Ada upaya besar untuk membawa situasi kita hari ini dalam pemikiran dan pameran. Di masa pandemi, penyelenggaran pameran ini menegaskan bahwa keterbukaan dan kesahajaan bukan sekadar laku, tetapi juga kebutuhan untuk bertahan hidup. Semoga bisa menginspirasi seni rupa kita ke depan,” ujar Hilmar Farid.

Di lain sisi Hilmar Farid juga mengingatkan, bahwa hal di atas jangan lantas dijadikan bekal guna mencari kebanggaan dan kebaruan semata, lebih dari itu adalah juga menjadi kritik diri, sehingga bisa memperbaiki diri.

Apresiasi ketiga diberikan oleh Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lantaran melihat kontribusi Biennale Jogja selama ini yang selalu dapat mendorong negara Indonesia untuk terlibat lebih dalam menjalin kerja sama dengan berbagai negara di garis khatulistiwa terkait perkembangan seni dan budaya global.

“Biennale Jogja XVI ini cerminan bagi pemerintah dalam memberikan ruang seni dan budaya yang memiliki daya tarik wisata sehingga dapat mendorong pergerakan ekonomi daerah. Dan Biennale Jogja bisa menjadi salah satu pilarnya,” ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Aktivasi Udeido di Pembukaan Biennale Jogja Tahun 2021 Usung Tema Roots Routes

Pameran di 4 Titik Lokasi Berbeda

Dari pihak panitia penyelenggara, Gintani Nur Apresia Swastika selaku Direktur Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 menyampaikan sambutan perihal laporan kerja dalam mempersiapkan gelaran. Dituturkan Gintani bahwa helatan Biennale Jogja tahun 2021 kali ini melibatkan sebanyak 34 seniman dan komunitas, baik dari berbagai daerah di Indonesia pun manca negara. Dari Indonesia, selain dari Yogyakarta adalah juga dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Tangerang, Ambon, Jayapura, dan Maluku Utara. Sementara untuk manca negara antara lain adalah dari Kaledonia Baru, Auckland, New Zealand, Australia, Timor Leste, Belanda, Jepang, Hongkong, Taiwan, dan Korea.

Selain gelaran pameran, seiring helatan Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 kali ini disuguhkan pula lebih dari 70 agenda pengiring. Karena itu hampir setiap hari selama perhelatan ini dilangsungkan akan ada agenda yang menjadi upaya aktivasi pameran.

Mengenai pameran pada helatan Biennale Jogja XVI tahun 2021 kali ini dipresentasikan di 4 lokasi berbeda, masing-masing titik lokasi pameran itu adalah sebagai berikut:

  1. Area Jogja National Museum (JNM), Jalan Ki Amri Yahya, Wirobrajan, Yogyakarta
  2. Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jalan Sri Wedani No 1, Yogyakarta
  3. Museum dan Tanah Liat (MDTL), Jalan Kersan No. 05, Jeblog, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
  4. Indie Art House, Jl. AS-Samawaat No.99, Bekelan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Pembagian kegiatan pameran di 4 titik lokasi ini dilakukan tak lain guna menyiasati tak sedikitnya seniman dan juga kegiatan yang dihelat. Dari 4 lokasi pameran Biennale Jogja tahun 2021 tersebut, bisa dikatakan terdapat dua lokasi dengan pameran yang menyajikan banyak karya, yaitu:

  • Jogja National Museum sebagai venue pameran utama yang mengangkat tema Roots<>Routes
  • Taman Budaya Yogyakarta sebagai venue pameran Arsip Biennale Jogja yang merangkum gagasan dan dinamika sepanjang 10 tahun penyelenggaraan Biennale Jogja seri Khatulistiwa, dan juga yang menghadirkan Museum Khatulistiwa

Sementara untuk pameran Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 yang dipresentasikan di Museum dan Tanah Liat serta Indie Art House menyajikan Bilik Negara Korea dan Taiwan.

Aktivasi karya Udeido di Pembukaan Biennale Jogja 2021 Bertema Roots Routes

Seremonial Pembukaan Biennale Jogja 2021

Dalam acara pembukaan Biennale Jogja tahun 2021 kali ini ditandai dengan membuka tirai yang menutupi gambar bertuliskan tema Biennale Jogja XVI Equator #6 2021, Roots <> Routes, yang itu dilakukan secara bersamaan oleh beberapa pejabat  terkait. Setelah acara seremonial pembukaan tersebut, dilanjutkan pula dengan melihat karya para seniman di ruang pamer area JNM (Jogja National Museum).

Para pengunjung seremonial pembukaan Biennale Jogja tahun 2021 kali ini juga dijamu dengan beberapa pertunjukan, yaitu yang diisi oleh Mother Bank Band, Nova Ruth yang merupakan satu dari duo eksperimental dalam proyek tur kapal lambat di Arka Kinari, dan Asep Nanyak sebagai pekerja kreatif asal dari Papua. [hmk]

Unveiling Mural - Opening Ceremony Biennale Jogja Tahun 2021 Roots Routes

4.8/5 - (6 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *