Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.8/5 - (5 votes)
HIGHLIGHT
   
Pentas Teater 'Perempuan-Perempuan Pembebas' Karya Indra Tranggono

Pentas Teater ‘Perempuan-Perempuan Pembebas’ Meriahkan Malam Pengumuman dan Penganugerahan Pemenang Sayembara Naskah Teater TBY


Diwartakan oleh Rika Purwaka pada 22 Oktober 2019   (4,005 Readers)

“Perempuan-Perempuan Pembebas” merupakan judul naskah teater karya Indra Tranggono yang bakal dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta guna memeriahkan Malam Pengumuman dan Penganugerahan Pemenang Sayembara Naskah Teater TBY tahun 2019.

Pentas Teater ‘Perempuan-Perempuan Pembebas’ yang merupakan karya Indra Tranggono dan disutradarai oleh Luwi Darto tersebut diperankan oleh Komunitas STEJA (Sinergi Teater Jogja), tepatnya digelar pada hari Kamis 24 Oktober 2019 selepas pengumuman pemenang lomba naskah teater, dengan lokasi ada di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta, Jalan Sriwedani, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Mengenai lomba ataupun sayembara penulisan naskah teater ini sejatinya telah digelar secara bertahap pada beberapa bulan sebelumnya, yaitu dimulai pada bulan Maret 2019. Dari sebanyak kurang-lebih 45 naskah yang masuk, kelak pada hasil akhir bakal dipilih sejumlah 5 pemenang, yang masing-masing berhak mendapatkan imbalan uang sebesar lima puluh juta rupiah.

Melihat antusiasme dari banyaknya naskah yang masuk, Diah Tutuko Suryandaru selaku Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Diah Tutuko menyambut gembira lahirnya naskah-naskah teater tersebut. Beliau berharap dari antusiasme ini bisa terus terjaga, sehingga Jogja bisa memiliki semakin banyak penulis dengan karya berkualitas yang bermanfaat bagi perkembangan budaya masyarakat. Diah Tutuko mengungkapkan bahwa TBY selaku unit pelaksana teknis dari Dinas Kebudayaan DIY sangat konsen terhadap hal semacam ini, karena dari semakin banyaknya jumlah naskah lakon berkualitas, artinya akan memberi dampak positif pada mutu kreativitas dunia pemanggungan teater.

Dari awal penyelenggaraan sayembara penulisan naskah teater ini, terdapat tiga tahapan yang ditempuh. Yaitu dimulai dengan menyeleksi secara tekstual dari naskah-naskah yang masuk, kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi melalui presentasi langsung dari kandidat penulis, selanjutnya di tahap ketiga adalah proses seleksi melalui sidang dewan yuri yang dilakukan secara argumentatif, obyektif, serta profesional. Dari tiga tahapan di atas, pada akhirnya Dewa Juri mengerucutkannya menjadi 5 karya yang berhak mendapatkan hadiah.

Mereka para Dewan Juri yang melakukan proses seleksi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Drs Hamdy Salad MA, yang aktif dalam literasi dan sastra
  • Whani Darmawan, pegiat seni di Omah Kebon Yogyakarta
  • Ibed Surgana Yuga Ssn, salah satu pendiri Kalanari Theatre Movement Yogyakarta
  • Rusman Rosadi MSn yang selain seorang dosen di ISI, adalah aktor dan juga punggawa dari teater SAC
  • Dr Kus Yuliadi Mhum, dosesn ISI Yogyakarta

Selain lima nama Dewan Juri di atas, ada pula dua orang yang menjadi nara sumber  sebagai pngawal lomba. Masing-masing adalah Indra Tranggono dan Elyandra Widharta Ssn.

10 Besar Lomba Penulisan Naskah Teater Taman Budaya YogyakartaPada seleksi tahap tatap muka dengan kandidat, dipilih sebanyak 10 besar dari peserta yang mengikuti lomba penulisan naskah teater di TBY ini, adalah sebagai berikut:

  1. Andri Nur Latif dengan karya berjudul ‘Nyamuk-Nyamuk Kebayoran;
  2. Andi Sri Wahyudi dengan karya berjudul “Merayakan Kefanaan”
  3. Hernandes Saranelia dengan karya berjudul “Senja dan Penantian”
  4. Kedung Dharma Romansa dengan karya berjudul “Seminar Nasional: Pengembangan Otonomi Daerah Berbasis Kerakyatan”
  5. Muhammad Hamdan dengan karya berjudul “Warisan Para Kecoa”
  6. Muhammad Lutfi D.K. dengan karya berjudul “Pelor-Pelor Bungkam”
  7. Mustifa W. Hasyim dengan karya berjudul “Menggurat Zaman”
  8. Otto Sukatno CR dengan karya berjudul “Nariswari”
  9. Raudal Tanjung Banua dengan karya berjudul “Bubus”
  10. Sahono Purwanto dengan karya berjudul “Payung Hitam yang Robek”

Dari 10 nama di ataslah lima nama terpilih itu bakal dibacakan pada malam pengumuman dan penganugerahan pemenang pemenang lomba penulisan naskah teater tahun 2019 ini, yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan Pentas Teater ‘Perempuan-Perempuan Pembebas’ oleh Komunitas STEJA.

Di bawah arahan sitradara Luwi Dart, mereka yang melakonkan naskah berjudul ‘Perempuan-Perempuan Pembebas’ ini antara lain adalah: Candra Nilasari, Khocil Birawa, Daniel Nainggolan, Hendro Hatmoko, Joanna Dyah, Siti Khairul, Estri Mega, Nunung Rieta dan Sukaptiran.

Sementara untuk iringan musik pada Pentas Teater ‘Perempuan-Perempuan Pembebas’ karya Indra Tranggono ini digarap oleh Guntur Nur Puspito dan Y Arief Susilo.

Dalam pemaparannya Luwi Darto selaku sutradara mengatakan bahwa pada pentas teater ‘Perempuan-Perempuan Pembebas’ ini ada upaya mempersembahkan kekuatan para aktor dalam pola permainan, gabungan monolog dan dialog. Hal ini dilakukan alasannya karena latar belakang lakon yang tragis dan satiris. Ada enam perempuan yang tertindas dan diperlakukan secara tidak adil yang kemudian melakukan perlawanan secara gagasan, kejiwaan dan tindakan. Namun dalam kondisi tertekan tersebut, kecuali peristiwa dramatik yang menggugah jiwa, meski pahit, tetap dihadirkan pula humor-humor di dalamnya. [rpw]

4.8/5 - (5 votes)

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Rika Purwaka


Tentang Rika Purwaka