Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Metamorpholux

Sumonar Sebagai Festival Seni Perlintasan Cahaya Tahun 2022 Usung Tema Metamorpholux Dengan Kunjungan Pameran Berbayar di Area Jogja National Museum


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 3 Oktober 2022   (1,554 Readers)

Festival Seni Cahaya bernama SUMONAR bakal kembali mewarnai ragam gelaran festival di area Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya diagendakan selamasatu pekan, yaitu mulai hari Selasa 4 Oktober 2022 hingga Rabu 12 Oktober 2022.

Lintasan bercahaya SUMONAR 2022 kali ini memilih dua lokasi, yaitu di area yaitu di area Jogja National Museum dan Kawasan Nol KM MalioboroYogyakarta, dengan mengusung tema “METAMORPHOLUX”, di mana karena pengaruhi dari suasana global beberapa saat belakangan, yang salah satunya sebagai dampak dari pandemi Covid 19, maka tak bisa tidak, perayaan seni bercahaya Sumonar kali ini juga mengalami perubahan.

Seiring dengan festival seni cahaya Sumonartahun 2022 kali ini, pada tanggal 3 Oktober 2022 telah diselenggarakan acara jumpa media yang bertempat di area Rooftop ‘What The Deck!‘ – PORTA  The Ambarrukmo, Samirono Yogyakarta.

Dijelaskan bahwa dimulai dari gelarannya sebagai salah satu program di Festival Kebudayaan Yogyakarta, Sumonar sendiri pada akhirnya di tahun 2019 secara resmi mengikrarkan diri sebagai sebuah festival video mapping dan seni cahaya dengan penjaga gawangnya adalah Jogjakarta Video Mapping Project atau yang biasa dikenal sebagai JVMP sebagai kolektif seniman visual dan media lain dengan basis di Yogyakarta. Selain sebagai ajang presentasi karya, festival ini juga menjadi tempat berkumpulnya para pelaku dan pecinta seni cahaya dari seluruh penjuru dunia.

Dalam menyikapi perubahan global, sebagaimana hal yang jamak dilakukan adalah dibutuhkannya kemampuan dalam adaptasi terhadap situasi dan kondisi di tengah ketidak-mudahan kita dalam bertahan hidup dengan struktur yang sudah tercetak rapi di dalam DNA manusia. Demikian pula dengan SUMONAR 2022 kali ini, dengan melintasi cahaya melalui “METAMORPHOLUX”, maka semangat perubahan itu juga harus adaptatif dan perlu dikembangkan.

Metamorpholux Sumonar

Apa Itu Metamorpholux Sumonar 2022?

METAMORPHOLUX yang diusung sebagai tema kali ini adalah perpaduan dua kata dari “metamorphosis” yang berarti peralihan atau perubahan bentuk dari fase satu ke fase selanjutnya. Sedangkan “lux” merupakan satuan dari pencahayaan dan daya pancar cahaya. Dari sini dapat disimpulkan, bahwa dengan Metamorpholux, maka kita semua harus sepakat untuk terus memantabkan komitmen Sumonar dalam berkembang yang kemudian diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi seniman cahaya guna tetap berkarya, beradaptasi dengan kondisi, dan menjadi lebih ber”cahaya” dari waktu-waktu sebelumnya.

Masih di acara jumpa pers Sumonar 2022, Ignatia Nilu sebagai kurator menuturkan bahwa edisi SUMONAR tahun 2022 kali ini mengangkat tajuk Metamorpholux “Theatrica Realismus”, dengan mencoba menghadirkan transformasi yang terjadi pada dan paska pandemi sebagai praktik kekaryaan maupun pewacanaan di seni cahaya.

Dalam praktik “Theatrica Realismus” serta komitmen SUMONAR melalui festival ini menghadirkan program Video Mapping, Video Mapping Gallery & Exhibition, Art Performances, Workshop, Sumonium dan Creative Talk & Gathering. presentasi program eksebisi karya tiap seniman akan dihadirkan dalam ruang yang terpisah. Setiap seniman akan membangun realitas teatrikal di karyanya masing-masing. Karya seni cahaya pada perhelatan Sumonar tahun ini menonjolkan fungsi tata cahaya yang digunakan dalam menyajikan realitas gagasan masing-masing karya. Salah satunya adalah untuk menyampaikan simbol dan pesan, bahkan hanya dalam satu gerakan tangan (karya responsive/interaktif). Keduanya dapat ditafsirkan kembali oleh penonton, baik secara empiris maupun kontekstual, untuk dibawa sepulangnya dari ruang pamer.

Dalam proyek Metamorpholux “Theatrica Realismus”, ini kita bisa mengambil peran cahaya dalam pertunjukan teater “realismus” itu untuk menampilkan lompatan-lompatan perubahan dari hasil pemaknaan atas situasi pandemi. Cahaya adalah dimulainya sebuah kehidupan yang mengambil berbagai lompatan, untuk menyajikan berbagai realitas gagasan dan pengetahuan yang mewujud dalam pengalaman yang menubuh.

Cahaya Adalah Titik Tolak Keberangkatan

Sementara itu, Yohanes Nugroho atau yang akrab disapa Hanes ini selaku Creative Director (JVMP) menambahkan pernyataannya perihal “realismus”, bahwa sebagaimana situasi pandemi nyaris berlalu dengan banyak situasi yang memaksa kita berubah, yaitu mulai dari keseharian, ekonomi, hubungan sosial, kehidupan maya, situasi politik, budaya, dan lain sebagainya, maka muncul sikap kita terhadap kondisi saat ini yang itu semua membutuhkan cahaya sebagai penanda zaman, setidaknya selama periode kita hidup.

Lebih lanjut Hanes menjelaskan bahwa cahaya adalah titik tolak, cahaya adalah keberangkatan. Seperti sebuah pertunjukan, cahaya adalah dimulainya sebuah lakon. Dalam lakon “realismus” (: realisme), peristiwa tidak hanya diangkat ke dalam suatu pemanggungan, tetapi dihidupkan melalui pencahayaan yang berlapis-lapis. Lapisan-lapisan bercahaya ini secara psikologis dapat berfungsi sebagai (1) menciptakan suasana sebagai pendukung spektakel, dialog, dan irama; (2) siasat waktu untuk menikmati suatu peristiwa dalam waktu singkat; bahkan (3) siasat ruang yang menjadi tanda pembatas ruang sedangkan cahaya ; juga (4) permainan properti. Dari sekian banyak fungsi tata cahaya yang digunakan dalam pertunjukan teater realismus itu, satu-satunya alasan adalah untuk menyampaikan simbol dan pesan, bahkan hanya dalam satu gerakan tangan. Keduanya dapat ditafsirkan kembali oleh penonton, baik secara empiris maupun kontekstual, untuk dibawa pulang.

Menilik dari tahun sebelumnya, ada hal berbeda di festival cahaya 2022 ini. Jika tahun lalu Sumonar dihelat selama satu minggu penuh, tahun ini Sumonar diselenggarakan selama sembilan hari pada 4 – 12 Oktober 2022 berlokasi di Gedung Pameran Jogja National Museum dan fasad gedung heritage di Kawasan Nol KM Malioboro. Presentasi karya video mapping dan seni instalasi cahaya selama ini diselenggarakan pada ruang publik, dan sejak tahun lalu kami mencoba memamerkan karya-karya beberapa seniman pada ruang yang lebih privat di Gedung Pameran Jogja National Museum.

Perubahan ini memberikan banyak pengetahuan tentang pengelolaan ruang dan penikmat karya, di mana keamanan, kenyamanan, dan kepentingan pengunjung menjadi tinjauan utama sebagai pertimbangan dalam menyelenggarakan Sumonar tahun ini.

Sebagai upaya pemaksimalan atas layanan kunjungan, Sumonar kali ini menetapkan biaya masuk terkhusus pada gedung pameran sebesar Rp. 30.000,00 per orang untuk pengunjung usia 12 tahun keatas dan tidak berlaku pada program Sumonar yang lain. Pengunjung dibawah 12 tahun tidak dikenakan biaya masuk sebagai bentuk program edukasi bagi pelajar. Nantinya para pengunjung akan diberikan gelang sebagai tanda masuk galeri pameran, ungkap Setyo Harwanto sebagai General Manager (Saab! Production). Khusus untuk Opening Show pada Selasa, 4 Oktober 2022, Sumonar memberikan harga khusus dengan hanya membayar setengah harga dari harga normal. Penjualan tiket opening terbatas hanya untuk 150 pengunjung dengan bentuk pembayaran secara tunai dan QRIS pada loket gedung pameran Jogja National Museum.

Sumonar 2022: Metamorpholux “Theatrica Realismus” sebagai perayaan dan ruang baca perkembangan seni cahaya kali ini melibatkan kurang lebih 40 seniman cahaya yang terdiri dari seniman instalasi cahaya, seniman motion , dan seniman video mapping undangan dan teristimewa lagi seniman yang berpartisipasi melalui pendaftaran karya (open call) dari beberapa daerah seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Madiun, Surabaya, dan Bali. Sumonar berharap pada penyelenggaraan berikutnya, dapat melibatkan lebih banyak Seniman Cahaya dari daerah dan negara lain. [uth]

5/5 - (8 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *