Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.8/5 - (15 votes)
HIGHLIGHT
   
Penyerahan potongan tumpeng dari Fisipol untuk Gayam16 #2 -Gamelan 4 ROAR GAMA 4.0

Rhapsody of The Archipelago – Gamelan 4 (ROAR GAMA 4.0) Akan Digelar 29 – 30 November 2019 di UGM


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 15 November 2019   (4,860 Readers)

Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 adalah satu pagelaran kolosal gamelan yang dikolaborasikan dengan musik ‘zaman now’, dengan agendanya bakal diselenggarakan tanggal 29 – 30 November 2019 bertempat di PKKH UGM dan Lapangan Grha Sabha Pramana UGM.

Pagelaran akbar dan spesial bertajuk Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 ini dihelat dalam rangka memperingati Lustrum ke-14 UGM dan Dies Fisipol UGM ke- 64. Karenanya akan ditampilkan sebanyak lebih dari 200 talent dari berbagai disiplin seni, ilmu, dan kecakapan sebagai hasil kerjasama dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) dan juga Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universtas Gadjah Mada.

Seiring dengan helatan Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 tersebut, maka pada Kamis Sore 14 November 2019 telah digelar jumpa-media dengan tempat di Balairung UGM. Pada kesempatan jumpa pers tersebut Najib Azca yang merupakan sosiolog dari Universitas Gadjah Mada dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Panitia memaparkan bahwa guna mewujudkan perhelatan fenomenal dan kolosal ini, pihaknya menggandeng Ishari Sahida dan Sabrang Mowo Damar Panuluh sebagai mitra kreatif.

Ishari Sahida atau yang lebih dikenal dengan julukan Ari Wulu selain sebagai pegiat festival adalah juga sebagai penghulu dari komunitas Gayam16 yang merupakan  entitas kreatif yang bersetia “menghidupkan” gamelan, termasuk menggelar event tahunan berskala internasional bertajuk “Yogyakarta Gamelan Festival” alias YGF.

Sabrang Mowo Damar Panuluh - Noe Letto untuk Gamelan 4 ROAR GAMA 4.0

Sementara Sabrang Mowo Damar Panuluh atau lebih dikenal publik sebagai Noe Letto, selain sebagai putera dari budayawan Emha Ainun Nadjib adalah juga merupakan pentolan musikal dan kreatif grup band “Letto” yang telah memperoleh sejumlah penghargaan di aras nasional dan internasional.

Ikhwal digelarnya Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 pada akhir tahun  2019 ini, secara keseluruhan terdapat dua program utama yang menjadi rangkaiannya, yaitu sebagaimana tersebut di bawah ini.

  1. Pertama, Workshop/Showcase yang memilih lokasi di area PKKH UGM.
    Pada program Workshop ataupun Showcase ini, agendanya digelar selama dua hari, yaitu pada tanggal 29 – 30 November 2019, dengan waktu sekira pukul 13:00 hingga 17:00 WIB. Rencananya akan ditampilkan 2 kelompok seni selama 30 menit. Setelah itu selama satu jam mereka akan melakukan workshop kolaboratif dengan para penonton, yang hasilnya akan ditampilkan pada 30 menit terakhir.
  2. Kedua, Konser Gamelan 4.0, yang bertempat di Lapangan Grha Sabha Pramana
    Rangkaian Konser Gamelan 4.0 ini diselenggarakan pada tanggal 30 November 2019 sekira  pukul 19 WIB (Open gate : 18 WIB).
    Konser Gamelan 4 ini merupakan sebuah pagelaran berdurasi 2,5 jam non-stop dalam satu paket repertoar, di mana melalui repertoar yang dikemas utuh, diharapkan dapat dipertunjukkan bagaimana gamelan mampu memangku dan meramu seluruh elemen seni, terutama musik dan tari. Karenanya sangat mahfum apabila pada persembahan ini bakal didukung oleh lebih dari 100 pengrawit, 100 penari, dan oleh puluhan personil musisi dengan musik corak kekinian.

Pada rangkaian program Konser Gamelan 4.0 di helatan Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 ini, mereka yang akan tampil antara lain adalah Kelompok gamelan Canda Nada, Komunitas Gayam16, dan Prawiratama Indonesia. Sementara para musisi kekinian yang dihadirkan adalah sebagai berikut:

  • Letto
  • FSTVLST
  • Tashoora
  • Mantra Vutura
  • OM New Pallapa bersama Brodin

Selain nama-nama di atas, tak ketinggalan adalah juga keterlibatan dari sejumlah komposer ternama. Di antaranya adalah Sudaryanto, Welly Hendratmoko, M.Sn., dan Anon Suneko, M.Sn.

Yang tak kalah menariknya dari helatan Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 ini adalah juga kehadiran dari para penari dari Pulung Dance Studio, dengan koreografer Pulung Jati Rangga Murti, S.Sn.

Mengapa Harus Gamelan di ROAR GAMA 4.0?

Dari helatan yang digelar di area dunia akademisi ini bisa jadi akan ada pertanyaan, kenapa harus gamelan yang disajikan? Mengapa pula harus dengan embel-embel “4.0”?

Jawaban dari pertanyaan perihal gamelan di atas adalah, ia menjadi pilihan guna memangku beragam elemen seni yang ditampilkan dalam repertoar untuk kemudian bisa menunjukkan ‘daya hidup’ gamelan dalam bergaul dengan berbagai anasir baru zaman kiwari. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Ari Wulu.

“Gamelan bukan sekadar monumen mati yang hanya berbunyi saat ditabuh. Gamelan merupakan wujud hidup spirit harmoni yang hadir secara elegan di medan dinamika dan dialektika zaman,” ungkap Ari Wulu.

Sementara Sabrang yang selain pemusik adalah juga sosok yang demen mengulik IT dan Matematika mengatakan bahwa kehadiran teknologi digital yang pesat dan disruptif saat ini tidak lantas membuat gamelan kehilangan relevansinya.

“Justru sebaliknya, membuka ruang baru bagi gamelan untuk bereksperimentasi dan membangun inovasi melalui kolaborasi tanpa batas,” ujar vokalis Letto tersebut.

Press Conference Gamelan 4 ROAR GAMA 4.0

Dapat diketahui bahwa pagelaran Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4 -ROAR GAMA 4.0 ini direncanakan menjadi agenda tahunan di kampus Universitas Gadjah Mada, di mana selain menjadi ajang musikal nasional, acara ini diharapkan juga bisa menempati posisi tersendiri dalam pergaulan musikal dan ajang kreatif di aras internasional. Hal tersbeut seperti yang dituturkan oleh Prof. Erwan Agus Purwanto selaku Dekan FISIPOL UGM.

“Ini bukan sekadar konser musik biasa. Ini merupakan Statemen Politik Kebudayaan Nusantara bahwa potensi kreatif berbasis lokal bisa memberi sumbangan berharga bagi peradaban musikal dan elan kreatif global,” jelas Prof. Erwan Agus Purwanto.

Sedangkan Dr. Wening Udasmoro, M.Hum, DEA yang merupakan Dekan FIB UGM menambahkan pula bahwa konser ini sekaligus merupakan ikhtiar Politik Kebudayaan guna melawan trend merebaknya ekslusivisme, primordialisme dan intoleransi di sejumlah kalangan warga bangsa melalui Jalan Seni Budaya.

Di samping dihadirkan workshop dan konser musik, UGM juga memiliki komitmen untuk terus merawat dan mengembangkan tradisi serta budaya adiluhung bangsa melalui pemberian penghargaan kepada para tokoh yang telah berjasa besar bagi dunia gamelan.

Terkait dengan pemberian penghargaan tersebut, maka sebuah tim pakar lintas disiplin di bawah koordinasi Dr. Wening Udasmoro saat ini sedang menggodok kriteria dan sosok yang tepat untuk menerima penghargaan yang diberi tajuk “Lifetime Achievement Award ROAR GAMA 4.0.”

Selanjutnya, kelak penghargaan seni budaya tahunan tersebut direncanakan akan disampaikan pada pembukaan konser ROAR GAMA 4 pada 30 November 2019.

Mengenai pertunjukan dari konser gamelan ini dapat diinformasikan bahwa ia bisa dinikmati dengan diwajibkan membeli tiket, yang besarannya dibedakan ke dalam tiga kategori kelas, yaitu adalah sebagai berikut:

  • Kelas Festival dengan biaya Rp50.000,-
  • Kelas Silver seharga Rp.500.000,-
  • Kelas Gold sebesar Rp1.000.000,-

Tiket tersebut bisa diperoleh dengan cara memesannya secara langsung, yaitu dapat menghubungi tiket box yang beralamat di bawah ini:

Sekretariat ROAR GAMA 4
Gedung Fisipol UGM Unit 2
Lantai 2 Sayap Utara
Jl. Prof. Dr. Sardjito, Sekip
Yogyakarta

Kecuali alamat di atas, bisa pula menghubungi melalui pesawat telepon di nomor Hotline: 0813-2869-7170 atas nama Mala dengan waktu layanan dari pukul 9:00 hingga 22:00 WIB. [hmk]

4.8/5 - (15 votes)

4.8/5 - (15 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi