Sayembara Kethoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya “Sumilaking Pedhut” Menjadi Salah Satu Highlight Program FKY Mulanira 2020
Meski menghadapi tantangan keadaan yang cukup membingungkan akibat ketidakmenentuan sebagai imbas dari mewabahnya virus COVID-19, sebagai helatan rutin tahunan, Festival Kebudayaan Yogyakarta tahun 2020 seolah tetap menjadi ‘keharusan’ (dalam tanda kutip) untuk tetap diselenggarakan, apapun dan bagaimanapun situasinya, termasuk ketika kita sedang dalam kondisi Adaptasi Kebiasaan Baru kali ini.
Ragam suguhan seperti Sayembara Kethoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya, pagelaran musik oleh Sinten Remen, suguhan musik elekton dari Hasoe Angle, pameran seni rupa, dan masih banyak lagi, adalah program-program dari helatan Festival Kebudayaan Yogyakarta yang kali ini diselenggarakan di tengah-tengah tantangan yang tak seperti waktu-waktu sebelumnya.
Meski di tengah keterbatasan akibat aturan ketat demi memutus mata-rantai penyebaran virus corona, persembahan berkesenian dan berkebudayaan ini tak harus lantas menyerah. Ia tetap bisa dilaksanakan, meskipun itu dilakukan dengan ragam keterbatasan dan juga bermacam siasat. Di antaranya adalah perihal waktu dilaksanakannya helatan, di mana pada FKY tahun 2020 kali ini mengalami sedikit kemudnuran waktu pelaksanaannya, yaitu ketika FKY biasanya digelar pada sekitar Juni ataupun Juli, maka di tahun 2020 kali ini ia dihelat pada akhir bulan September.
Ragam agenda persembahan juga disesuaikan dalam hal penjadwalannya. Salah satunya ialah tentang highlight program FKY berujud Sayembara Kethoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya, bahwa Program Sayembara Ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya dengan judul Sumilaking Pedhut ini bisa dinikmati 3 kali sehari, yaitu melalui siaran radio dari Radio Retjo Buntung 99.4FM pada 21-26 September 2020. Dari stasiun radio tersebut, para pendengar dapat memperebutkan hadiah menarik dalam program ini.
Di lain sisi, FKY juga akan menyiarkan DocuSeries seputar Kethoprak Tobong dengan cerita-cerita di balik pembuatan dan proses adaptif mereka dalam alih media dari pertunjukan ketoprak ke sandiwara radio.
Sumilaking Pedhut berkisah tentang Ki Lumana yang berniat untuk mengakhiri hidupnya. Namun di waktu yang bersamaan, Ki Sandi Jiwa datang mencegah Ki Lumana dengan secercah harapan dan membawanya kembali ke Kadipaten Purwokondo.
Setibanya Ki Lumana, Kadipaten Purwokondo telah porak-poranda oleh kawanan berandal. Banyak rumah dibakar, penjarahan terjadi dimana-mana. Dan putri Adipati Bawana Aji, Retno Inten, juga ditawan. [hmk]
Simak Pula Pawarta Tentang Artikel dan Release, Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi
Tinggalkan Balasan