Padepokan Seni Bagong Kussudiardja PSBK Jogja Luncurkan Platform INGATAN Sebagai Aktivasi Dokumentasi dan Arsip yang Didukung Hibah ACC-MOWCAP 2021
Beberapa hari jelang akhir tahun 2021, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) merilis platform INGATAN yang menampilkan koleksi dokumentasi peristiwa dari tahun 1950-an hingga 1979 sebagai upaya untuk menyingkap dan melengkapi ingatan yang terkait dengan Bagong Kussudiardja, Pusat Latihan Tari, Seni Batik, PSBK dan seniman-senimannya.
Platform INGATAN oleh Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Jogjakarta ini merupakan salah satu capaian dari proyek MEMORY ACCESS ACTIVATION di PSBK yang telah dilaksanakan sejak bulan Agustus 2021 lalu. Ialah satu upaya strategis PSBK untuk mengembangkan sistem pelestarian dan pengelolaan warisan koleksi arsip dan dokumentasi yang dibuat dan dikumpulkan oleh tokoh budaya Bagong Kussudiardja (1928 – 2004), seniman multidisipliner dan pelopor seni dan budaya modern Indonesia.
Kegiatan ini mendapatkan hibah dari Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) bekerja sama dengan Asia Culture Center (ACC), melalui program Memory of the World (MoW). MoW merupakan program internasional yang bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan memfasilitasi akses dan penggunaan warisan dokumenter di kawasan Asia-Pasifik, dan untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan dan pentingnya warisan tersebut.
Pada project Memory Access Activation tersebut, PSBK bekerja sama dengan Indonesian Visual Arts Archive (IVAA) untuk merancang rintisan arsitektur sistem pengelolaan koleksi arsip, serta MonsterAR yang berperan dalam pengembangan teknologi pada skema distribusi online pada platform INGATAN. Terdapat lebih dari 500 karya seni asli Bagong Kussudiardja (lukisan, gambar, sketsa, patung); dan ribuan arsip yang terdiri dari dokumen teks, foto, ephemera, dan rekaman video dan audio yang
berkisar dari tahun 1950-an hingga 2010.
Materi tersebut kini telah tercatat dalam Daftar Arsip serta dikurasi dan dipamerkan di laman website ingatan.psbk.or.id yang dapat diakses mulai tanggal 15 Desember 2021.
Perihal aktivitas tersebut, Kandida Nyaribunyi yang juga sebagai salah satu kurator pameran menjelaskan prosesnya, yaitu yang sejak awal setelah koleksi dokumentasi diolah oleh arsiparis, ia juga melakukan penelusuran catatan sejarah pada fokus tahun 1950-1975 sebagai dasar mengembangkan editorial.
“Kelengkapan materi arsip yang ditemukan dari suatu peristiwa juga menguatkan narasi yang dipilih. Untuk melengkapi muatan informasi dari materi-materi yang dipilih, kami juga melakukan wawancara dengan tiga narasumber; Butet Kartaredjasa, Priyo Dwiarso, dan Bondan Nusantara,“ tutur Kandida Nyaribunyi.
Dari langkah yang ditempuh tersebut, pada akhirnya Kandida Nyaribunyi bersama tim kerja bisa menampilkan sejumlah koleksi dokumentasi peristiwa dari tahun 1950-an sampai 1979 yang menjadi upayanya untuk menyingkap dan melengkapi ingatan kita terkait Bagong Kussudiardja, Pusat Latihan Tari, Seni Batik, Padepokan Seni dan seniman-senimannya.
Selain pameran online, Bincang Seni “Memperpanjang Ingatan” juga dihadirkan sebagai kesempatan untuk bertukar pikiran mengenai kelanjutan proses pengelolaan koleksi arsip dan dokumentasi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Dengan tujuan untuk memetakan peran dan potensi kerja pengarsipan seni-budaya hari ini, harapannya ketiga narasumber, Helly Minarti (peneliti/kurator seni), Irfan R. Darajat (Dosen Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi UGM), Doni Maulistya (kurator pameran arsip INGATAN), dan sejumlah penanggap yang hadir on-site dan online, dapat membagikan pandangan dan
pengalaman masing-masing dalam bekerja dengan arsip seni-budaya.
Doni Maulistya yang juga pengurus Yayasan PSBK menambahkan perihal proses pengelolaan dan aktivasi arsip dan dokumentasi ini.
“Yang kami lakukan tahun ini akan menjadi modal dasar untuk mengembangkan kerja penelusuran pengetahuan berbasis peristiwa masa silam dan pendokumentasian pengetahuan yang akan terjadi melalui peristiwa di masa yang akan datang. Modal inilah yang akan digunakan untuk memantapkan rencana jangka panjang kami untuk membuka akses koleksi arsip Bagong Kussudiardja kepada publik melalui pusat dokumentasi atau research center,” Doni Maulistya menjelaskan. [hmk]
Tinggalkan Balasan