Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.9/5 - (8 votes)
HIGHLIGHT
   
Yogyakarta Komik Weeks 2019

Yogyakarta Komik Weeks 2019 Menghadirkan Patung Gundala Putera Petir Sebagai Tokoh ‘Rekaan Komikus Mas Hasmi’


Diwartakan oleh Official Adm pada 8 Oktober 2019   (6,446 Readers)

Yogyakarta Komik Weeks yang kemudian disingkat menjadi YKW menjadi gelaran seni terkait dengan keberadaan karya-komik yang diselenggarakan kurang-lebih selama 2 minggu berpusat di Museum Sonobudoyo gedung Eks KONI, Jalan Pangurakan Yogyakarta, yang hanya sepelemparan batu dari Titik 0 Kilometer Jogja.

Selain dihiasi dengan artistik yang bertuliskan Komik Weeks, di -area pedestrian- depan Gedung Eks KONI Jalan Pangurakan Jogjakarta terpajang pula sesosok patung yang menunjukkan figur Gundala dalam ukuran orang dewasa, ditemani pula Patung sosok penulisnya; Om Nemo alias Mas Hasmi. Patung Gundala berposisi duduk-tertawa, sementara Mas hasmi ada di samping sebelah belakang bangku, sambil salah satu jari tangan dari kedua patung tersebut menunjuk pada salah satu tangan yang sejatinya memegang komik (entah kenapa komik tersebut menjadi tidak ada dan terlihat patah). Seperti sedang menyaksikan satu kelucuan yang terjadi di sana.

Sosok patung berujud Gundala dan Mas Hasmi itulah yang merupakan salah satu materi pameran dari helatan Yogyakarta Komik Weeks, dengan waktu penyelenggaraan dari tanggal 8 hingga 21 Oktober 2019, dengan tempat Gd Eks KONI -Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Sementara tajuk yanng diusung dalam gelaran YKW 2019 ini adalah “Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya”.

Seolah menjadi waktu yang tepat tokoh ini diangkat. Pasalnya, bertempat di area Taman Budaya Yogyakarta, beberapa akademisi, pegiat, dan juga pelaku seni-budaya di Jogja belum genap satu minggu silam juga memperingati 1000 hari pasca berpulangnya beliau dengan cara mengenang, mengkaji dan menelusuri lekuk-liku karya-karyanya.

Hasmi Om Nemo and Gundala Putera Petir-Desi Puspitasari on Yogyakarta Komik Weeks 2019

Tahun 2019 menjadi penyelenggaraan kali pertamanya dari Yogyakarta Komik Weeks sebagai rangkaian helatan seni-budaya yang merupakan program dari Kundha Kabudayan a.k.a Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Gelaran YKW ini juga sebagai rangkaian selepas dihelatnya Pekan Seni Grafis Yogyakarta yang digelar dua tahun sekali dan untuk tahun 2019 telah diselenggarakan dari tanggal 14 hingga 27 September 2019 silam.

Perihal pengucuran dana guna menyelenggarakan Yogyakarta Komik Week tahun 2019 adalah sebesar Rp550.000.000,- yang itu semua berasal dari Danais alias Dana Keistimewaan Yogyakarta, dengan pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada “Mulyakarya” yang merupakan satu Komunitas Seniman Komik Yogyakarta. Dapat diketahui bahwa komunitas ini selama 4 kali secara partikelir juga telah melakukan kegiatan terkait dengan dunia komik, dengan tajuk Kukuruyug, yaitu dari Kukuruyug #1 hingga Kukuruyug #4. Karenanya, tahun 2019 ini menjadi program Kukuruyug #5.

Kukuruyug 5 di Yogyakarta Komik Weeks 2019Nilai yang dikucurkan Danais tersebut termasuk guna membiayai kegiatan pra-event, di antaranya adalah penyelenggaraan Workshop dan Lomba Komik bertajuk “Kukuruyug #5” yang diperuntukkan bagi para pelajar SLTA. Hal itu dilangsungkan pada tanggal 22 Agustus 2019, dengan tempat berada di area Omah Petroek, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Dari rangkaian program workshop dan lomka komik itulah terpilih sejumlah 30 karya komik yang selanjutnya menjadi materi yang diikutsertakan pada YKW tahun 2019. Ia menemani sebanyak 30 karya komikus lain, yang bahkan bukan saja dari Yogyakarta dan daerah lain, namun ada pula karya dari komikus bernama Rose Driver yang berasal dari Seattle -Amerika Serikat. Berlaku sebagai tim kurator dalam kpameran Komik Weeks tersebut antara lain adalah Terra Bajraghosa dan Danang Catur.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh para kurator, bahwa wacana yang dipresentasikan pada YKW ini sangat variatif dan tak sebatas dari sekadar lucu-lucuan pun pertarungan fisik. Lain dari itu, untuk kisah yang menampilkan narasi fiksi, selain kekuatan plot cerita digagas dengan baik, olah gambar pun disajikan secara unik. Pada akhirnya ia bisa menjadi satu bacaan yang tak hanya menghanyutkan, tapi juga sekaligus memukau. Sementara itu untuk narasi non-fiksi, komikus mencoba menghadirkan opini dan catatan kritis melalui simbol-simbol dan gambar pada tokoh tertentu.

Masih sesuai penuturan para kurator di atas, yang dipersembahkan pada pameran komik di YKW 2019 ini merupakan karya komikus yang sudah berkiprah. Baik mereka yang masih eksis, pun yang sudah meninggal dunia. Baik dimulai sejak zaman cetakan kertas, pun yang sudah masuk pada karya komik saat ini yang banyak beredar di dunia maya.

Sajian Komik Karya Abdulsalam “Kisah Pendudukan Jogja”  dan Hasmi ‘Gundala Putera Petir’

Pada Yogyakarta Komik Week tahun 2019 sebagai pameran komik pertamakali di Yogyakarta ini, pihak kurator menyajikan karya-karya dari dua Komikus Indonesia. Ialah Abdulsalam (1913-1986) dan juga Mas Nemo alias Mas Hasmi (1946-2016).

  • Buku Komik karya Abadulsalam

Dapat diketahui bahwa Buku Komik karya Abadulsalam yang diterbitkan tahun 1952 dengan judul “Kisah Pendudukan Jogja”  menjadi buku komik pertama yang ada di Indonesia. Sedangkan lembaran komik strip, sebelumnya juga disiarkan di surat kabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, sebelum kemudian dibukukan. Komik karya Abdulsalam tersebut memuat tentang hal yang menjadi pengalaman pribadi dan sekaligus bersejarah, ialah sajian kronologi dari peristiwa Agresi Militer Belanda ke Yogyakarta.

Terkait dengan komik karya Abdulsalam yang dipamerkan di helatan Yogyakarta Komik Weeks dengan lokasi berada di Gedung Ex KONI -Museum Sonobudoyo Yogyakarta tersbeut, maka para pelajarpun secara langsung bisa belajar tentang sejarah Indonesia pun sejarah Yogyakarta ini melalui komik, yang bahkan wujud komik ini sudah tidak ada lagi di pasaran. Paslanya, dalam pameran inipun pihak panitia dan kurator juga memperolehnya dari hasil-pinjaman dari seorang kolektor komik.

  • Buku Komik karya Om Nemo a.k.a Mas Hasmi

Sementara itu Buku Komik karya Hasmi -yang oleh kerabat dekatnya dipanggil dengan sebutan Om Mbik- ini menyajikan tokoh Super Hero Indonesia yang tak asing lagi bagi sebagian besar khalayak. Ialah Gundala Putera Petir sebagai karya yang sangat popular dan digemari oleh semua kalangan, segala usia dan tetap abadi tak lekang dimakan zaman.

Hasmi sebagai komikus yang terlahir di Yogyakarta tanggal 25 Desember 1947 dan berpulang pada tanggal 6 November 2016 silam telah membuat sebanyak 23 judul untuk seri Gundala. Semua seri tersebut pernah tampil pada komik strip, juga acap dimainkan dalam kethoprak, pernah di-film-kan, dan bahkan dimainkan pula oleh Teater Grandrik yang di dalamnya Mas Hasmi pun turut menjadi pelakon.

Banyak tokoh-tokoh Super Hero kreasi Hasmi dalam komiks tersebut, diantaranya adalah Maza, Pangeran Mlaar, Kalong, dan Sembrani. Saat ini komik kreasi Mas Hasmi tersebut telah dikelola sebagai kekayaan intelektual yang dikembangkan sebagai komoditas industri kreatif.

Dalam penyelenggaraan Yogyakarta Komik Weeks yang dibuka pada tanggal 8 Oktober dan diakhiri tanggal 21 Oktober 2019 ini selain telah ada workshop dan lomba, dihadirkan pula banyak rangkaian program lain. Di antaranya adalah diskusi karya, bincang komik, bazaar komik, screening film, Yogyakarta Komik Weekend, dan yang pasti adalah pameran karya komik. []

4.9/5 - (8 votes)

4.9/5 - (8 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Official Adm


Tentang Official Adm