Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Performa ARTJOG 2023

Usung Program Baru Performa ARTJOG Hadir Kembali Tanggal 30 Juni hingga 27 Agustus 2023


Diwartakan oleh Official Adm pada 25 Juni 2023   (1,926 Readers)

ARTJOG sebagai pameran seni kontemporer yang digelar rutin setiap tahun kali ini akan segera kembali hadir dengan lokasi yang masih serupa, yaitu di komplek Jogja National Museum dengan alamat di Jalan Ki Amri Yahya Wirobrajan Yogyakarta.

Berbicara mengenai ragam performa ARTJOG yang selalu hadir setiap tahunnya, maka hal menarik dan sangat jauh dari kata mengecewakan menjadi kalimat yang sudah pasti muncul setelah menikmatinya. Dan benar saja, Performa ARTJOG di tahun 2023 kali ini merupakan dua kata yang dijadikan sebagai salah satu program guna memperkaya sekaligus menenami pameran seni rupa serta gelaran lain pameran seni internasional ARTJOG tahun 2023 ini.

Seiring dengan ragam persiapan gelaran ARTJOG, pada hari Kamis tanggal 22 Juni 2023 telah dilaksanakan acara Press Conference yang berlokasi di Barley and Barrel ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta. Hadir beberapa nara sumber, di antaranya adalah Heri Pemad, Hendro Wiyanto, Nadiah Bamadhaj, dan seniman komisi ARTJOG 2023, Mella Jaarsma. Selain itu ada pula Yudi Ahmad Tajudin dalam kaitannya dengan penampilan Teater Garasi yang berjudul “Waktu Batu”, serta Broto Wijayanto yang merupakan sosok berkaitan pada pelayanan dan penanganan disabilitas. Berlaku sebagai moderator dalam acara temu media tersebut adalah Gading Paksi.

ARTJOG selain diketahui memiliki peran penting sebagai sarana pendidikan budaya secara populer sekaligus menjadi ruang diplomasi budaya, juga merupakan katalisator dalam mengembangkan aspek pariwisata berbasis seni. ARTJOG juga memiliki kontribusi dalam peningkatan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dalam kenaikan jumlah dan lama tinggal pengunjung di hotel-hotel maupun naiknya angka pembelanjaan pengunjung selama dihelatnya acara ARTJOG. Artinya peristiwa ARTJOG ini berhasil menarik segmen wisatawan berkualitas, menciptakan relasi yang mendorong kunjungan ulang, dan menghasilkan publisitas positif tentang destinasi DIY yang unik dan lengkap.

Studi Dampak ARTJOG 2022 oleh Ike Janita Dewi dan Tri Subagya mencatat bahwa selama ARTJOG digelar, tingkat pembelanjaan pengunjung luar DIY meningkat 3-4 kali lipat (390%). Selain itu, selama gelaran ARTJOG rata-rata durasi tinggal wisatawan nusantara di DIY meningkat dua kali lipat, dari 2,01 hari menjadi 4,08 hari. Secara keseluruhan, penyelenggaraan ARTJOG memiliki dampak ekonomi yang signifikan, berkontribusi sebesar Rp 3,4 T atau sekitar 2,28% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY pada tahun 2021.

ARTJOG 2023_Press Conference_All Speakers

Tema “Motif: Lamaran”

ARTJOG 2023 yang mengusung tema “Motif: Lamaran” ini gelarannya dimulai tanggal 30 Juni hingga 27 Agustus 2023, yang juga akan melibatkan 73 seniman, terdiri 51 seniman dewasa dipilih dari jalur undangan dan panggilan terbuka, serta 22 seniman anak.

Tema “Motif: Lamaran” tersebut dipilih sebagai landasan dalam merajut ide dan pola karya seniman sekaligus mengajak mereka untuk mengungkapkan gagasan dan motivasi di balik karya. Tim kuratorial ARTJOG akan dipimpin oleh kolaborasi kurator dan seniman; Hendro Wiyanto, kurator dan penulis berbasis di Jakarta dan Nadiah Bamadhaj, seniman Malaysia yang menetap di Yogyakarta. Keduanya melandasi pilihan karya seniman dari sesuatu yang performatif, tangible, memiliki pendekatan serta perangkat visual yang kaya, dan tentunya menarik. Selain itu, tim kuratorial ARTJOG 2023 juga mengajak seniman muda pendaftar untuk memahami unsur-unsur sejarah tekstual Indonesia melalui tiga karya kanon Indonesia: “Laut” (1967) karya Sanento Yuliman, “Abracadabra” (1974) karya Danarto, dan “Misteri” (1983) karya Toeti Heraty.

Dalam gelaran tahun ini, ARTJOG mengundang Mella Jaarsma dalam program Commissioned Artist. Mella Jaarsma telah berkontribusi secara signifikan pada dunia kesenian dalam karirnya selama lebih dari 30 tahun. Karya Mella Jaarsma banyak mengeksplorasi berbagai material untuk mengungkapkan dan mempertanyakan fenomena sosial serta elemen kehidupan Jawa dan Indonesia. Karyanya sering menggunakan tubuh manusia sebagai motif sentral. Tubuh berfungsi sebagai jembatan antara karya dan penontonnya serta menghadirkan ketegangan yang intens antara pemirsa dan karya tersebut.

ARTJOG akan menampilkan bangunan limasan yang menaungi karya-karya Mella dengan tiga pendekatan kuratorial. Pertama, konsep arsitektur rumah limasan yang merepresentasikan ruang cair yang mengakomodasi pertemuan antar individu atau komunitas melalui aktivitas nongkrong. Kedua, karya yang berpondasi pada konsep kulit kedua (second skin) yang mewarnai karya Mella dari tahun 2000-an. Konsep second skin menampilkan karya-karya berbentuk jubah dari bahan-bahan tradisional yang merepresentasikan sekaligus mengomentari fenomena dalam masyarakat Indonesia. Pendekatan ketiga menampilkan karya-karya Mella yang merujuk pada arsitektur dan ruang. Menyoroti hubungan antara tubuh, ruang, dan konsep arsitektur limasan, instalasi karya commissioned artist ini menghadirkan ruang kontemplasi atas persoalan identitas, polarisasi, dan pakaian, sebuah kecenderungan yang dalam dekade terakhir ini menguat dalam atmosfer masyarakat Indonesia.

Selain Mella Jaarsma, beberapa seniman seperti Novi Kristinawati, Ugo Untoro, dan Dicky Takndare juga turut memeriahkan ARTJOG tahun ini. Karya instalasi Novi Kristinawati untuk ARTJOG adalah sebentuk site-specific yang merespons tangga-tangga di dalam gedung Jogja National Museum. Konsep yang melandasi dua buah karya ini adalah metode perihal kondisi-kondisi yang saling bertentangan satu sama lain, yang disebutnya “berpikir cepat” (“fast thinking”) dan “berpikir lambat” (“slow thinking”).

Ugo Untoro, dalam seri karya terbaru batu bersuratnya memahat berbagai motif—gambar, simbol, aksara, pepatah-petitih—pada permukaan bebatuan candi, membubuhkan makna-makna baru yang satu dengan yang lain tidak saling berkaitan. Pada satu sisi keberadaan bongkahan-bongkahan batu itu menandai obyek, citra dan artifak arkeologis seperti prasasti. Akan tetapi pada sisi lain batu-batu bersurat ini memuatkan pesan-pesan dan isu kontemporer. Isu-isu itu sedikit banyak juga merefleksikan berbagai informasi dan misinformasi yang melimpah ruah di dunia sosial media sekarang ini. Karya Dicky Takndare yang berukuran besar menggabungkan gagasan antara, yakni berada di dalam dan di luar bagi tahanan politik di Papua Barat. Ia memadukan antara kebesaran monumen Pembebasan Irian Barat yang dikerjakan oleh pematung Edhi Sunarso di Jakarta semasa kekuasaan Presiden Soekarno pada 1960-an dan ruang tahanan sebagai tubuh abstrak monumen itu.

ARTJOG 2023_Press Conference_Hendro Wiyanto

ARTJOG Kids & Pusat Layanan Disabilitas

Menyambut antusiasme keterlibatan anak-anak, ARTJOG Kids kembali digelar untuk memfasilitasi karya dan aktivitas anak-anak serta menempatkan karya mereka bersama dengan karya seniman professional. ARTJOG secara khusus mengundang seniman Erwin Windu Pranata untuk membuat karya interaktif yang melibatkan anak-anak dalam prosesnya. Erwin berkolaborasi bersama anak-anak dari Rumah Belajar Ummasa, Bandung yang berusia 4 sampai 10 tahun untuk merespon keberadaan pohon beringin. Dari hasil sketsa anak-anak tersebut, Erwin kemudian mewujudkannya dalam bentuk balon 3 dimensi yang juga dapat ‘dimainkan’. Selain itu, program Exhibition Tour for Kids juga akan memfasilitasi sesi tur pameran khusus anak dengan pendekatan yang lebih interaktif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat berpartisipasi aktif dalam menjelajahi karya seni.

Selain itu, tahun 2023 juga menandai langkah baru komitmen ARTJOG dalam misi menciptakan peristiwa seni yang lebih inklusif dengan menghadirkan Pusat Layanan Disabilitas (PLD). Layanan ini bertujuan untuk memperluas akses bagi penyandang disabilitas untuk menikmati dan berpartisipasi dalam peristiwa seni yang hadir di ARTJOG, sekaligus memastikan bahwa teman-teman difabel tidak dikecualikan dari acara dan ruang kesenian. Keterlibatan teman difabel dalam peristiwa seni diharapkan dapat berfungsi sebagai media pendidikan dan kesadaran tentang disabilitas, menghapuskan stereotip, meningkatkan pemahaman serta mempromosikan kesetaraan dan penerimaan terhadap keragaman individu.

Performa ARTJOG

Pada situasi yang lain, ARTJOG 2023 menghadirkan performa ARTJOG sebagai hasil transformasi dari program pertunjukan yang telah hadir sejak 2017.

Performa ARTJOG akan menghadirkan empat sub program, yaitu:

  • Main Performance yang menampilkan seniman-seniman dengan praktik artistik yang berdedikasi pada sejarah seni pertunjukan Indonesia
  • Connect yang merupakan program aktivasi pra-pertunjukan dari seniman Main Performance untuk terhubung dengan publik pada berbagai aspek dan elemen pertunjukan secara mendalam
  • Explanatory yang mempertemukan seni rupa dengan seni pertunjukan melalui penciptaan kolaboratif
  • Special Performance yang membuka panggung pertunjukan bagi publik

Meramaikannya, maka sebuah karya pertunjukan dari Teater Garasi bertajuk “Waktu Batu: Rumah yang Terbakar” akan hadir sebagai pembuka performa ARTJOG. Karya ini merupakan pertunjukan silang-media (teater x video game x sinematografi) tentang duka ekologis (ecological grief) yang menajam menjadi murka ekologis (ecological rage).

Menyambung keberlanjutan dari gelaran pada tahun-tahun sebelumnya, ARTJOG kembali menghadirkan program-program pendukung seperti Young Artist Award, Exhibition Tour, Meet The Artist, Artcare, serta Jogja Art Weeks. Jogja Art Weeks akan berfungsi sebagai kanal informasi, publikasi dan jejaring lintas peristiwa kesenian di Yogyakarta dan sekitarnya dengan menyajikan jadwal acara seni, liputan, rekomendasi, hingga panduan menikmati pengalaman seni yang beragam dan seru.

Untuk mengunjungi pameran ARTJOG 2023, publik dapat membeli tiket seharga Rp75.000,00 yang dapat diperoleh melalui pembelian langsung di lokasi. Pengunjung dapat menikmati pameran dan rangkaian kegiatan selama jam operasional pukul 10.00 – 21.00 WIB. Sedangkan informasi dan pendaftaran untuk program pendukung lain seperti ARTJOG Kids, performa•ARTJOG, Meet the Artist, dan Exhibition Tour dapat diakses melalui website www.artjog.id. []

ARTJOG 2023_Press Conference_Nadiah Bamadhaj

4.7/5 - (8 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Official Adm


Tentang Official Adm