Pameran ‘Kepada Tanah’ Digelar Galeri Lorong yang Bekerja Sama dengan G-Art Management

Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 5 November 2021 (1,836 Readers)

Meski pandemi corona masih saja mewabah dan belum sirna di seputar kita, namun itu semua tak bisa lantas menjadikan kita beralasan untuk menghentikan karya. Sebagaimana yang dilakukan Galeri Lorong di Nitiprayan Yogyakarta yang selalu mempresentasikan hasil karya para pekerja kreatif di seputar kota budaya Jogjakarta.

Pameran ‘Kepada Tanah’ yang digelar di area Galeri Lorong pada tanggal 6 hingga 16 November 2021 menjadi bukti tidak menyerahnya Galeri Lorong kepada keadaan, yang kali ini ia bekerja sama dengan G-Art Management menyajikan karya-karya seni nan apik dengan materi dari tanah.

Berbicara perihal pameran ‘Kepada Tanah’ ini, ada yang perlu kitahui bahwa terdapat berbagai jenis tanah liat yang biasanya dipakai sebagai bahan pembuatan gerabah dan/atau keramik. Tanah liat dari lokasi tertentu mempunyai kelenturan dan efek warna yang berbeda ketika diolah.

Perbedaan tanah itu seperti tanah liat dari Sukabumi ataupun Malang yang cenderung berwarna agak keputih-putihan, sementara beberapa daerah lain lebih kecokelatan. Tingkat kelenturannya juga berbeda-beda dan dapat kita kenali lewat pengalaman persentuhan dengan berbagai jenis tanah.

Keakraban dengan material merupakan salah satu elemen penting dalam membuat karya/produk kerajinan (craft). Tubuh perlu menjadi terbiasa dengan material tertentu, memahami seluk-beluk material itu, dan pada akhirnya cara untuk mengolahnya. Sensasi apa yang kita rasakan? Bagaimana respons tubuh kita ketika bersentuhan dengan material itu? Sederet hal yang hanya bisa kita dapatkan melalui pengalaman keterlibatan, aksi, dan aktivitas fisik.

Karya pada pameran ‘Kepada Tanah’ ini dikuratori oleh Arham Rahman dengan menghadirkan tiga seniman yang masing-masing adalah Dyah Retno, Anton Subiyanto, serta Suvi Wahyudianto.

‘Kepada Tanah’ menjadi ruang untuk berusaha mengakrabi material tanah liat yang disuguhkan sebagai hasil kerja bersama antara seniman dengan para peserta dari proses workshop. Karya-karya tersebut lebih banyak berbentuk obyek-obyek yang fungsional, dan beberapa di antaranya objek estetis. [hmk]