Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.7/5 - (4 votes)
HIGHLIGHT
   
Open Call 'Jogja International Miniprint Biennale'

Open Call Karya Seni Grafis Jogja International Miniprint Biennale


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 30 September 2020   (3,353 Readers)

JIMB yang merupakan akronim dari Jogja International Miniprint Biennale adalah helatan rutin dua tahun sekali dan telah digelar sejak tahun 2014 silam menjadi wadah bagi masyarakat guna berpartisipasi dalam mengembangkan ide dan teknik grafis secara demokratis, yang salah satunya melalui gambar cetakan kecil. Masyarakat partisipan tersebut terbuka bagi umum, baik itu seniman, sanggar, pecinta seni serta khalayak ramai.

Kemudian seiring berjalannya waktu Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) ini telah mengalami pergeseran karakter acara. Di antara perubahan tersebut salah satunya adalah dilibatkannya seniman muda dan juga yang lebih senior darinya. Hal ini dilakukan tak lain agar JIMB dapat menangkap dinamika seni grafis yang tumbuh dan berkembang.

Pada helatannya yang ke-4 di tahun 2020 kali ini, panitia dan juri juga bersepakat dalam memberikan kesempatan sama untuk pekerjaan yang menggunakan teknik konvensional maupun teknik yang berada di luar praktik biasa dan tidak diakomodasi dalam tiga Biennale pertama. Keputusan ini dipertimbangkan dengan cermat dari sejumlah sudut pandang, termasuk dampak luas Pandemi yang tampaknya akan terus berlanjut di masa depan.

Sebagai imbas dari merebaknya pandemi beberapa bulan terakhir ini, sekali lagi, telah membangkitkan kesadaran kita bahwa esensi seni sesungguhnya adalah bagaimana seniman pada suatu titik waktu-tertentu mampu memberikan pengaruh kuat melalui karyanya. Seni grafis itu unik karena dapat menghubungkan kekuatan ide dan teknik tertentu serta dapat berperan dalam menciptakan peluang bagi setiap orang, dimanapun mereka berada dan dalam kondisi apapun, dimana mereka dapat menciptakan karya seni.

Masih berkaitan dengan imbas dari wabah covid-19, pada akhirnya iapun mengakibatkan banyak perubahan dari helatan Jogja International Miniprint Biennale 2020 kali ini. Baik rangkaian acaranya, pun jadwal agenda yang mengalami kemunduran waktu, termasuk di dalamnya adalah perihal open call dan penjurian tahap I yang tetap dilaksanakan pada tahun ini, dan penjurian tahap II dan rangkaian acara pameran akan dilaksanakan tahun 2021 mendatang.

Menyikapi helatan JIMB dan juga tantangan yang menyertainya, adanya dukungan finansial yang berasal dari Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memungkinkan pihak panitia Penyelenggara Biennale ke-4 tahun 2020 kali ini bisa meningkatkan apresiasi bagi participant. Bahwa selain tetap menghadirkan tiga juri yang merupakan seniman seni grafis ternama Indonesia, untuk pertama kalinya kali ini JIMB juga menghadirkan seniman internasional ternama: Deborah Chapman, ialah seniman Kanada yang disegani di dunia seni grafis. Ini artinya, dengan berpartisipasinya di Dewan Juri tersebut, bakal bisa menambah reputasi helatan kali ini. Dapat diketahui bahwa Deborah juga merupakan salah satu pemenang Three Best Works Award pada 2nd JIMB 2016 dengan mezzotint memukau bertajuk ‘Murmure’ 2016. Ia akan mengikuti tahap I proses seleksi.

Open Call Karya Seni Grafis 'Jogja International Miniprint Biennale'

Tema “Trans-Pandemi” di Jogja International Miniprint Biennale (JIMB)

JIMB #4 kali ini mengusung tema “Trans-Pandemi”, di mana ia meruapakan bentuk penyikapan atas mewabahnya pandemi corona yang kemudian berakibat membatasi gerak langkah manusia dalam banyak hal dikaitkan dengan proses kreativitas seniman grafis. Bahwa dalam situasi yang tak kondusif akibat covid-19, manusia ini mau tak mau, harus mampu “men-trans-form” keadaan sulit ini menjadi atmosfir kondusif guna membangkitkan berbagai kemungkinan positif. Malalui Seni –dalam hal ini seni grafis/printmaking– orang dapat mengubah (transform) ide khas apa saja menjadi sesuatu yang istimewa.

Dapat dicermati bahwa dalam ragam aktivitas yang serba dibatasi akibat pandemi, yaitu demi memutus mata-rantai penyebaran virus, tentu saja bukan perkara mudah untuk mengubah kebiasaan yang telah ada. Bukan perkara gampang untuk melakukan hal yang dianjurkan, sekaligus menghindari, atau bahkan, melawan bermacam hal yang dilarang.

Namun hebatnya, dalam suasana yang tak mudah serta kondisi yang tak gampang tersebut, justru ragam manusia dari berbagai latar belakang, baik itu latar belakang usia, latar belakang gender, latar belakang suku, bahkan juga latar belakang negara, bisa dikatakan hampir semuanya dapat menciptakan metafora baru, yaitu untuk secara kreatif merepresentasikan hal atau peristiwa luar biasa yang dialaminya. Orang-orang kreatif yang berasal dari berbagai latar-belakang tersebut tergerak untuk mengungkapkan pengalamannya melalui berbagai media, antara lain perihal suara, gerak, kata-kata, penampilan, dan tubuh sendiri.

Yang fenomenal, secara global, menanggapi lock down dan isolasi sosial adalah munculnya karya-karya kreatif dan inovatif yang mampu menerobos berbagai keterbatasan yang dipaksakan oleh social-distancing. Karya seni, desain, pertunjukan, animasi, film pendek, novel, dan musik bermunculan dari berbagai komunitas, termasuk komunitas yang berkembang secara online. Dari sini dapat ditarik benang-merah bahwa kenyataannya pembatasan ketat malah menjadikan orang bisa kreatif. Mereka telah mampu menciptakan cara-cara baru yang lintas batas, lintas paroki, lintas disiplin, dan lintas media.

Dari pengamatan semacam itulah awalan ‘trans’ yang artinya melewati, melampaui, menyeberang dan mengatasi, menjadi salah satu kata kunci di era baru ini, yang kemudian tersematkan ke dalam tema Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) kali ini.

Seni Grafis dalam Jogja International Miniprint Biennale (JIMB)

Seni grafis merupakan salah satu cabang praktek seni rupa yang tidak pernah lepas dari gambar dan teks yang diciptakan untuk direproduksi melalui proses pencetakan. Sesuai sifatnya, cetakan berpotensi untuk muncul, sama orisinalnya, di beberapa tempat sekaligus. Frasa metafora tentang ‘apa yang terjadi di sini dan sekarang’ dapat secara fisik dikarakterisasi dan disebarluaskan secara online. Gambar, teks, atau gambar teks yang mencolok dapat dibuat dengan bahan dan peralatan sederhana atau dengan bahan dan peralatan yang dirancang khusus untuk keperluan pencetakan industri. Kehebatan dalam sebuah karya cetak / grafis dapat dicapai melalui pendekatan yang sederhana dan minimalis atau canggih dan teknis.

Hal terpenting yang dapat ditunjukkan oleh para pembuat cetak adalah keterampilan intelektual-kreatif mereka dalam mengubah ide atau wawasan tertentu menjadi kenyataan yang mereka rasakan urgensi untuk diungkapkan melalui proses pemindahan gambar ke media cetak untuk direproduksi. Yang penting adalah kemampuan pencipta, pembuat cetakan, untuk memediasi suatu wawasan ke dalam suatu medium.

Dalam kondisi sulit seperti yang terjadi akibat Covid-19 ini, masyarakat harus mampu mengubah situasi menantang menjadi lingkungan yang kondusif bagi berbagai kemungkinan positif. Melalui seni, dalam konteks seni grafis ini, orang dapat mengubah ide tertentu, termasuk ide yang berkaitan dengan Pandemi, menjadi sesuatu yang unik.

Open Call Jogja International Miniprint Biennale

Menyikapi Pandemi Covid -19 yang pada akhirnya menuntut penyesuaian penyelenggaraan Jogja International Miniprint Biennale (JIMB), termasuk proses seleksi dan pameran Biennale yang akan dilangsungkan pada kuartal pertama tahun 2021 mendatang, panitia tetap meyakini bahwa masih tersedia banyak cara kreatif guna merepresentasikan peristiwa dan fenomena yang dihadapi, baik dilihat secara personal ataupun komunal.

Berkaitan dengan penyikapan dan penilaian tersebut, selanjutnya pihak penyelenggara juga tetap mengundang khalayak guna turut berpartisipasi –mengirimkan karya grafis ke acara ini, baik karya menggunakan metode teknis konvensional maupun pendekatan trans-media, pasalnya masing-masing juga memiliki keunikan dan kekuatannya sendiri-sendiri. Bahwa Kedua karakteristik ini seperti dua kepribadian berbeda yang diwakili dalam mitologi Yunani kuno oleh dewa Apollo dan Dionysius; keduanya memiliki ciri dan ciri yang jauh berbeda satu sama lain, namun keduanya memiliki kekuatan dan kemampuan masing-masing.

Selanjutnya dalam kesempatan panggilan terbuka a.k.a Open Call JIMB #4 tersebut, pihak penyelenggara mengundang khalayak yang memiliki minat, termasuk pada seniman, baik dari dalam maupun luar negeri dengan beberapa syarat dan ketentuan.

Syarat dan Ketentuan:

  1. Pendaftaran gratis, tidak dipungut biaya
  2. Terbuka untuk seniman Indonesia dan internasional dengan batasan usia diatas 18 tahun
  3. Karya merupakan seni cetak grafis di atas kertas dengan ukuran maksimal kertas 20 cm x 20 cm. Ukuran gambar/matriks bebas
  4. Karya dibuat dalam 2 tahun terakhir (2019-2020)
  5. Karya mengikuti arahan tema yang dibuat oleh juri, “Trans-Pandemi”
  6. Teknik cetak yang diperkenankan adalah semua kemungkinan teknik cetak grafis atau cara membuat gambar melalui sentuhan tak langsung. Mulai dari teknik konvensional (woodcut, linocut, rubber cut, moku hanga, collagraph, stamp art, stencil, silk screen, monotype, lithography, alugraphy, mezzotint, etching, drypoint), teknik digital (digital print, risograph, offset, photo copy) sampai teknik-teknik yang bersifat pribadi (body print, finger print dan sebagainya) baik yang hadir sebagai teknik tunggal maupun teknik campuran diperbolehkan. Monoprint, AP dan unique print diperbolehkan
  7. Karya yang tidak diperkenankan adalah menggunakan hand coloringhand touching, menambahkan lukisan atau drawing, kolase dan berbagai cara membuat gambar/image yang sifatnya melalui sentuhan langsung. Panitia akan mendiskualifikasi karya yang menggunakan selain teknik cetak
  8. Setiap karya harus dapat menunjukkan nomor edisi (jika karya berupa monoprint/monotype/unique print edisi ditulis dengan (1/1) dan disertai tanda tangan pembuatnya
  9. Seleksi akan dilakukan dalam dua tahap
  10. Peserta yang berminat mengikuti seleksi dapat mengirimkan maksimal 3 buah foto karyanya dalam bentuk file .jpeg ukuran masing-masing tidak lebih dari 3 MB dengan resolusi 300 dpi. Setiap file foto diberi keterangan: Nomor file_nama, judul karya, tahun pembuatan, teknik, ukuran gambar dan nomor edisi. Contoh: File 1._nama seniman, judul,……File 2_nama seniman, judul,………… dan seterusnya
  11. Menyertakan konsep atau deskripsi mengenai karya tidak lebih dari 100 kata serta biodata singkat seniman dalam file tersendiri (tersedia dalam formulir)
  12. Foto karya, konsep dan biodata dikirim ke e-mail: jogjaminiprints@gmail.com selambatnya diterima tanggal 30 Oktober 2020 dengan menambahkan keterangan pada kolom Subjek e-mail: TAHAP I JIMB
  13. Peserta yang lolos seleksi Tahap I akan dihubungi panitia JIMB #4 melalui e-mail dan diumumkan melalui website tanggal 7 November 2020

Demikian ikhwal syarat dan ketentuan apabila hendak mengambil kesempatan pada panggilan terbuka di helatan Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) ke-4 ini. Sebagai informasi penghargaan, pihak penyelenggara menyediakan hadiah bagi para pemenang terpilih yang totalnya mencapai angka sebesar Rp31.500.000,00.

Selenjutnya mengenai informasi lebih lanjut perihal “4th Jogja International Miniprint Biennale” ini, sila dapat menuju laman-situs JIMB dengan tautan di https://bit.ly/3l0pk6K. [hmk]

4.7/5 - (4 votes)

4.7/5 - (4 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi