Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Balkonjazz Festival 2019 Bukan Sajian Musik Jazz

Balkonjazz Festival 2019 Bukan Sajian Musik Jazz, Melainkan Wujud Perayaan Masyarakat Pedesaan


Diwartakan oleh Official Adm pada 14 September 2019   (4,031 Readers)

Balkonjazz Festival 2019 yang menjadi helatan ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat lokal di seputar area Candi Borobudur Magelang pada akhirnya siap digelar pada hari Sabtu 14 September 2019. Lokasinya tepat berada di Balkondes (Balai Ekonomi Desa) Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Meski pada nama “Balkonjazz Festival 2019″ terpantik kata ‘jazz’ namun sejatinya ini adalah helatan yang sama sekali tak hendak menyajikan pementasan musik jazz sebagaimana dipikirkan banyak orang. Lain dari itu, Balkonjazz Festival sejatinya adalah sebentuk apresiasi tertinggi terhadap potensi lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia, juga sebagai sebuah momen yang tak terlupakan di mana sajian musik terbaik -yang tak hanya sebatas musik jazz- akan berpadu secara utuh bersama kekayaan alam sekitar, dan juga beragam potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Bakkar Wibowo dari Sinergi Nusantara yang juga berlaku sebagai Inisiator sekaligus Direktur Balkonjazz Festival ini memberikan penjelasan bahwa Balkonjazz setidaknya bakal diramaikan kurang-lebih sejumlah 5.000 penonton yang berdatangan dari berbagai daerah, baik dari Jawa Tengah pun dari D.I. Yogyakarta.

Annisa Hertami - Ari Wvlv - Bakkar Wibowo - Jatmika Budi Santoso - Edy SetijonoSesuai pemaparan dari Bakkar Wibowo, antusiasme dari masyarakat sangat besar dalam keterlibatannya secara langsung guna menyaksikan beragam potensi lokal daerah ini. Ditambah agi festival yang disuguhkan ini sifatnya adalah gratis dan bisa dinikmati secara umum oleh masyarakat luas. Hal tersebut sebagaimana dituturkan oleh Bakkar dalam acara jumpa pers yang digelar pada Jumat sore, 13 September 2019 dengan tempat berada di Balkondes Ngaran.

Dapat diketahui bahwa Balkondes Ngaran ini merupakan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) pertama yang dibangun di Indonesia, khususnya di wilayah kecamatan Borobudur Magelang. Sementara dari 20 Balkondes yang ada di area ini, untuk helatan Balkonjazz Fesival akan digelar di Balkondes Tuksono.

Sebagai tambahan informasi pula bahwa Balkondes merupakan salah satu program prestisius milik Kementrian BUMN, yang dibangun dengan tujuan guna menumbuhkan perekonomian perdesaan melalui sektor pariwisata, yaitu melalui didirikannya balai ekonomi dan homestay dengan sistem pengelolaannya langsung ditangani oleh masyarakat di sekitaran kawasan (dalam hal ini ialah kawasan Candi Borobudur). Dan keberadaan Balkondes Tuksongo sebagai lokasi dihelatnya Balkonjazz Festival adalah satu dari sejumlah 20 Balkondes yang tersebar di beberapa titik seputar Candi Borobudur.

Dari 20 balkondes di area Borobudur tersebut hanya tinggal satu Balkondes yang masih belum menyediakan sarana homestay, yaitu yang berada di wilayah lereng perbukitan Menoreh. Homestay ini belum bisa diaplikasikan mengingat medannya memang masih membutuhkan perencanaan matang, belum lagi fasilitas pendukung juga harus dipikirkan. Namun yang pasti, tak kalah dengan keindahan alam di Balkondes lainnya, di Balkondes lereng pegunungan Menoreh -yang tetap masih masuk kecamatan Borobudur dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Kulon Progo- inipun akan bisa dinikmati berbagai keindahan dan potensi alamnya.

Karena kepemilikan program adalah Kementrian BUMN -yang selanjutnya juga acap bekerjasama dengan dinas pun kementrian lain, termasuk kementrian pariwisata- maka yang terlibat pun adalah semua BUMN di berbagai sektor di Indonesia ini. Di antara Balkondes bentukan BUMN di area kecamatan Borobudur tersebut adalah sebagai berikut;

  1. Balkondes Tuksongo – Telkom Indonesia
  2. Balkondes Ngadiharjo – PLN
  3. Balkondes Giritengah – Jasa Raharja
  4. Balkondes Karangrejo – PGN
  5. Balkondes Candirejo – Semen Indonesia
  6. Balkondes Kebonsari – HK
  7. Balkondes Ngaran – PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero)
  8. Balkondes Wanurejo – Bank BNI
  9. Balkondes Tanjungsari – Bank BRI
  10. Balkondes Karanganyar – Bank BTN
  11. Balkondes Kenalan – Bank Mandiri
  12. Balkondes Majaksingi – Jasa Marga
  13. Balkondes Ngargogondo – Pegadaian
  14. Balkondes Giripurno – Pupuk Indonesia
  15. Balkondes Bumiharjo – PT. PP Properti
  16. Balkondes Wringin Putih – Pertamina
  17. Balkondes Kembanglimus – Patrajasa
  18. Balkondes Bigaran – Angkasa Pura
  19. Balkondes Sambeng – PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
  20. Balkondes Tegalarum – Angkasa Pura II dan Apa Kabar Festival

Kembali ke penjalasan Bakkar Wibowo pada acara press conference Balkonjazz Festival 2019, selanjutnya beliau juga mengungkapkan ikhwal persiapan dari helatan yang berada di sebelah utara perbukitan Menoreh ini.

Balkonjazz Festival 2019 Bukan Sajian Musik Jazz“Semua persiapan untuk Balkonjazz besok berjalan cukup baik, dan saya tidak menyangka antusias masyarakat untuk gelaran ini lebih besar dari apa yang kami perkirakan sebelumnya. Bagi kami, Balkonjazz itu ibarat sebuah Balkon, di mana seperti yang kita ketahui bahwa Balkon secara filosofis sebagai tempat bagi seseorang untuk menunjukan sesuatu yang ia miliki. Dan besok adalah kesempatan bagi masyarakat seputaran Balkondes untuk menunjukan potensinya kepada masyarakat luas lewat Balkonjazz,” demikian Bakkar menuturkan.

Bakkar masih melanjutkan bahwa pihaknya juga mengharapkan dari adanya Balkonjazz Festival ini bisa menjadi sebuah gelaran tahunan yang ada di tengah masyarakat, sekaligus sebagai momen di mana potensi lokal bisa terangkat ke ranah yang lebih luas. Dengan begitu, ekonomi dari warga di seputaran tempat diselenggarakannya Balkonjazz diharapkan bisa lebih bertumbuh dan berkembang.

Perihal langkah menyejahterakan masyarakat sekitar tersebut, Bakkar Wibowo membeberkan ikhwal konsep dari Balkonjazz yang justru membalikkan keadaan, tak sebagaimana biasanya. Yaitu, ketika biasanya artis menjadi tujuan utama dari para pengunjung untuk menikmati sajian, maka di Balkonjazz kali ini artis lebih ditempatkan pada posisi sebagai ‘influencer‘ guna menjadi magnet penarik masyarakat untuk datang dan kemudian “menonton” desa serta mengapresiasi segala potensi yang ada di dalamnya.

“Banyak festival musik yang digelar di Indonesia, namun Balkonjazz Festival memiliki perbedaan di mana gelaran ini ditujukan untuk mempromosikan ekonomi lokal, terutama bagi daerah- daerah di sekitaran destinasi wisata. Artis penampil akan menjadi influencer bagi potensi ekonomi lokal. Kami pun berharap festival ini pun bisa dibawa ke daerah lain di Indonesia yang memiliki potensi-potensi yang mesti diangkat di dalam masyarakatnya,” paparnya.

Sementara itu Direktur PT Manajemen CBT Nusantara, Jatmika Budi Santoso selaku pengelola dari Balkondes juga memaparkan bahwa selain gelaran musik yang akan menampilkan Yura Yunita, Rio Febrian, Payung Teduh, Dialog Dini Hari, Langit Sore, Tashoora, Nostress dan Frau, dalam Balkonjazz Festival tahun 2019 ini pun akan ada sesuatu hal bernama Pasar Balkon.

Pasar Balkon sendiri adalah ajang bagi masyarakat yang hidup di sekitaran Balkondes untuk menunjukan potensi yang mereka miliki di hadapan khalayak luas. Potensi tersebut ada banyak sekali, salah satunya adalah produk tanaman tembakau yang kebetulan kali ini sedang masuk di musim panen.

“Misalnya seperti produk pertanian masyarakat, produk makanan lokal, kerajinan tangan dan masih banyak lagi akan ada di Pasar Balkon. Seluruh tenant yang kami sediakan di Pasar Balkon sudah penuh semua. Masyarakat bisa berinteraksi secara langsung tentang apa yang mereka miliki kepada pengunjung di Balkonjazz. Semoga ini akan menjadi awal yang baik di mana ekonomi masyarakat lokal bisa lebih terangkat dan terus bertumbuh,” Jatmika menjelaskan.

Balkonjazz Festival 2019 Bukan Sajian Musik JazzIshari Sahida atau akrab dipanggil Ari Wulu sebagai Creative Director dari Balkonjazz Festival 2019 ini menambahkan bahwa dalam gelaran Balkonjazz Festival di tahun ini pihaknya mencoba merespon sesuatu yang selama ini dipegang erat oleh Balkondes dan juga hal-hal yang kerap dilakukan masyarakat pada kehidupan kesehariannya ke dalam sebuah bentuk artistik. Selama ini Balkondes berdiri dengan maksud untuk lebih menyejahterakan warga yang berada di sekitar Kecamatan Borobudur, dengan cara mengembangkan potensi-potensi yang sudah ada. Artinya, inilah salah satu hal yang juga harus direspon.

“Di sini Balkondes lantas tidak hanya memberikan modal dalam bentuk materi, namun yang memberikan pengetahuan kepada masyarakatnya untuk mengembangkan kemampuan dan sesuatu yang sudah ada. Maka dari itu, di sini kami secara garis besar memiliki konsep artistik upcycle, di mana kami merespon apa yang sudah ada dan diwujudkan ke dalam sebuah bentuk yang memiliki nilai tambah. Misal contohnya seperti kotak-kotak kayu yang kami susun menjadi sebuah gerbang. Atau contoh lainnya adalah aktivitas warga saat menjemur pakaiannya dengan menggunakan tali dan tiang. Di situ kami terinspirasi, dan coba kami aplikasikan ke dalam tata artistik yang akan ada di panggung Balkonjazz Festival,” Ari Wulu menutup penuturannya.

Dalam acara jumpa pers di Balkondes Ngaran Borobudur Magelang tersebut, kecuali tiga sosok narasumber tersebut di atas, hadir pula Edy Setijono yang berlaku sebagai Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC).

Edy memberikan penuturannya, yaitu ungkapan sepakat sebagaimana yang telah diungkapkan tiga narasumber sebelumnya, bahwa tujuan adanya Balkonjazz ini masih sangat sejalan dengan misi yang telah diembannya selama ini yaitu memberdayakan kesejahteraan masyarakat.

Balkonjazz Festival 2019 Bukan Sajian Musik JazzSementara mengenai kata ‘JAZZ’ pada penggalan BALKONJAZ, lebih lanjut pada sessi tanya-jawab di presscon tersebut, Bakkar Wibowo memberikan jawaban atas kata “BALKONJAZZ yang di sana terpantik kata ‘Jazz’ namun justru musisi yang dihadirkan tak ada yang nge-jazz. Bahwa nama itu sekadar kata yang dipantik bersama masyarakat lokal yang menghendaki adanya padanan kata-berima dengan BALKONDES, maka diambillah nama itu. Karenanya, semoga dapat dimengerti apabila pada helatan ini sama sekali tak menjadikan jazz sebagai acuan-keharusan untuk menyajikan musik jazz di hadapan khalayak, sama sekali bukan.

Sebaliknya, justru pada posisi tak harus terikat pada musik jazz inilah helatan bernama Balkonjazz Festival 2019 ini lebih memerdekakan masyarakat pedesaan guna merayakan kegembiraan sesuai caranya sendiri. Dengan begitu, mereka tak akan malu-malu lagi mengaku sebagai ‘wong-ndesa’ alias orang kampung.

Masih sesuai penjelasan dari Bakkar Wibowo, justru dengan semangat itu pula ia kemudian lebih memilih untuk menarik nama-nama artis pun musisi yang kelasnya tetap ‘Indie’ meskipun di antara yang dihadirkan telah memiliki nama yang tersohor.

Sebagai informasi tambahan pula dari Jatmika Budi Santoso, bahwa pada tahun 2017 ada sedikitnya 91.000 orang pergi ke balkondes. Satu tahun kemudian, di tahun 2018 pengunjung Balkondes totalnya mengalami kenaikan di angka 250.000 orang. Dan tahun 2019, baru sampai di pertengahan tahun, namun sudah ada sejumlah 247.000 pengunjung yang datang dan menginap di area Balkondes wilayah Borobudur Magelang Jawa Tengah ini. Dengan target akhir di angka 500.000 pengunjung pada akhir tahun 2019, ketika mendekati saja, maka hal ini kembali telah menjadi momen perayaan akhir tahun dengan penuh kegembiraan dan kemeriahan bagi masyarakat pedesaan. []

4.9/5 - (11 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Official Adm


Tentang Official Adm