Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
GAUNG GAMELEAN

Kemeriahan Gaung Gamelan Menjadi Penutup Yogyakarta Gamelan Festival ke-29 2024


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 12 Agustus 2024   (2,430 Readers)

Purna digelar selama satu minggu penuh yaitu mulai 5 Agustus hingga 11 Agustus 2024 sejumlah rangkaian acara festival gamelan internasional YGF-29 kali ini telah terselenggara dengan lancar, untuk kemudian di puncak acara sekaligus sebagai bagian dari upacara penutupan dipersembahkan Gaung Gamelan .

Gaung Gamelan yang menjadi penanda ditutupnya Yogyakarta Gamelan Festival ke-29 (YGF29) telah dilakukan di Stadion Kridosono pada tanggal 11 Agustus 2024. Ialah pertunjukan gamelan dengan dimainkan oleh ratusan pemain gamelan secara bersamaan dan tergabung dalam kelompok karawitan dari 14 Desa Budaya binaan Dinas Kebudayaan “Kundha Kabudayan” DIY.

Selain kelompok karawitan dari 14 Desa Budaya terdapat pula beberapa kelompok gamelan komunitas, di antaranya adalah Kyai Kanjeng, AKNSB (Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya), Gendhing Bahana UAD dan Karawitan Putri Bantul.

Pertunjukan ini memainkan empat gendhing klasik gaya Yogyakarta yang telah dibagikan satu bulan sebelumnya, serta disebarkan melalui berbagai media dengan tujuan agar dapat dipelajari (dibaca) oleh masyarakat luas sebagai pengetahuan atau dapat dipakai untuk berpartisipasi di dalam program ini. Dua lancaran yang dimainkan diawal adalah Lancaran Desa Budaya dan Lancaran Kuwi Apa Kuwi.

Di antara kumandang Gaung Gamelan tersebut, pada acaa penutupan Yogyakarta Gamelan Festival ke-29 kali ini dihadirrkan pula pertunjukan utama, yaitu performance dari Saron Groove (Gayam16-Yogyakarta), Drummer Guyub Yogyakarta (Yogyakarta), Anteng Kitiran (Yogyakarta), dan Sanggar Sritanjung (Banyuwangi).

Penambuhan Gamelan Bersama Oleh KPH. Purbodiningrat, Kepala Disbud DIY & Program Director YGF

Tahun 2024 ini menjadi kali kedua gaung gamelan dengan format brsama di area terbuka ini diselenggarakan, di mana pihak panitia hendak mencoba membagikan pengalaman menikmati gamelan yang mengelilingin kita semua,

Dapat diketahui bahwa YGF adalah festival yang mempertemukan pemain dan pencinta gamelan, dan dirunut dari waktu ke waktu, diketahui sekaligus dialami bersama bahwa beberapa tahun yang lalu dunia dilanda pandemi, dan di masa-masa itu dunia seakan reset, kembali seperti semula, lalu setelah berhasil “bangkit’ dari masa pandemi yang merupakan masa kegelapan bagi seluruh dunia. Berlatar belakang seperti itulah maka Yogyakarta Gamelan Festival  tahun 2024 kali ini mengusung tema “Piweling”

Ishari Sahida yang dikenal pula dengan nama Ari Wulu selaku Program Director Yogyakarta Gamelan Festival  menuturkan bahwa YGF bukan sekadar perayaan musik, ini adalah perjalanan kembali ke akar kita. Maka melalui tema “Piweling” pihaknya ingin terhubung kembali dengan asal usul alami kita semua, menumbuhkan rasa syukur, kebersamaan, dan pertumbuhan. Festival ini berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, melestarikan warisan kita sambil merangkul kemungkinan-kemungkinan baru.

Tema Piweling di YGF 29 ini diusung sekaligus sebagai cara menumbuhkan kesadaran untuk selalu mempunyai pengingat atau mengambil ilmu-ilmu yang sudah diajarkan guna mengembangkan kemungkinan baru dalam kebudayaan gamelan tanpa merusak ilmu serta aturan-aturan yang sudah ada.

Merunut dari beberapa acara, yang pertama ada Lokakarya denegan jumlah peserta 20 orang, selanjutnya di rembuk budaya  dihadiri oleh 26 orang yang mengikuti diskusi ‘Arsip musik sebagai warisan’ pengarsipan musik menjadi penting. Kmudian mengnai penyelenggaraan konser gamelan di Plaza Pasar Ngasem yang belangsung selama tiga hari dihadiri sekitar 2600 orang, secara statistik ini mmang tidak banyak jumlahnya, namun pihak penylenggara mengharapkan informasinya akan semakin tersebar di mana pada tahun 2025 mendatang YGF usianya bakal 30 tahun, karenanya ada rencana yang semoga bisa memantik lebih besar yang tentu saja hal itu perlu dukungan dari berbagai pihak.

Saron Groove di Gaung Gamelan

Masih di acara penutupan Gaung Gamelan sambutan hadir pula dari KPH. Purbodiningrat selaku penasehat Jogja Festivals yang menyampaikan bahwa pihaknya merasa bahagia bisa hadir di acara yang guyup ketika para pelaku, pemain dan penikmat gamelan berkumpul di Gaung Gamelan sebagai puncak acara Yogyakarta Gamelan Festival. Purbodiningrat  mengingatkan agar kita tidak kantas merasa puas dan berbangga diri agar gamelan tetap bisa ditekuni untuk kemudian bisa tetap lestari.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan DIY Ibu Dian Lakshmi Pratiwi membacakan sambutan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengkubuwana X.

“Setiap instument yang ada pada gamelan memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan, kendang misalnya berperan sebagai pemimpin yang mengendalikan irama gamelan memiliki filosofi ‘ndang’ yang dalam bahasa Jawa berarti bersegeralah, dan memiliki filosofi sebagai arti bersegeralah dalam beribadah kepada Yang Maha Pencipta. Setiap instrumen dalam gamelan dimainkan dengan porsinya masing-masing sehingga mampu menghasilkan harmonisasi yang indah pun dengan keberagaman dan perbedaan yang kita miliki tidak perlu sama namun dengan saling menghargai perbedaan tersebut dapat terwujud kehidupan yang selaras dan harmonis. Maka Yogyakarta Gamelan Festival menjadi salah satu medium untuk kembali memasuki pembelajaran hidup harmonisasi irama.”

Persembahan Ladrang Piweling dan Gundhul-gundhul Pacul yang dipentaskan oleh delapan belas kelompok karawitan DIY menjadi penutup Gaung Gamelan sekaligus menutup rangkaian acara Yogyakarta Gamelan Festival 29. [hmk]

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi