Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Peragaan Busana dalam UNESCO Youth Creative Camp 2022 4

Gelaran Kompetisi “UNESCO Youth Creative Camp 2022” oleh UNESCO Jakarta dan Citi Foundation Sekaligus Menjadi Peringatan 50 Tahun Konvensi Warisan Dunia


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 4 September 2022   (2,168 Readers)

UNESCO sebagai satu-satunya badan PBB yang memiliki mandat untuk melindungi warisan budaya, dalam tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk pengentasan kemiskinan, penciptaan mata pencaharian, kesetaraan gender dan pembangunan perdamaian, pada tahun 2022 kali ini kembali berkerja bersama CITI Indonesia -dengan dukungan CITI Foundation- dalam gelaran “Pemuda Kreatif di Situs Warisan Budaya Indonesia”. Gelaran yang kemudian diberi tajuk ‘UNESCO Youth Creative Camp’ ini menyoroti pentingnya berinvestasi dalam pengembangan kapasitas bisnis sumber daya manusia lokal sebagai bagian dari manajemen pariwisata warisan.

Dalam gelaran UNESCO Youth Creative Camp tahun 2022 kali ini, UNESCO Jakarta kembali menjadi tuan rumah UNESCO WH50 Competition – Creative Product yang waktu penyelenggaraannya adalah bulan Juli hingga September 2022.

Selain sebagai perayaan peringatan 50 tahun Konvensi Warisan Dunia, dalam kompetisi ini turut diundang adalah para wirausaha muda kreatif dari seluruh Indonesia, untuk kemudian menggagas dan menciptakan cendera mata unik yang terinspirasi dari situs Warisan Dunia dan budaya lokal Nusantara. Hal ini tentu menjadi ruang terbuka yang sangat baik guna memahami lebih dalam tentang nilai-nilai universal luar biasa yang dibangkitkan melalui Warisan Dunia.

UNESCO Youth Creative Camp 2022 1

61% Peserta Perempuan dan Disabilitas

Dalam “UNESCO WH50 Competition – Creative Product” tersebut terdapat sejumlah 121 peserta, yang 61% merupakan kaum perempuan serta 7 penyandang disabilitas. Dalam prosesnya, mereka telah mengikuti rangkaian lokakarya teknis dan pembinaan sampai pada tahap final pemilihan 15 produk paling inovatif, di mana pada tanggal 1-3 September 2022 para finalis tersebut berkumpul di area Candi Borobudur dan juga di Yogyakarta guna mengikuti UNESCO Youth Creative Camp. Dalam acara tersebut, mereka juga dipertemukan dengan para konservator Situs Warisan Dunia, pakar desain produk dan pengembangan bisnis kreatif, serta mengikuti acara kunjungan ke ruang-ruang seni.

Sebagai rangkaian kegiatan akhir, acara Youth Creative Camp tahun 2022 kali ini dipungkasi dengan acara penutupan sekaligus pengumuman pemenang kompetisi dalam acara Awarding Night UNESCO Jakarta Youth Creative Camp, tepatnya pada tanggal 3 September 2022 dengan lokasi di Hotel Burza – Yogyakarta. Dipandu oleh MC Annisa Hertami, dalam acara malam penghargaan ini juga dihadirkan peragaan busana dari beberapa desainer muda peserta.

Pemenang “UNESCO WH50 Competition – Creative Product”

Sosok-sosok yang diumumkan sebagai pemenang dalam malam penganugerahan tersebut, masing-masing adalah sebagai berikut;

  • Pemenang ke-1: Jemi Nikolaus Rahangiar (Semarang)
    Brand: Saparo
    Nama Produk: Fundanusa

FUNDANUSA (Fundamental Nusantara) adalah produk Tote Bag menarik yang diciptakan dengan memanfaatkan limbah perca dan dihiasi dengan gambar 3 Situs Warisan Dunia yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Subak Bali yang di gambar dengan teknik stencil.

Dalam pemanfaatan limbah berbagai macam kain ini, Tote bag Fundanusa diciptakan sebagai gambaran konsep gotong royong yang menjadi fundamental nusantara. Dihiasi dengan gambar Candi Borobuduru, Candi Prambanan, dan Subak Bali sebagai 3 Warisan Dunia di Indonesa yang di gambar dengan teknik stencil menjadikan produk ini terlihat unik dan menarik, dengan bentuk yang sederhana dan multi fungsi, cocok untuk dipakai dalam berbagai aktivitas. Keterlibatan secara tidak langsung dalam mengurangi limbah kain sekaligus ikut mempromosikan warisan dunia di Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemakainya.

  • Pemenang ke-2: Dheni Nugroho (Yogyakarta)
    Brand: Guru Batik
    Nama Produk: Dompet Warisan

Dompet Warisan merupakan karya kreatif dan inovatof yang terinpirasi dari lanskap warisan dunia Kawasan Candi Borobubur yang terletak di antara Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, dan Perbukitan Menoreh. Siluet Candi Borobudur yang dikelilingi perbukitan menjadi pola potongan khusus yang tepat guna menyelipkan kartu, sekaligus menyiratkan bahwa lingkup warisan dunia bukan hanya Candi Borobudur saja, namun meliputi keseluruhan Kawasan Candi Borobudur. Pola potongan pada produk Dompet Warisan ini terbuat dari sisa bahan kulit dari produk lain dengan ukuran yang kecil sehingga luasan bahan dasar kulit sapi dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Produk Dompet Warisan ini menjadi langkah nyata gerakan untuk mengajak sekaligus menjaga warisan budaya sebaik mungkin, seperti saat kita membawa dompet serta isinya untuk digunakan dengan bijaksana di waktu yang tepat.

  • Pemenang ke-3: Jessie Setiawati (Semarang)
    Brand: Setitik
    Nama Produk: Heritage Travel Journal

Heritage Travel Journal bertujuan memperkenalkan cerita di balik Situs Warisan Dunia di Indonesia melalui halaman-halaman yang berisi konten informatif seperti sejarah situs, peta area, hingga nilai-nilai universal luar biasa yang menjadikannya tak terbantahkan sebagai Warisan Dunia. Bercirikan motif pengulangan yang terinspirasi dari visual khas situs yang diangkat, edisi pertama hadir dengan tema Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.

Buku jurnal ini diproduksi secara handmade menggunakan kertas daur ulang, untuk dapat diisi dengan kenangan perjalanan berharga. Perjalanan panjang saat menyusuri situs warisan tambang di Sawahlunto sendiri tidak dapat luput dari penggambaran berbagai sistem penambangan yang ada, dari area tambang terbuka dan terowongan tambang bawah tanah hingga jalur rel gunung yang melintasi 155 kilometer medan terjal untuk menghubungkan tambang ke pelabuhan di pesisir pantai Samudera Hindia Sumatra.

Situs Warisan Dunia bagi Ekonomi & Budaya

Menanggapi rangkaian acara dalam gelaran UNESCO Youth Creative Camp tahun 2022 ini, Ameliya Rosita sebagai salah satu sosok finalis WH50 Competition yang berasal dari Jakarta menuturkan bahwa acara semacam ini sangat menginspirasi, di mana berkat mentor-juri yang sangat kompeten (yaitu Eugenio Hendro, Mirza Aditya, dan Sally Kailola), para peserta dipandu secara lengkap dalam proses pengembangan produk, termasuk desain, strategi pemasaran, dan kepedulian terhadap dampak lingkungan.

Dalam kompetisi ini, Ameliya mengusung RemiKu yaitu adalah permainan kartu keluarga dengan konten edukatif tentang Hutan Hujan Sumatera, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Di lain sisi Moe Chiba selaku Kepala Unit Budaya UNESCO JakartaTim Kita Muda Kreatif menyatakan bahwa Warisan Dunia adalah konsep yang akan bisa lebih baik dan lebih mudah dipahami jika dihadirkan melalui pengalaman langsung. Karena itu ia memiliki harapan bahwa dengan mempelajari dan memaknai nilai situs warisan melalui kompetisi kreatif ini, para wirausaha muda Indonesia merasa lebih dekat dengan Situs Warisan Dunia.

Puni Anjungsari yang merupakan Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia mengungkapkan pula bahwa Indonesia dengan kepemilikan warisan budaya yang melimpah sekaligus jumlah generasi muda yang mencapai hampir seperempat dari total penduduk ini, maka pihaknya melihat peluang besar guna terus memberi dukungan terhadap pemerintah dalam menjaga kelestarian dan menggali potensi budaya tanah air. Karena itu, tepat kiranya apabila pemanfaatan generasi muda untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan menjadikan ekonomi kreatif ini terus digenjot sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi baru di masa depan.

“Tentunya kami berharap dengan mendorong terciptanya peluang ekonomi kreatif bagi generasi muda dapat memberikan efek domino positif pada budaya dan perekenomian daerah – serta menyentuh multisektoral (budaya, sosial, ekonomi dan keuangan)–,” tutur Puni Anjungsari.

Dapat diketahui bahwa berdasarkan data dari Kemendikbud pada 2021 lalu, Indonesia memiliki lebih dari 1200 warisan budaya tak benda, lebih dari 1600 cagar budaya dan 439 museum. Selain itu, menurut data BPS, lebih dari 14,4 persen dari generasi muda di Indonesia masih masuk dalam kelompok pengangguran.

Dengan latar-belakang warisan budaya di Indonesia seperti itu, maka UNESCO Youth Creative Camp yang di dalamnya terdapat program WH50 Competition – Creative Product ini menjadi langkah tepat sebagai langkah kompetitif yang bertujuan guna mendukung pengembangan produk yang berhubungan dengan situs Warisan Dunia untuk peluang mata pencaharian lokal. Apalagi, selain dari Citi Foundation, ditampabh dukungan dari negara Jepang dalam “Pembinaan dan Penguatan Sinergi antar Jaringan Sains di Kawasan Asia Pasifik”, maka kesempatan ini menjadi ajang bagi para wirausaha muda untuk memberdayakan diri melalui kegiatan pengembangan bisnis dengan tujuan pelestarian budaya dan alam. [uth]

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha