Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.7/5 - (6 votes)
HIGHLIGHT
   
Sultan Hamengku Buwono X Menyapa Warga

Rutin Setiap Selasa Pagi Sultan Hamengku Buwono X Menyapa Warga Masyarakat Secara Tertulis


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 14 April 2020   (4,290 Readers)

Menjadi salah satu upaya dalam memperkuat dan menindaklanjuti imbauan terkait dengan merebaknya pandemi Covid-19, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengagendakan untuk menyapa masyarakat melalui pada setiap hari Selasa sekira pukul 08.00 WIB yang dilakukan langsung dari komplek Kepatihan Danurejan Yogyakarta.

Agenda Sultan Hamengku Buwono X menyapa warga masyarakat secara tertulis satu minggu sekali tersebut dilaksanakan mulai hari Selasa tanggal 14 April 2020. Bentuk pesan tertulis selanjutnya dipublikasikan melalui media sosial, media cetak, media online, dan sarana publikasi lain sejenisnya.

Program Sultan menyapa ini merupakan inisiasi langsung oleh Sultan HB X, yang di dalamnya secara rutin disampaikan perihal pesan kepada masyarakat, agar selalu waspada dalam menghadapi pandemi Covid19. Hal itu dilakukan tak lain karena pada waktu akhir-akhir ini, jalanan kembali mulai ramai apabila dibandingkan dengan beberapa pekan sebelumnya. Karenanya, dengan adanya pesan dari Sultan HB X tersebut, diharapkan menjadi penguat atas pesan-pesan beliau yang telah dilakukan pada waktu sebelumnya, tepatnya pada acara “Sapa Aruh”, sekaligus pesan mengenai masyarakat yang diimbau untuk tidak mudik seputar perayaan lebaran.

Sultan Hamengku Buwono X Menyapa

 

Seri pertama dari agenda Sultan menyapa warga masyarakat secara tertulis tersebut, yaitu pada hari Selasa tanggal 14 April 2020, diberi tajuk “Mangasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi”. Di dalamnya memberikan pengertian bahwa masyarakat diimbu untuk tidak boleh egois; ilmu tinggi akan sangat berarti apabila dapat diterapkan dan berguna bagi masyarakat lain, dan gotong-royong menjadi modal sosial terbesar warga Yogyakarta guna menghadapi pandemi secara bersama-sama.

Seperti yang dipublikasikan beberapa kanal-media yang dikelola langsung pihak pemerintahan; baik itu oleh Humas Jogjakarta pun Dinas Kominfo DIY, bahwa dalam pernyataan Sultan Hamengku Buwono X menyapa warga ini dituturkan perihal “Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi“.

Bahwa “Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi”, sejatinya merupakan dwitunggal-relasional yang menjadi gambaran keterkaitan antara kesejahteraan, ilmu pengetahuan, sekaligus upaya menghargai alam serta lingkungan di sekitar kita. Dalam kehidupannya, manusia tentu menginginkan kesejahteraan dan kesentosaan hidup, seperti yang tercermin dalam sesanti “Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja”.

Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan bahwa satu kesejahteraan hakiki akan dapat diraih oleh manusia apabila manusia tersebut mampu melewati segala cobaan yang datang dari Yang Maha Kuas sebagaimana halnya yang terjadi saat ini, yaitu ketika wabah virus Corona menjadi ujian bersama bagi manusia di seluruh dunia. Cobaan itu sendiri bisa saja dianggap sebagai sebuah pagebluk. Karenanya, pada situasi seperti inilah konsep Mangasah Mingising Budi dan Memasuh Malaking Bumi benar-benar menjadi obat jiwa dan hati dalam menghadapi pagebluk Virus COVID19 tersebut.

Beberapa para cerdik-pandai di dunia memang telah melakukan upaya guna mencapai tataran Mangasah Mingising Budi, yang itu men-syaratkan sebuah pitutur atau nasihat, bahwa setinggi apapun ilmu tak akan bermanfaat apabila bila tidak diamalkan. Ilmu harus diberikan sentuhan rasa, agar menjadi dwitunggal ideal yang berujud “ilmu-pengetahuan” sekaligus ‘ngelmu’, di mana ‘ngemu’ merupakan konsep bagaimana ilmu-pengetahuan itu diamalkan serta diterapkan, yang pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi masyarakat di sekitar.

Implementasi dari ngelmu tersebut bakal menjadikan manusia eling lan waspada, menjadi lebih peka terhadap lingkungannya, baik kepada sesama manusia atau alam sekitarnya. Konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu inilah yang akan membawa manusia pada suasana guyub rukun, sebagai pengingat akan pentingnya tradisi gotong-royong sebagai pengejawantahan filosofi Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah. Sekali lagi, virus Corona ini sejatinya adalah cobaan, yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, pun kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial.

Masih dalam agenda Sultan Hamengku Buwono X menyapa warga masyarakat secara tertulis, dipaparkan bahwa dengan bekal gotong royong, sabar lan narimo, dan guyub rukun, maka manusia akan bisa menempuh segala cobaan dan ujian, yang itu tentu saja harus melewati berbagai fase yang memang harus dilalui. Saat inilah kita harus melakukan instrospeksi atas apa yang terjadi. Virus Corona memang masih menjadi ancaman bagi seluruh penduduk bumi. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan pun ujian yang tidak bisa dilalui oleh mahluk-Nya. Caranya tak lain adalah dengan memperkuat kembali konsep “Manunggaling Kawula lan Gusti”.

Pada saat seperti inilah sudah selayaknya pemerintah dan masyarakat saling bergotong-royong, memutus habis mata rantai wabah Virus Corona. Sehingga, sudah sepantasnya semua elemen saling membantu dan bersatu-padu, saiyeg saeka praya, satu kata dan satu perbuatan, dalam menyehatkan manusia dan bumi seisinya. Saling percaya dengan rasa tulus, kerjasama, memberi tanpa ada tendensi, dan menghilangkan ego pribadi adalah modal mengembalikan kesejahteraan yang terenggut oleh Virus Corona ini. Jadilah manusia yang berbekal cahaya atau nur, dimana manusia akan bermanfaat bagi orang lain. Lakukan perbuatan baik, walau sekecil apapun, selaras dengan filosofi “Urip Iku Urup”.

“Mari bersama-sama mencapai tataran hidup Hamemayu Hayuning Bawana, melalui laku Ambrasta Dur Hangkara, melalui titian batin Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi,” Sultan menutup pernyataannya. [hmk]

4.7/5 - (6 votes)

4.7/5 - (6 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi