Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Pawai Pembukaan FKY -Festival Kebudayaan Yogyakarta -Eros Candra

Pawai Pembukaan FKY -Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 4 Juli 2019   (5,248 Readers)

Kamis 4 Juli 2019 menjadi hari dilaksanakannya Pawai Pembukaan FKY -Festival Kebudayaan Yogyakarta tahun 2019 Mulanira ruang | ragam | interaksi, tepatnya berlangsung mulai sekitar pukul 15:00 WIB.

 

Pawai ini dilepas dari dua titik yang berbeda, dan diikuti oleh lebih dari 2.000 orang-peserta yang terbagi dalam 33 kontingen. Dua tempat pelepasan itu, untuk titik start pawai pertama adalah dari kompleks Kepatihan yang langsung dilepas oleh Gintani Nur Apresia Swastika sebagai Direktur Kreatif 2 FKY 2019, dengan rute dari Kepatihan – Malioboro – Jl. Pangurakan. Sedangkan untuk titik start pawai kedua berasal dari Alun-alun Sewandanan –area Pakualaman, yang dilepas oleh dan Gading Paksi (Direktur Kreatif 1 FKY 2019) dengan rute dari Pakualaman menuju Jl. Sultan Agung melewati Jl. P. Senopati dan berakhir di jalan Pangurakan.

Kontingan peserta Pawai Pembukaan FKY 2019 yang dilepas dari Kepatihan terdiri dari 21 kontingen, yang di dalamnya antara lain terdapat kontingan dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dengan menampilkan Seni Garapan berupa kostum batik aneka warna kembang hasil karya 20 rintisan kelurahan budaya Kota Yogyakarta. Kemudian kontingen Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul yang akan menampilkan beragam permainan tradisional khas daerah ini. Serta kontingen Dinas Kebudayaan Sleman yang akan menampilkan sajian kuliner khas kabupaten ini.

Pawai Pembukaan FKY -Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019

Sementara dari Alun-alun Sewandanan Pakualaman, ada 12 kontingen-peserta yang dibuka oleh Bregada Wiro Mudho dengan membawa panji-panji FKY 2019, diikuti rombongan Paseduluran Angkringan Silat dan Kontingen Dinas Kebudayaan Bantul akan menampilkan adat tradisi upacara Jala Sutra. Lalu dilanjutkan oleh kontingen dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo yang menggelar Parade yang terdiri dari 250 penari angguk, dan kontingen lainnya. Rombongan kontingen dari Sewandanan tersebut disambut oleh Bregada Kraton di Taman Pintar, untuk selanjutnya bersama-sama menuju ke Titik Nol KM.

Dari keseluruhan kontingen yang dilepas dari dua titik, baik dari Kepatihan pun Pakualaman, keduanya akan bertemu di kawasan 0 Kilometer. Di kawasan inilah, khususnya di depan Museum Sonobudoyo, panggung pembukaan FKY 2019 ditempatkan.

Panggung Pembukaan FKY 2019

Pawai Pembukaan FKY -Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019Rangkaian acara di Panggung Pembukaan FKY 2019 diawali dengan dengan alunan lagu Bagimu Negeri yang dibawakan secara instrumental dengan gitar oleh Eros Chandra yang menaiki sebuah truk PU. Usai lagu Bagimu Negeri mengalun, giliran tarian massal komposisi Kinanthi Sandhung oleh 100 penari dari Sanggar Seni Kinanti Sekar, menyemarakkan panggung pembukaan ini.

Setelah bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Ketua Umum Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019, Paksi Raras Alit memberikan laporannya, yang menjelaskan perihal alasan dan maksud “Mulanira: Ruang | Ragam | Interaksi” sebagai tema besar festival ini.

“Yogyakarta telah menjadi ruang temu beragam kebudayaan sejak lama. Interaksi yang terjadi di dalamnya berlangsung dengan didasari semangat toleransi dan tepa selira, semangat itulah yang akan coba kami hadirkan kembali saat ini.” jelasnya.

Paksi Raras Alit memaparkan pula bahwa titik-titik yang hendak dijadikan sebagai lokasi terselenggaranya rangkaian FKY 2019 ini. Lokasi-lokasi tersebut di antaranya adalah Jalan Malioboro, Desa Panggungharjo, Museum Sonobudoyo, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Monumen Diponegoro, Museum Gunungapi Merapi, Pasar Terban, dan Alun-alun Kidul.

Pada kesempatan berikutnya Dr. Restu Gunawan, M.Hum. yang menjabat sebagai Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI juga hadir dan memberikan sambutan, yaitu dengan mengapresiasi festival yang dinisiasi Pemerintah Daerah DIY ini. Selain itu beliau berpesan agar anak-anak muda jika berlibur harus diisi dengan berkesenian dan berkebudayaan.

“Karena ini penting untuk penguatan dan memperteguh keistimewaaan Yogyakarta, menuju peradaban yang semakin maju dan memberi virus kebaikan ke daerah-daerah lain.” ujarnya.

Drs. Umar Priyono, M.Pd, juga memberikan sambutan sebagai sosok staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik sekaligus yang mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau menekankan bahwa dengan adanya keberanian mengubah nama dari Festival Kesenian Yogyakarta menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta, itu berarti bahwa FKY bukan lagi sebatas arena unjuk kebolehan di bidang kesenian semata, namun lebih dari itu, ia juga menggali segenap potensi kebudayaan milik DIY, yang merupakan peninggalan mulai dari Sultan HB I hingga Sultan yang saat ini bertahta.

Kebudayaan memiliki peran di dalam banyak aspek, di antaranya adalah sebagai pengingat bahwa kita dari dulu sudah punya nilai-nilai kebudayaan yang hebat. Aspek berikutnya adalah pengikat keberagaman di Nusantara, agar NKRI semakin kuat dan kebhinekaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Semoga FKY 2019 ini menjadi penanda dan penguat keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta turut meneguhkan Indonesia sebagai tujuan budaya yang terkemuka.” jelasnya, seraya mengungkapkan bahwa mulai tahun 2018, Yogyakarta menjadi Ibukota Kebudayaan ASEAN.

Selepas sambutan tersebut, Ketua Umum FKY 2019 – Paksi Raras Alit, Direktur Kesenian Dirjen Kebudayaan RI – Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik – Drs. Umar Priyono, M.Pd, dan Kepala Kundha Kabudayan DIY -Aris Eko Nugroho, SP., MSi., mereka semua bersama-sama dan berbarengan secara simbolis membuka Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019, yaitu ditandai dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh odhong-odhong.

“Prosesi pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 akan ditandai dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh. Mobil kayuh ini kami pilih sebagai simbol dialog budaya massa dan budaya tradisi.” ungkap Gading Paksi, Direktur Kreatif 1 FKY 2019.

Desa Panggungharjo

Pawai Pembukaan FKY -Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019Usai pembukaan FKY 2019 di seputar Malioboro pun Titik 0 KM Jogjakarta, pada malam harinya bertempat di Kampoeng Mataraman, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, juga dihelat upacara pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta 2019 dengan ditandai Kirab Tetebahan yang terdiri dari warga Panggungharjo, Drummer Guyub Yogyakarta, dan bregada desa Kampoeng Mataraman. Kirab ini bergerak menuju jembatan yang terletak di tengah Kampoeng Mataraman.

Di atas jembatan tersebut, Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., Apt. sebagai Kepala Desa Panggungharjo, memberikan sambutan dan membuka secara simbolis FKY 2019 di Desa Panggungharjo ini. Kemudian dilanjutkan dengan mempersembahkan kirab yang kembali bergerak menuju panggung pertunjukkan FKY 2019, dan kemudian langsung disambut dengan kesenian Gejog Lesung.

Dengan dibukanya secara simbolis FKY 2019 di dua tempat tersebut, maka selama 17 hari ke depan segenap masyarakat dipersilakan menikmati rangkaian kegiatan FKY 2019. Harapannya, festival ini dapat menjadi peristiwa budaya guna menunjukkan semangat dan karakter keterbukaan dan keramahan sekaligus keistimewaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. []

Pic-Source: Doc. Official FKY

4.7/5 - (11 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi