Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
ARTJOG Meet the Artist - Nicholas Saputra - Empat Puluh Malam Dan Satunya Hujan

Empat Puluh Malam Dan Satunya Hujan Menjadi Warna Spesial di ARTJOG 2024 Motif: Ramalan Baik Pertunjukan pun Dalam Program Meet The Artist


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 23 Agustus 2024   (2,018 Readers)

ARTJOG sebagai sebuah festival seni dengan salah satu fungsi menjadi tempat berkumpulnya ide-ide baru dalam seni dan kreativitas secara rutin setiap pekannya selalu menggelar program Meet The Artist sebagai bagian dari rangkaian prorgram pertunjukan sekaligus pameran, dan kali ini dipersembahkan di depan halayak adalah karya bertajuk Empat Puluh Malam Dan Satunya Hujan.

Karya Empat Puluh Malam Dan Satunya Hujan yang dipersembahkan dalam Festival serta pameran dan pasar seni rupa kontemporer tahunan ARTJOG ini menjadi salah satu program yang banyak dinanti publik, tak lain karena para seniman yang terlibat sudah cukup familiar di mata pun telinga. Di antara para seniman tersebut ada Nicholas Saputra, Happy Salma, (almarhum) Gunawan Maryanto, dan seniman seni rupanya adalah Iwan Yusuf.

Perihal ARTJOG yng di tahun 2024 kali ini mengusung tema Motif: Ramalan dan berlangsung sejak 28 Juni hingga 1 September 2024 dengan lokasi berada di Jogja National Museum tetap berkomitmen menjadi ruang pertemuan antara seni -yang dalam hal ini terkhusus seni pertunjukan- dengan masyarakat, karenanya diwujudkanlah melalui program performa•ARTJOG x Bakti Budaya Djarum Foundation.

ARTJOG 2024 - performa•ARTJOG - Centhini, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan - 1

Renitasari Adrian selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation menuturkan bahwa dari tahun ke tahun ARTJOG telah menjadi ajang bagi seniman rupa dan juga seniman panggung untuk menampilkan hasil karyanya ke hadapan para pengunjung yang juga memiliki kecintaan tinggi dengan seni. Sejak 2019. Dengan latar belakang seperti itu, maka Bakti Budaya Djarum Foundation telah bekerja sama dengan ARTJOG untuk menyediakan ruang bagi seniman-seniman muda di Indonesia dalam upaya menciptakan ekosistem seni pertunjukan yang kreatif dan mandiri. Masih menurut Renitasari Adrian, melalui program performa•ARTJOG x Bakti Budaya Djarum Foundation yang dihadirkan tahun 2024 ini, maka dibuka kesempatan bagi para pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan para seniman, memahami proses kreatif, dan mendengar langsung cerita di balik karya-karya mereka. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi dan memperkaya wawasan budaya penonton, sehingga dapat mendorong kreativitas para seniman muda dan memperkuat ekosistem seni di Indonesia.

Di lain sisi Heri Pema sebagai CEO dan Founder ARTJOG menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation kepada ARTJOG selama ini. Menurutnya hal ini merupakan langkah konkret dalam membangun infrastruktur seni dan budaya.

Dapat diketahui bahwa kemitraan antara ARTJOG dan Bakti Budaya Djarum Foundation tahun 2023 kali ini juga hadir dalam presentasi karya instalasi mix-media hasil kolaborasi antara Nicholas Saputra, Happy Salma, (alm.) Gunawan Maryanto, dan Iwan Yusuf yang berjudul Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan. Ialah karya alih wahana dari buku tafsir dan terjemahan Serat Centhini yang dilakukan oleh Elizabeth D. Inandiak dan diterbitkan pada tahun 2002. Nicholas Saputra,

Sehubungan dengan karya berjudul Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan tersebut beberapa artis dihadirkan langsung dalam program Meet the Artist pada hari Kamis 22 Agustus 2024 pukul 16.00 WIB. Di antara artis tersebut adalah Happy Salma, Iwan Yusuf, Elizabeth D. Inandiak, dan Didik Nini Thowok. Selain guna mengungkap proses kreatif di balik karya Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, ada pula kajian uang dari makna Serat Centhini pada konteks hari ini.

Pada kesempatan sore tersebut Nicholas Saputra menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi upayanya untuk memperkenalkan lebih dalam sebuah karya penting dalam sastra Jawa dari abad ke-19. Secara visual instalasi ranjang dan kelambu dihadirkan melalui kolaborasi dengan Iwan Yusuf.

“Melalui karya ini, kita diajak untuk memaknai isi dari percakapan antara Amongraga dan Tambangraras sebagaimana sebuah suluk dipresentasikan kembali di era kontemporer hari ini melalui karya Elizabeth D. Inandiak, seperti halnya memaknai sebuah ‘ramalan’ dari masa lalu. Semoga kegiatan ini bisa menambah wawasan para pengunjung,” ujar Nicholas Saputra.

ARTJOG 2024 - performa•ARTJOG - Centhini, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan - Didik Nini Thowok

Jika pada sore hari ada Meet The Artist, maka di malam harinya dilanjutkan pula dengan sebuah pertunjukkan hasil interpretasi Didik Nini Thowok atas karya Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan ini yang ditampilkan ke hadapan para pengunjung.

Didik Nini Thowok bersama Elizabeth D. Inandiak (narator), Anon Suneko (komposer), dan Sarah Diorita (performer) memadukan pertunjukan wayang golek dan lantunan tembang dari beberapa pupuh di dalam kisah tersebut dalam seni tari yang ekspresif untuk mengajak penonton melihat kembali kisah Amongraga dan Tambangraras di sepanjang malam-malam itu secara interpretatif dan kontemplatif. [uth]

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha