Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.8/5 - (5 votes)
HIGHLIGHT
   
Jogja Festivals Forum dan Expo 2020

Jogja Festivals Forum Expo 2020 Menjadi Helatan yang Menjawab Tantangan Festival di Tengah Pandemi Covid-19


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 12 November 2020   (3,144 Readers)

JFFE yang merupakan akronim dari “Jogja Festivals Forum dan Expo” tahun 2020 yang agendanya dijadwalkan pada tanggal 17 sampai 20 November 2020 bakal digelar secara hybrid ataupun perpaduan antara daring dengan luring, di mana selain dapat dinikmati melalui laman www.jogfestforumexpo.com, untuk Focus Group Discussion (FGD) mengambil tempat di pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Dari Jogja Festivals Forum dan Expo 2020, kita bisa menilik ke belakang, di mana helatan ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2019 silam, yaitu oleh Jogja Festivals, dengan gagasan guna dijadikan sebagai ruang bertemu seluruh pegiat festival. Artinya,JFFE kali ini menjadi helatan rutin tahunan yang bisa dikatakan masih sangat belia, pasalnya di tahun 2020 ia baru menginjak tahun ke dua. Sebagaimana digagas dari awal, JFFE merupakan ajang temu pemangku kepentingan festival di wilayah D.I Yogyakarta yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi terkait penyelenggaraan festival di Jogjakarta.

Hingga saat ini festival-festival di Yogyakarta telah memberikan berbagai kontribusi nyata terhadap pertumbuhan minat kunjungan festival sebagai salah satu aktivitas sosial yang berdampak pada pertumbuhan dampak penyelenggaraan festival dalam ragam perspektif sosial, ekonomi, infrastruktur, pendidikan, seni, dan kebudayaan.

Sehubungan dengan ragam festival di Jogja tersebut, Dinda Intan Pramesti Putri selaku Direktur Pelaksana Jogja Festivals JFFE 2020 menuturkan bahwa sejumlah festival di Yogyakarta kerap dijadikan pusat studi banding untuk sektor ekonomi kreatif oleh pemerintah dari berbagai negara anggota ASEAN. Sederet festival yang dimaksud di atas antara lain adalah sebagai berikut:

Prescon Jogja Festivals Forum dan Expo 2020

Jogja Festivals Forum dan Expo 2020 yang masih ada dalam situasi tak menentu akibat pandemi kali ini penyelenggaraannya tentu masih dalam semangat penyesuaian adaptasi kebiasaan baru sekaligus berusaha menjawab tantangan situasi sosial dan ekonomi festival saat ini. Di antara tantangan itu ialah terganggunya mobilitas fisik antarwilayah yang kemudian membawa dampak pada ketidakhadiran peserta festival dari kota atau negara lain secara fisik. namun begitu, kemajuan teknologi menjadi sarana yang dipilih karena di lain sisi ia justru masih sangat memberi kemungkinan ikhwal terjadinya pelibatan peserta festival yang lebih luas. Hal tersebut seperti dituturkan oleh Dinda Intan Pramesti Putri dalam acara jumpa pers yang dilakukan secara daring di kanal zoom pada tanggal 12 November 2020 lampau.

“Mengambil momentum pandemi, networkingnya jadi lebih luas, kami bisa mendapat insight dari negara lain terkait kebijakan festival di negara lain dan melihat bagaimana negara lain mendukung festivalnya masing-masing,” ujar Dintan, sapaan akrabnya.

Dintan memaparkan bahwa secara umum tujuan JFFE 2020 ada dua;

  1. Pertama, menyusun strategi dan mitigasi penyelenggaraan festival di Yogyakarta dan di ranah regional ASEAN, yang mencakup ketahanan dan keberlangsungan penyelenggaraan festival seni budaya di tengah dan pasca pandemi
  2. Kedua, membangun representasi suara regional ASEAN melalui pegiat festival di forum dunia yang selama ini hanya terwakili di ranah-ranah sektoral

Sesuai namanya, JFFE 2020 menghadirkan dua program besar, yakni forum dan ekshibisi. Di dalam forum ada sejumlah diskusi panel dan talkshow yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan festival dari pegiat festival, pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun pemangku kepentingan dari luar negeri. Sementara, ekshibisi menjadi sarana presentasi, promosi dan transfer ilmu pengetahuan bagi para penikmat dan pegiat festival serta menjadi wadah pertemuan dan ajang kolaborasi lintas pemangku kepentingan festival: masyarakat, pemerintah, akademisi, dan bisnis.

Dintan mengungkapkan melalui FGD dalam program forum, JFFE 2020 ingin mendorong keberadaan perda yang mengatur kebijakan festival. Fokus diskusi didalamnya juga membawa hasil panel diskusi yang telah diselenggarakan dua hari diawal kegatan dimana tidak hanya berdiskusi dengan pemangku kebijakan di dalam negeri, melainkan juga belajar dari negara lain.

“Kami ingin kebijakan soal festival pertama di Indonesia bisa lahir dari Yogyakarta, perda ini memang jalan panjang tetapi keberadaannya bisa mendukung ekosistem festival di Yogyakarta, bahkan tanah air,” tuturnya.

Selain Dintan, ada pula Setyo Harwanto sebagai Ketua Jogja Festivals Forum & Expo 2020. Ia memaparkan pula perihal berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan dalam festival kali ini, di mana banyak hal juga dapat dicermati melalui situs online, tepatnya di laman jogjafestivals.com. bahwa ini bukan saja sekadar hajatan festival yang memfestivalkan banyak fesival. Akan tetapi, Jogja yang bisa dikatakan sebagai kota festival (karena ada puluhan –bahkan ratusan festival digelar setiap tahunnya), tentu membutuhkan sebuah ikatan untuk bisa saling terhubung. Artinya, antara festival satu dengan festival lain bukan malah saling sikut, lebih dari itu justru harus tercipta saling keterkaitan guna saling mengisi. Artinya, setiap pegiat festival juga berkemungkinan sekali untuk mempresentasikan konten dari festival yang digarapnya.

Masih sesuai penuturan Setyo Harwanto, JFFE 2020 yang kali ini mengambil tema ASEAN Focus menjadi forum bersejarah yang dihadirkan sebagai ruang temu para stakeholder dan pegiat festival untuk mendiskusikan bersama permasalahan dan solusi pelaksanaan serta ekosistem festival di Yogyakarta demi terwujudnya kota Yogyakarta sebagai salah satu Kota Festival Kelas Dunia.

Preskon Jogja Festivals Forum dan Expo 2020

Dalam konferensi pers yang digelar secara online tersebut hadir pula dua narasumber dari plat merah, di antaranya adalah dari kemenparekraf dan juga tak ketinggalan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta yang diwakili Bapak Singgih Raharjo. Pihak birokrasi sangat mendukung agenda JFFE ini, karena jogja yang bisa dikatakan 60% bergantung dari ekosistem pariwisata beserta turunannya harus terus peduli dengan yang terkait dengannya. Di dalam ekosistem pariwisata itu tentu saja adalah festival menjadi satu di dalamnya.

Dalam press conference yang dilaksanakan secara daring dan dilakukan dari area Sleman Creative Space, Condongcaturtersebut, selain dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (@kemenparekraf.ri) dan Dinas Pariwisata Provinsi DIY (@visitingjogjacom), Jogja Festival (@jogjafestivals) kali ini mendapat dukungan pula dari Kementerian Luar Negeri RI (@kemlu_ri), Komunitas Pekerja Event Jogja (@pekerjaeventjogja), dan juga Jogja Creative Society (@jogjacreativesociety).

Sehubungan dengan helatan Jogja Festivals Forum dan Expo 2020 kali ini sejatinya telah digelar acara pre-event, yaitu bertempat di Jogja National Museum pada tanggal 21 September 2020 silam, bertepatan dengan masih diselenggarakannya helatan festival seni kontemporer ARTJOG:Resilience 2020.

Selanjutnya, secara resmi agenda JFFE tahun 2020 dimulai dari tanggal 17 November 2020 dan berakhir pada 20 November 2020, di mana minggu-minggu itu juga berbarengan dengan pelaksanaan beberapa festival lain. Di antaranya adalah Yogyakarta Gamelan Festival, Festival Film Dokumenter, dan juga Ngayogjazz. Selengkapnya di bawah ini adalah ringkasan dari program acara JFFE tahun 2020. [uth]

4.8/5 - (5 votes)

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *