Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.9/5 - (7 votes)
HIGHLIGHT
   
Performing Art Merespons Patung-Patung JSSP #3

Performing Art Merespons Patung-Patung JSSP #3 Digelar di Kawasan Titik 0 Kilometer Yogyakarta


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 27 November 2019   (3,424 Readers)

Titik 0 Kilometer Yogyakarta pada tanggal 24 November 2019 menjadi tempat digelarnya satu pentas performing art yang merespons patung-patung dalam gelaran Jogja Street Sculpture Project #3 (JSSP #3). Mereka yang berlaku sebagai performer masing-masing adalah Nares, Indhi, Noval, Ciang Lie, Andi, Andika, Fahri, dan Ame, yang kesemuanya beradal dari Kelompok Kontramo.

Performing Art merespons patung-patung JSSP tersebut masing-masing diberi judul berbeda, baik didasarkan pada patung yang direspon ataupun berdasarkan pada para penampil yang menyajikan.

Di bawah ini adalah beberapa judul dan juga para pelaku dalam Performing Art merespons patung-patung di gelaran Jogja Street Sculpture Project tahun 2019 dengan tempat berada di kawasan Titik Nol Kilometer Jogjakarta tersebut;

  1. Ada merespons patung ‘Selaras karya Kelompok Cahya’ –yang terdiri dari Agus Widodo, Yani Sastranegara, Cyca Leonita, Henry Kresna
  2. Pencarian merespons patung “Hajar As’ad karya Ahmad Chotib Fauzi Sa’ad”
  3. Pill Pus dan Degup merespons patung “Melting Pot karya Hilman Syafriadi”
  4. Resah merespons patung “Nostalgia Udara Kota karya kelompok Klinik Art Studio (Indra Lesmana, Bio Andaru, Agung Qurniawan)”
  5. Dagelan merespons patung “kaca M A T A karya Win Dwi Laksono”
  6. Come True merespons patung Pink Forest karya Saharuddin Supar

Performing Art Merespons Patung-Patung JSSP 2019

Seiring dengan pameran JSSP tahun 2019 ini, selain menyaksikan performing art merespons patung-patung, para pengunjung yang hadir dan hilir-mudik di seputaran Titik Nol Kilometer juga nampak asyik berswafoto bersama patung-patung yangterpajang. Satu di antaranya adalah Ida yang berasal dari Lamongan, ia menuturkan bahwa penampilan performing art cukup membuat heboh dan memberikan hiburan. Karenanya Ida berharap bahwa Yogyakarta semakin lebih istimewa dengan adanya patung-patung JSSP #3 ini.

Selain Ida ada pula Firnanda yang berasal dari Solo dan sedang berliburan mengunjungi Jogja. Ia memberikan penilaian terhadap penampilan performing art ini, terutama musiknya sangat menarik dan seolah menciptakan kesan hidup bagi patung-patung yang ada.

Di lain sisi, ada pula penuturan Mia yang merupakan warga asli Yogyakarta, bahwa ia sangat berharap karya-karya patung di JSSP ini menjadi nilai tambah dalam memantabkan diri bahwa Jogja merupakan tempat yang istimewa.

“Saya sudah melihat semua patung-patung yang dipamerkan di Titik Nol Kilometer. Semoga Yogyakarta sebagai kota budaya bisa lebih dikenal oleh wisatawan dan semoga JSSP #3 bisa mewujudkan itu lewat karya-karya patung yang dipamerkan,” tutur Mia.

Sangat bisa difahami apa yang dikemukakan oleh Ida, Mia, pun Firnanda di atas, pasalnya Kontramo sebagai salah satu yang turut meramaikan dalam performing art merespons patung-patung di JISP tahun 2019 ini adalah kelompok seni yang mempelajari tari-tarian, drama, dan musik noice.

Performing Art Merespons Patung-Patung JSSP

Sementara Indhi sebagai salah satu anggota Kontramo mengungkapkan bahwa kelompoknya mempersiapkan performing art ini boleh dibilang cukup singkat, yaitu selama dua hari. Namun bersyukur teman-teman Kontramo bisa cepat memahami patung-patung di JSSP #3, tak lain adlaah berkat deskripsi gagasan patung dan penjelasan dari panitia. Kontramo mengolaborasi musik, tari, drama dalam performing art agar muncul kesan dramatik dari patung-patung yang dipamerkan.

Secara umum Kontramo juga memiliki harapan dari program JSSP selanjutnya ini agar dapat memamerkan patung-patung dengan jumlah lebih banyak lagi dan mencakup wilayah se-Yogyakarta. Tujuannya tak lain adalah agar bisa dilihat oleh berbagai lapisan masyarakat, sehingga selain mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta, juga menumbuhkan jiwa-jiwa berbudaya melalui nilai seni patung yang tersaji di depannya. [hmk]

4.9/5 - (7 votes)

4.9/5 - (7 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi