Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.8/5 - (9 votes)
HIGHLIGHT
   
Pameran Seni Grafis Ratimaya Bayangan Keindahan

Bakal Diselenggarakan Secara Rutin Tahunan di Sangkring ArtSpace, Pameran Seni Grafis Ratimaya ‘Bayangan Keindahan’ Kali ini Jadikan 2 Murid dan 1 Guru Sebagai Kolega dalam Kebersamaan Mempresentasikan Karya


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 20 Januari 2022   (2,819 Readers)

“Ratimaya – Bayangan Keindahan” yang merupakan judul dari pameran seni grafis dan digelar di Sangkring ArtSpace Jogjakarta secara resmi telah dibuka oleh dr. Oei Hong Djien pada tanggal 16 Januari 2022. Terdapat banyak karya menarik dari tiga seniman yang dipresentasikan di dua ruangan besar.

Pameran Seni Grafis Ratimaya – Bayangan Keindahan yang bertempat di area Sangkring ArtSpace kali ini digawangi oleh sosok-sosok tak asing di dunia seni rupa. Selain ada Putu Sutawijaya sebagai tuan rumah dan pemilik Sangkring ArtSpace, terdapat beberapa tim kerja solid lainnya, di antaranya adalah Bambang ‘Toko’ Wicaksono sebagai koordinator dan Suwarno Wistrotomo selaku kurator.

Seiring dengan dibukanya Pameran Seni Grafis Ratimaya – Bayangan Keindahan tersebut, Suwarno Wistrotomo memberikan banyak pemaparan, antara lain mengenai tiga sosok seniman yang karyanya sedang dipamerkan, dan juga perihal iklim perjalanan seni grafis di Indonesia.

Pameran Seni Grafis Ratimaya - Bayangan Keindahan

Tunasnya Cikal-Bakal Ekosistem Seni Grafis

Dikatakan oleh Suwarno Wistrotomo, baik dalam jumpa pers ataupun acara pembukaan pameran, bahwa dalam perjalanannya, seni grafis di Indonesia ini termasuk seni yang cukup lama digeluti, terbukti pada zaman diplokamirkan kemerdekaan, ia menjadi medium untuk menyebarluaskan ke berbagai tempat, terutama di negara-negara yang telah mengakui kemerdekaan Indonesia. Memang pada saat itu yang namanya seni rupa masih belum dibedah secara detil seperti sekarang. Zaman itu seni rupa yang masih menjadi satu, yang di dalamnya masih terdapat seni patung, seni lukis, seni grafis, dan lain-lainnya. Dalam perjalanan selanjutnya barulah seni rupa itu dibedah ke dalam beberapa ragam-cabang, tepatnya seiring dengan didirikannya Akademi Seni Rupa Indonesia di kawasan Kepatihan Yogyakarta, medio tahun 1949 – 1950.

Selanjutnya seiring berjalannya waktu, seni grafis memang mengalami pasang surut, bahkan hidup dan mati, dan meski belum bisa dikatakan subur, baru beberapa tahun belakangan ia mulai bertumbuh.

Pameran Seni Grafis Ratimaya Bayangan Keindahan

Masih dipaparkan oleh Suwarno Wistrotomo, berkaitan dengan pasang-surutnya seni grafis dan kemudian kali ini digelar pula  pameran seni grafis ‘Ratimaya – Bayangan Keindahan’, maka ia semacam menemukan ekosistem baru yang cukup menjanjikan. Pasalnya, Putu Sutawijaya sebagai owner dari Sangkring Artspace bersama dengan Bambang ‘Toko’ Wicaksono telah mengeluarkan gagasan bahwa pameran ini agenda ke depannya bakal digelar secara rutin setiap tahun.

Bambang Toko memberikan pemaparannya bahwa bersama Komunitas Grafis Minggiran, beberapa tahun belakangan ia memang telah menggelar secara rutin pameran seni grafis yang diikuti dengan workshop dan kegiatan lain. Ialah Pekan Seni Grafis Yogyakarta yang juga dikenal dengan akronim PSGY namanya. Hanya saja hal itu dirasa masih sangat kurang jika harus mengejar ‘putusnya’ keriuhan seni grafis, khusunya di Jogjakarta ini. Sebagai informasi, jika dibandingkan dengan ragam seni rupa lainnya, seni grafis memang bisa dikatakan masih sepi geliatnya.

Senada dengan Bambang ‘Toko’ Wicaksono, Putu Sutawijaya juga menuturkan bahwa seni grafis ini sudah saatnya harus diberi ruang dan kesempatan lebih besar. Hal ini dilakukan bukan lantas hendak menafikan geliat yang telah ada dan dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya. Sebaliknya, ia diagendakan bisa hadir secara rutin setiap tahun di Sangkring Artspace dengan harapan sekaligus tujuan agar seni grafis juga bisa mensejajarkan diri dengan keriuhan seni rupa lainnya.

Dari penuturan oleh Bambang ‘Toko’ dan juga Putu Sutawijaya tersebut, maka sang kurator –Suwarno Wistrotomo– merasa semakin ‘mongkok’ karena dalam bayangannya, ke depan akan menemukan ekosistem baru di seni grafis ini. Pasalnya dimulai dari pameran ini, kita sudah bisa melihat ada berbagai pihak yang bisa menempatkan diri untuk membentuk ekosistem seni grafis tersebut. Ibarat olahraga balapan, ia sudah menemukan sponsor sekaligus pembalapnya. Seniman seni grafis sebagai ‘pembalap’ sudah bisa terpetakan, baik oleh Bambang Toko pun Komunitas Grafis Minggiran. Sementara galeri ruang pameran sebagai ‘sirkuit’ juga telah disediakan oleh Putu Sutawijaya.

Dengan latara-belakang seperti tersebutkan di atas, selanjutnya tinggal official dan sponsor sebagai pihak pendukung –yang tentu akan datang ketika sirkuit dan pembalapnya itu telah siap. Maka, pameran seni grafis Ratimaya – Bayangan Keindahan inilah yang menjadi salah satu ajang untuk menyiapkan, hingga semuanya “benar-benar menjadi siap”.

Pameran Seni Grafis Ratimaya -Bayangan Keindahan

2 Murid 1 Guru Sebagai Kolega Pameran Bersama

Sebagai langkah menuju “benar-benar menjadi siap” dalam membentuk ekosistem seni grafis, selain melakukan ‘pameran bersama’, kali ini juga diusung konsep persembahan karya ‘secara battle‘ oleh tiga seniman grafis, yaitu Edi Sunarya, Gunawan Bonaventura, dan Irwanto Lentho.

Tiga seniman yang karyanya dipresentasikan dalam Pameran Seni Grafis Ratimaya – Bayangan Keindahan kali ini sejatinya bukanlah orang baru. Sebaliknya, di antara ketiganya sudah lama menjadi kolega. Bahkan lebih dari tiga orang itu, ditambah lagi dengan Bambang Toko, Putu Sutawijaya, dan Suwarno Wistrotomo, semuanya adalah sosok-sosok yang telah terjalin benang merahnya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, yaitu sebagai murid dan guru/dosen-nya, dan yang paling lucu adalah, bahwa justru Edi Sunarya merupakan dosen dari mereka semua.

Karena itu, tak heran jika dalam acara pembukaannya, Ong Hari Wahyu yang juga turut hadir mengeluarkan celetukan, “jarang-jarang banget lho, dan baru kali ini guru mau saja pameran bersama murid-muridnya”.

Edi Sunaryo secara personal mengungkapkan bahwa ia sangat senang dengan pameran yang digelar di Sangkring ArtSpace kali ini. Karena sebagai dosen seni grafis, ia mengaku justru tak banyak melakukan pameran karya seni grafis. Sementara itu Gunawan Bonaventura menyatakan bahwa dalam menekuni seni grafis sejatinya ia adalah sosok kambuhan, dan baru benar-benar fokus belakangan ini.

Pameran Seni Grafis Bertajuk Ratimaya di Sangkring ArtSpace Yogyakarta

Masih sesuai penuturan Gunawan Bonaventura, memang pada dasarnya ia dahulu belajar seni grafis waktu di kampus ISI Yogyakarta. Namun seiring berjalannya waktu, justru di Ibukota ia menjadi pekerja kantoran dengan spesial desain produk, hingga kemudian di usia 40 tahun memaksakan diri beserta keluarga untuk kembali ke Yogyakarta.

Niat awal pulang kampung ke Jogja, Gunawan Bonaventura hendak menekuni dunia seni grafis kembali, akan tetapi karena pertimbangan kebutuhan keluarga yang masih khawatir belum bisa terpenuhi dari seni grafis, justu ia banting setir untuk melakukan bisnis konstruksi. Tentu ini bisnis yang jauh dari niat awal sekaligus dasar keilmuannya. Hingga pada akhirnya, di tahun 2015 panggilan batinnya untuk kembali ke dunia seni grafis tak terbendung lagi. Dua tahun fokus berkarya, selanjutnya tahun 2017 ia bisa berpameran.

Irwanto Lentho yang menjadi seniman paling muda di antara 2 lainnya mengaku bukan siapa-siapa, apalagi jika harus dibandingkan dengan dua seniornya itu. Karenanya ia mengungkapkan ikhwal masih sangat kecilnya dalam berkarya.

“Ibarat kemerdekaan, saya itu adalah orang yang cuman merayakan sewaktu 17 Agustusan itu. Sementara Bapak-bapak senior yang ada di samping saya ini adalah pejuang. Mereka semua adalah pejuang, sedang saya ini masih anak kecil,” Irwanto Lentho menuturkan.

Sangkring ArtSpace gelar Pameran Seni Grafis Ratimaya – Bayangan Keindahan

Demikian tentang Pameran Seni Grafis Ratimaya – Bayangan Keindahan yang telah dibuka oleh dr. Oei Hong Djien pada tanggal 16 Januari 2022, dan kemudian dapat dikunjungi oleh publik selama tiga bulan lamanya, yaitu mulai tanggal 17 Januari hingga 16 Maret 2022.

Berlokasi di area Sangkring Art Space Jl. Nitiprayan 88 RT 01/ RW 20, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, masyarakat umum bisa berkunjung setiap hari Senin hingga Sabtu, tepatnya setiap pukul 11.00 hingga 17.00 WIB, dengan reservasi bisa langsung dilakukan menuju tautan bit.ly/berkunjungkesangkring. Sedangkan hari Minggu dan hari besar nasional/keagamaan tutup, hanya saja beberapa di antara hari libur/tutup itu akan ada agenda workshop dan semacamnya.

Sebagai informasi lebih lanjut, demi membatasi penyebaran virus covid-19, maka pihak Sangkring Art juga memberlakukan reservasi bagi para pengunjung, dengan kunjungan dibagi 3 sesi per hari, dengan maksimal 40 pengunjung setiap sesinya, hal ini dilakukan demi keamanan untuk semua. Selain itu, pengunjung juga dimohon juga dimohon kesadarannya untuk menyanggupi protokol yang ada sekaligus pengertiannya untuk memulai dan atau meninggalkan area Sangkring Art sesuai dengan waktu yang dipilih supaya bisa berbagi dengan pengunjung yang lain [uth]

4.8/5 - (9 votes)

4.8/5 - (9 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha