Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.8/5 - (5 votes)
HIGHLIGHT
   
Cumbanarasa Project oleh Komunitas Sakatoya

“Cumbanarasa Project” yang Digagas Komunitas Sakatoya Yogyakarta Diterbitkan dalam Bentuk Artefak Fisik


Diwartakan oleh Utroq Trieha pada 24 Juli 2020   (3,810 Readers)

Seiring dengan masih merebaknya wabah virus Corona hingga bulan ke-7 tahun 2020 kali ini, satu komunitas seni di Yogyakarta yang bernama Sakatoya menggagas sebuah  proyek dengan tajuk “Cumbanarasa Project”. Ialah proyek mandiri penerbitan seni pertunjukan ke dalam bentuk artefak fisik.

“Artefak fisik” dalam “Cumbanarasa Project” ini dipilih sebagai sebuah istilah dalam penerbitan pertunjukannya dengan alasan karena adanya kompleksitas pengkaryaan lintas batas. Hal tersebut sebagaimana dituturkan oleh B.M. Anggana selaku kepala suku Komunitas Sakatoya sekaligus sebagai produser dan sutradara dari project kali ini.

“Cita-citanya ialah mengkonversi seni pertunjukan menjadi sesuatu yang bersifat collectable sehingga tak hanya selesai di ingatan. Harapannya penonton dapat mempersiapkan ruang dan waktunya secara lebih spesifik ketika hendak menikmati karya. Tenang dari distraksi sosial media dan sedikit lega dari ledakan data digital di dunia maya,” tutur B.M. Anggana.

“Cumbanarasa Project” yang diterbitkan dalam bentuk artefak fisik tersebut digagas akibat fenomena yang harus dijalani pada protokol kesehatan demi menghadapi sekaligus melawan pageblug virus COVID19. Bahwa situasi pandemi datang tanpa diundang memang iya, namun pada akhirnya justru yang datang tanpa diundang tersebutlah sosok pembawa dampak bagi kita sebagai manusia, di mana pertemuan fisik harus dibatasi, atau bahkan lebih dari itu: dilarang sama sekali. Padahal seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa toh manusia ini merupakan pemilik sisi Homo Homini Socius; saling terikat, saling terkait, saling butuh manusia lain.

Pada akhirnya, akibat dari pembatasan fisik manusia di atas, kemudian muncullah adaptasi, yang kemudian kehadiran internet menjadi salah satu kunci, internet menjadi jalan evakuasi bagi banyak lini. Hanya saja, sebagaimana pandemi yang tak terduga, spekulasi pun muncul: Bagaimana jadinya jika internet yang menyelamatkan itu mendadak hilang? Jika itu benar terjadi, bagaimana wajah seni pertunjukan dalam menghadapinya? Adaptasi dan evakuasi macam apa yang mungkin ditempuh?

Dari ragam pertanyaan di atas itulah project oleh komunitas yang namanya apabila dialihbahasakan bisa dimaknai sebagai “Berasal dari Air” (Saka Toya) ini tercetus.

Cumbanarasa Project oleh Jenar Kidjing Komunitas Sakatoya

Sehubungan dengan proyeknya kali ini, untuk terbitan pertama, Komunitas Sakatoya akan menyajikan sebuah digital intimate music perfomance berjudul VULCRUM – A SONIC ANTHOLOGY yang menjadi buah karya dari Jenar Kidjing, seorang komposer musik teater dan pertunjukan, yang sekaligus menjadi salah satu penghuni komunitas dengan alamat di seputar Jalan Mondorakan Kotagede Yogyakarta ini.

“Ada 11 nomor yang tampil di sini, sebagian adalah yang memiliki sejarah kelahiran melalui rahim teater, sebagian lainnya adalah yang lahir mandiri. Seluruhnya disarikan ulang dan hadir dalam satu rumah penceritaan baru, di mana aneka ria instrumentasi, ansamble dan compository mewujud dalam wajahnya masing-masing,” tutur Jenar Kidjing.

Pada pertunjukan musik di “Cumbanarasa Project” kali ini, ia akan diproses menjadi digital video dan audio track. Mengenai gagasan Vulcrum juga bakal ditafsirkan secara visual menjadi graphic design yang diaplikasikan ke beberapa produk fisik. Sementara situasi daring juga tetap diadakan di agenda pra-terbit karya ini.

Perihal waktu pra-terbit karya ini, agendanya bakal dilangsungkan pada tanggal 26 hingga 28 Juli 2020, dengan proses open call bagi sejumlah 55 partisipan sebagai penonton perdana yang memberi catatan bebas, di mana catatan tersebut kelak akan turut diterbitkan sebagai bagian dari artefak fisik.

Paska pra-terbit dan setelah diperolehnya ragam catatan bebas dari sejumlah partisipan tersebut, selanjutnya keseluruhan set artefak fisik dapat mulai dipesan pada akhir bulan Juli 2020, yaitu melalui akun instagram @komunitassakatoya. [uth]

4.8/5 - (5 votes)

4.8/5 - (5 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Utroq Trieha


Tentang Utroq Trieha