Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Jogja Cross Culture

Festival Jamu dan Kolaborasi Lima Dalang Milenial Membuka Rangkaian Jogja Cross Culture


Diwartakan oleh Official Adm pada 2 Agustus 2019   (4,334 Readers)

Penyelenggaraan dari Program Jogja Budaya –Jogja Cross Culture sebagaimana yang telah ditetapkan di awal, agendanya dihelat pada tanggal 3 dan 4 Agustus 2019, dengan mengambil tempat di Titik 0 Kilometer Jogjakarta.

Pada hari pertama, Sabtu 3 Agustus 2019, agenda acaranya adalah sajian Festival Jamu dan Pagelaran Wayang Kota. Pada sesi pembukaan Program Jogja Budaya – Jogja Cross Culture direncanakan Wakil Walikota Yogyakarta sekaligus ketua panitia, Drs. Heroe Purwadi, MA akan hadir dan membuka sendiri acara sekira pukul 20:00 WIB.

Sebelum di buka pada malam hari, sore sekira 15:00 WIB JAMFEST (Festival Jamu dan Kuliner) dimulai dengan melibatkan para pelaku budaya kuliner yang sekaligus telah bergelut sebagai pelaku usaha serta penghayat makanan dan minuman tradisional. Namun begitu, dalam festival jamu dan kuliner ini sesama pelaku sebagai wakil dari wilayah masing-masing kecamatan pun kelurahan Kota Jogjakarta ini tidak dimaksudkan untuk berkompetisi menjual dagangannya. Lebih dari itu, mereka akan saling menyanding untuk kemudian memberikan informasi kepada para pengunjung perihal jamu dan kuliner. Bahkan mereka juga hendak berbagi minuman tradisional berujud jamu tersebut kepada pengunjung.

Artinya, Festival Jamu dan Kuliner -JAMFEST di area Titik 0 Kilometer Yogyakarta ini dimaksudkan sebagai ruang edukasi bagi masyarakat tentang budaya dalam bentuk minuman dan makanan.

Malam harinya, akan hadir adalah “nuansa budaya tradisi” yang terpadu dengan “budaya kekinian” yang itu mewujud dalam bentuk sajian wayang hasil kolaborasi Wayang Ukur. Maestro dari Wayang Ukur asal Kota Yogyakarta tersebut tak lain adalah Sigit Sukasman dengan lima dalang generasi milenial. Sebagaimana diketahui sebelumnya, Wayang Ukur sendiri adalah karya yang berkonsep unik dalam penyajian wayang, sehingga penikmat dari karya ini memiliki pengalaman berbeda usai menyaksikannya. Pasalnya, ia merupakan pengembangan konsep pakem wayang  yang diperkuat dengan tata cahaya, tata suara, serta diimbuhi dengan kehadiran wayang orang di dalam pertunjukannya.

Pagelaran yang Wayang Kota tersebut disajikan pada hamparan kelir sepanjang 10 meter dengan tinggi 2,5 meter, mengambil lakon Kancing Jaya, dan mengedepankan tokoh Gatot Kaca. Dalam gelaran wayang ini tertorehkan proses fase demi fase penyatuan para dalang. Dimulai dengan aktivitas workshop Wayang Ukur, para dalang usia muda yang awalnya sebatas mendengar keunikan Wayang Ukur, saat ini mereka telah memiliki kesempatan dalam menyentuh, bahkan juga memainkannya pada sebuah pelakonan.

Lima dalang yang mempresentasikan dari Wayang Ukur dalam helatan Jogja Cross Culture tahun 2019 tersebut adalah Bumi Gedhe Taruna, Bayu Probo, Ganesh Sutono, Sunu Prasetyo, dan Bayu Gupito

Jogja Cross CulturePandangan para pelaku seni lintas generasi ini adalah, bahwa konsep Jogja Cross Culture, yang juga mempertemukan mereka dengan Wayang Ukur, merupakan satu penghargaan dan pengalaman pertama dalam perjalanan pedalangan mereka.

Tantangan terbesar dari lima dalang dengan ciri khas masing-masing ada pada penyatuan kelimanya guna membuat kisah yang utuh dan harmonis. Kekuatan kelima dalang dalam Jogja Cross Culture ini tak lain adalah keinginan kuat mereka untuk membuat pertunjukan wayang bisa diminati generasi muda masa kini

“Saat ini mulai banyak anak-anak muda yang terlibat di paguyuban dalang. Tetapi para penontonnya masih dari kalangan sepuh. Di Jogja Cross Culture ini, disajikan sebuah konsep wayang secara kekinian, sehingga penonton tidak seperti melihat wayang, tetapi menonton bioskop. Ini bisa menjawab tantangan masuknya wayang untuk anak muda,” ujar Bumi Gedhe Taruna, salah seorang dalang yang juga seniman penginisiasi Wayang Cinema, konsep wayang yang memang hendak menjangkau anak-anak muda, dengan memberikan pengalaman menonton wayang seperti melihat bioskop.

Bayu Probo dan Ganesh Sutono sebagai anak-anak muda yang memang tumbuh di keluarga dalang menyepakati pendapat di atas, pun dengan 2 dalang lain. Sunu Prasetyo yang memiliki kemampuan mendalang secara otodidak, yang juga memadukan kemampuan tari, karawitan dan pedalangan tak berbeda pendapat. Begitu pula dengan Bayu Gupito yang meskipun sudah mengenal Wayang Ukur sejak lama, kali ini ia memperoleh pengalaman berbeda dengan bergabungnya empat dalang lain tersebut.

Kemampuan yang ada pada kelima dalang di atas tetap mendapatkan arahan pun besutan dari dalang senior; Ki Catur Benyek Kuncoro. Sedangkan mengenai aransemen musik dipegang oleh Rajiv Setyadi dengan tambahan performance dari Elisha Orcarus Allaso. Untuk wayang orang di sana ada Anter Asmorotedjo dan Olivia Tamara.

“Mbah Kasman seingat saya dulu paling sering menggarap tentang ketokohan. Dan karena ini juga ditujukan untuk anak muda, maka kami mengambil tokoh yang sudah sangat dikenal, sangat heroic. Dan satu nama Gatot Kaca yang tidak banyak dikenal orang, yaitu Kancing Jaya. Kisah ini menjadi menarik karena keutuhan cerita, fase demi fase dibangun dari penyatuan kelima dalang,” tandas Ki Catur Benyek Kuncoro, sutradara pertunjukkan yang juga menjadi penulis naskah.

Selanjutnya untuk kegiatan Jogja Cross Culture hari kedua akan dilaksanakan keesokan harinya di lokasi sama, yaitu Minggu 4 Agustus 2019. Pada hari kedua helatan, antara lain akan tersaji Historical Trail, Jogja Sketsa bersama Maestro, dan penampilan Cross Culture Performance. []

AGENDA JOGJA CROSS CULTURE 2019
 Waktu  Sabtu, 3 Agustus 2019
 15:00 WIB  Festival Jamu dan Kuliner – JAMFESTA
 19:30 WIB  PAMBUKA
 20:00 WIB  WAYANG KOTA – Wayang Ukur dengan lakon KANCING JAYA
 Waktu  Minggu, 4 Agustus 2019
 08:00 WIB  Historical Trail – JERON JOURNEY
 10:00 WIB  JOGJA SKETSA bersama MAESTRO
 12:00 WIB  KERONCONG PARAMUDA
 15:00 WIB  Dolanan Bocah – nJOBO LATAR
 16:00 WIB  nJoged nJalar – JOG JAG NONG
 19:30 WIB  Historical Orchestra – SELARAS JUANG
 20:30 WIB  CELEBRATION (Launching GANDHES LUWES; Launching JENANG GOLONG GILIG; Road to JOGJA CROSS CULTURE 2020)
 21:00 WIB  Cross Culture Performance – réUnèn

~Pressrelease Jogja Cross Culture 2019

4.4/5 - (7 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Official Adm


Tentang Official Adm