Puluhan Hotel di Jogja Menyematkan LOVE Sebagai Tanda Cinta untuk Dunia Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
Jogja menjadi kota yang acap dijadikan sebagai barometer bagi sebagian orang ataupun instansi di Indonesia dengan ragam ranah-profesi. Sebut saja salah satunya adalah Didi Kempot yang sempat mengaku, bahwa membikin beberapa lagu dengan latar-belakang Jogja, baik itu Malioboro, Gunung Apri Purba Nglanggeran -Gunung Kidul, punPantai Parang Tritis, dan beberapa lagi lainnya, kesemuanya merupakan ukuran sukses-tidaknya musik tradisional Jawa itu bisa diterima khalayak.
Pun dengan aksi ‘puluhan Hotel di Jogja menyematkan LOVE’ yang merupakan bagian dari gerakan para hotelier pun pegiat dunia-hospitallity sebagai tanda cintanya terhadap dunia pariwisata di Yogyakarta yang sedang lesu seiirng merebaknya pandemi Corona ini. Ya, ‘From Jogja with Love’ merupakan satu tajuk aksi solidaritas sekaligus bentuk kepedulian dari para penggiat dunia perhotelan Yogyakarta terhadap kondisi pariwisata akibat virus COVID19 kali ini.
Telah diketahui banyak orang bahwa Yogyakarta merupakan tempat yang dikenal unik dengan daya tarik wisatanya yang meliputi berbagai latar-belakang pariwisata. Baik itu wisata sejarah, wisata alam, wisata kuliner, serta wisata yang menyajikan simbol keagungan budaya Jawa. Karena itu, Jogjakarta acap dirindukan untuk dikunjungi para wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara.
Sehubungan dengan pariwisata tersebut, maka dunia perhotelan menjadi hal lain yang sangat erat kaitannya. Bahwa pariwisata dan perhotelah merupakan satu-kesatuan dan telah menjadi nafas sektor mata pencaharian utama dari kebanyakan masyarakat Yogyakarta.
Dengan latar-belakang seperti itu, maka dimunculkanlah aksi ‘puluhan Hotel di Jogja menyematkan LOVE’ tersebut, yang kemudian juga dilakukan di beberapa wilayah lain, Batam salah satunya. Sebagai koordinator dari aksi ‘puluhan Hotel di Jogja menyematkan LOVE’ tersebut tak lain adalah Perhimpunan Hotel General Manager, di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kemudian juga melibatkan lebih dari 65 hotel bintang 3 hingga bintang 5. Itu artinya, sekurang-kurangnya telah ada seperempat dari 200-an hotel yang ada di Jogjakarta sebagai pelaku aksi, baik itu dilaksanakan secara independen hotel maupun jaringan hotel nasional bahkan internasional di Yogyakarta.
Beberapa hotel yang turut berpartisipasi aktif dalam kampanye bersama tersebut antara lain adalah sebagai berikut;
- Novotel Suites Yogyakarta Malioboro
- Pesonna Hotel Tugu Yogyakarta
- Royal Ambarrukmo Yogyakarta
- Grand Ambarrukmo Yogyakarta
- Porta by The Ambarrukmo
- Grand Mercure Yogyakarta Adi Sucipto
- Ibis Styles Yogyakarta
- Ibis Yogyakarta Malioboro
- Pesonna Hotel Malioboro Yogyakarta
- The 101 Yogyakarta Tugu
- Novotel Yogyakarta
- The Phoenix Hotel Yogyakarta
- Atrium Premiere Hotel Jogja
- Hotel Tentrem Yogyakarta
- Jambuluwuk Malioboro Hotel
- Hotel Unisi Yogyakarta
- Cordela Kartika Dewi Malioboro
- POP! Hotel Malioboro
- Hotel Grand Zuri Malioboro
- POP! Hotel Timoho
- Grand Senyum Hotel Yogyakarta
- Prima Inn Hotel Malioboro
- Whiz Hotel Malioboro
- The Rich Jogja Hotel
- Horison Urip Sumoharjo
- Dafam Fortuna Hotel
- Grand Inna Malioboro
- Grand Orchid Hotel Yogyakarta
- Grand Aston Yogyakarta Hotel
- Innside by Melia Yogyakarta
Mengenai aksi solidaritas dengan tema ‘From Jogja with Love’ yang dilakukan oleh berbagai hotel di Yogyakarta ini wujudnya adalah dengan memunculkan sinyal tanda cinta. Hal itu dilakukan dengan cara menyalakan beberapa lampu kamar di masing-masing hotel, hingga kemudian terbentuklah tanda hati/cinta.
Aksi ‘puluhan Hotel di Jogja menyematkan LOVE’ ini dilaksanakan secara serempak oleh sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah total hotel di Jogja, yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 April 2020, tepat pada pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.
Aksi tersebut dilakukan tak lain adalah hendak mengusung misi sebagai simbol empati, semangat menumbuhkan energi kebersamaan, dan harapan agar pariwisata di Yogyakarta dapat segera kembali menapaki babak baru yang semakin gemilang. Hal itu sebagaimana dituturkan oleh Aris Retnowati yang merupakan salah satu koordinator dari aksi tersebut, yang penuturannya sekaligus mewakili seluruh hotel di Yogyakarta.
“Jogja itu unik dan otentik, sehingga ini yang mengilhami kami sebagai salah satu komponen dunia pariwisata untuk melakukan sebuah gerakan bersama yang vokal dan positif, dengan harapan untuk mengakselerasi optimisme para pelaku dan pegiat pariwisata, utamanya dari dunia perhotelan dan menggairahkan kembali roda pariwisata Jogja,” tutur Aris Retnowati.
Tak bisa dimungkiri jika dilihat memang terdapat beberapa hotel di kota dan atau negara lain yang telah melakukan hal serupa, yaitu menyematkan tanda hati pada bangunannya. Akan tetapi untuk di hotel-hotel wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, ia dilakukan dengan cara tak sama. Pasalnya aksi tersebut benar-benar dikoordinir, termasuk dalam pelaksanaan waktunya yang serempak dengan durasi selama satu jam. Begitupun selanjutnya para General Manager yang bersatu menjadi inisiator aksi ini juga sepakat untuk melanjutkan menyalakan tanda hati dari Yogyakarta tersebut hingga periode yang tidak ditentukan, yang itu dilakukan sesuai kebijakan masing-masing hotel.
Dari kekompakan dan keserempakan tersebut dapat diartikan bahwa semangat kebersamaan tersebut menjadi modal untuk menguatkan seluruh pekerja hotel dalam situasi yang tak menentu saat ini, sekaligus menjadi wujud kebanggaan sebagai bagian dari penggerak utama roda ekonomi Yogyakarta, yaitu dunia pariwisata.
Di samping itu, ada harapan lain yaitu perihal geliat pariwisata Yogyakarta yang bisa segera tumbuh dan membaik kembali, sehingga mampu membawa kota dan seluruh warganya kembali tersenyum. Sebagaimana diungkapkan Aris Retnowati, bahwa Yogyakarta sedang rehat dari hingar-bingar dan canda-tawa, namun dengan terangnya tanda cinta dari industri perhotelan ini bakal menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang dirindu dan dengan segera bisa mendapatkan canda-tawanya seperti sediakala.
Lambang cinta yang menyala dimaksudkan sebagai simbol dan gambaran dari secercah harapan yang dilandasi dengan tak pernah padamnya semangat dari para hotelier. Harapan dan semangat itu disampaikan pula kepada semua stakeholder pariwisata Jogja, baik itu pelakunya, pemiliknya, pun pemangku pemerintahan. Kebersamaan menjadi sebuah langkah nyata yang penuh cinta dari hati untuk terus berjuang karena satu nafas dalam pariwisata.
Selain itu, aksi solidaritas bertema ‘From Jogja with Love’ ini setidaknya juga dapat dijadikan sebagai penghiburan bagi masyarakat Jogja dalam situasi yang “sedang tak baik-baik saja” saat ini. Lambang cinta dari hotel di Jogjakarta ini memberi terang dan memunculkan kesyahduan malam di Jogja, sehingga semangat bisa segera terbangkitkan kembali, ialah semangat dalam perjuangan untuk menggapai esok yang lebih cerah. [hmk]
Tinggalkan Balasan