Festival Musik Tembi 26-31 Oktober 2020 Usung Tema ‘Kembul Tumandang’
Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan seolah tiada henti membawa imbas banyak pada berbagai macam bidang, termasuk di dalamnya adalah perihal proses kreasi dan penciptaan musik. Pasalnya, dengan teknologi, saat ini setiap orang memiliki kesempatan sama untuk memproduksi dan mengakses karya-karya musik tanpa harus keluar dari ruang fisiknya. Namun begitu, proses kreativitas yang tak harus keluar dari ruang fisik tersebut bukan berarti lantas tak memerlukan ruang fisik sama sekali. Ssebaliknya, ruang fisik masih sangat diperlukan! Sehingga bisa dipastikan saat inipun jita tetap mengalami kendala, yaitu ketika pembatasan fisik juga dilakukan akibat mewabahnya virus COVID-19.
Satu dari banyak hal yang mengalami dampak dari pembatasan ruang fisik tersebut adalah Festival Musik Tembi (FMT), yaitu satu aktivitas yang mempersembahkan seni pertunjukan musik. Bahwa ruang-ruang untuk berinteraksi dan mengalami secara langsung, menjadi semakin sempit dan terbatas pula di sini, sehingga dibutuhkan langkah lebih dalam mencari jalan keluar atas ragam tantangan baru yang muncul, baik bagi para penikmat pun kreator musik itu sendiri.
Festival Musik Tembi (FMT) adalah aktivitas yang hadir sejak tahun 2011 dan diawali dari keresahan dan pencarian akan identitas musik nusantara. Ia menjadi program tahunan yang rutin diselenggarakan dengan lokasinya berada di area Tembi Rumah Budaya -Bantul Yogyakarta. Selain itu, FMT dihadirkan juga sebagai laboratorium untuk menggali kekayaan bunyi nusantara serta ruang dialog guna mencari kemungkinan-kemungkinan musik tradisi baru di Indonesia. FMT bahkan juga konsisten menyediakan ruang kreasi bagi komposer dan musisi muda untuk menciptakan dan mempertunjukkan karya musik tanpa sekat genre.
Seiring berjalannya waktu, selanjutnay FMT mengalami perkembangan, di antaranya adalah melalui program Musik Tradisi Baru (MTB), panggung pertunjukan daring, studio visit performance, bincang musik, bincang karya, dan lokakarya, yang dapat diakses dan dirayakan bersama, tahun 2020 menjadi tahun ke-9 penyelenggaraan FMT setelah di tahun 2019 sempat rehat.
Tema Kembul Tumandang
Di tahun 2020 kali ini, Forum Musik Tembi (FOMBI) mengusung “Kembul Tumandang” sebagai tema, di mana ia diusung karena selaras dengan tujuan awal diselenggarakannya FMT. Sementara itu perihal konsep dan program pada festival tahun 2020 kali ini dititikberatkan pada proses kreatif, bekerja secara bersama-sama, dan penggalian isu lokal.
Terkait dengan tema, dalam Bahasa Jawa, “kembul” memiliki arti kumpul, sedangkan tumandang berarti kerja, melakukan, atau berjuang. Karena itu, “Kembul Tumandang” secara harafiah dapat diartikan berkumpul untuk bekerja (bersama-sama). Melalui Kembul Tumandang, ada hal yang ingin ditawarkan kepada para komposer dan musisi muda, yaitu untuk kembali berkumpul dan mengalami kerja-kerja serta proses penciptaan karya musik bersama walau tidak berada dalam satu ruang fisik yang sama.
Sajian Daring FMT
Di tahun 2020, FMT ingin menguji coba gagasan ruang baru yang selama ini sudah sangat akrab bagi masyarakat, yaitu ruang daring. Adanya uji coba ruang daring diharapkan dapat menjadi ruang baru yang lebih luas dan tak terbatas untuk para komposer dan musisi muda untuk mengembangkan karya, khususnya karya musik tradisi baru.
Walau ditengah keterbatasan, FMT 2020 diharapkan dapat hadir sebagai sebuah support system bagi peminat, pelaku, dan penikmat musik tradisi untuk terus bertukar pikiran dan pengalaman mengenai nilai, ekspresi, serta praktik yang berkaitan dengan musik di tengah adanya pandemi. Kecuali hal tersebut, secara umum terdapat beberapa tujuan dari diselenggarakannya Festival Musik Tembi 2020 kali ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Membangkitkan kreativitas dan kebebasan para komposer dan musisi muda dalam bermusik di saat pandemi
- Menggali kekayaan bunyi-bunyian nusantara melalui ragam kegiatan pertunjukan, diskusi, dan lokakarya sehingga tercipta karya musik baru sebagai upaya melindungi dan mengembangkan kebudayaan nusantara
- Menyediakan ruang bagi peminat, pelaku, dan penikmat musik untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman mengenai nilai, ekspresi, serta praktik yang berkaitan dengan musik tanpa keterbatasan ruang
- Mempertunjukkan karya musik tradisi di Indonesia beserta karya musik populer yang sedang berkembang di Indonesia
- Mendokumentasikan karya kreatif para komposer dan musisi tradisi muda
Selain tujuan di atas, harapannya juga terdapat manfaat dari terselenggaranya Festival Musik Tembi 2020 sebagaimana tersebut di bawah ini:
- Bangkitnya semangat dan kreativitas para komposer dan musisi muda dalam bermusik
- Semakin banyak komposer dan musisi muda yang tertarik, tumbuh, berkembang, dan percaya diri untuk menggali bebunyian nusantara dan mengolahnya menjadi karya musik baru yang dapat merepresentasikan kekayaan tradisi nusantara
- Menyediakan ruang dan support system bagi peminat, pelaku, dan penikmat musik untuk terus bertukar pikiran dan pengalaman mengenai nilai, ekspresi, serta praktik yang berkaitan dengan musik tanpa adanya sekat genre
- Karya musik tradisi di Indonesia tetap hidup dalam keseharian dan ruang pertunjukan beriringan dengan perkembangan musik populer yang ada di Indonesia
- Karya kreatif para komposer dan musisi muda terdokumentasikan dan terarsipkan dengan baik serta sistematis
Setelah tujaun dan manfaat digariskan, kemudian yang tak kalah pentingnya adalah sasaran yang disasar dari Festival Musik Tembi 2020 kali ini, yaitu menyasar pada komposer, musisi tradisi, masyarakat umum, pekerja (pengkarya) seni, pengkaji seni dan budaya, dan tak ketinggalan adalah sasaran terhadap komunitas seni.
Konsep FMT
Selama hampir satu dekade berproses, konsep maupun program festival terus menerus dikembangkan dan disesuaikan agar tetap bertumbuh dan relevan dengan perkembangan zaman. Kembul Tumandang menjadi tema yang dibawa oleh FMT 2020. Sesuai dengan tujuan awal diselenggarakannya FMT, konsep dan program pada festival 2020 dititikberatkan pada proses kreatif, bekerja secara bersama-sama, dan penggalian isu lokal.
Situasi pandemi beserta campaign Di Rumah Saja menjadi satu hal yang menarik untuk dibedah kembali. Setiap individu seperti diberi ruang dan waktu untuk sejenak berhenti, berfikir, dan refleksi. Melalui Kembul Tumandhang, FMT mengajak para komposer dan musisi muda untuk kembali peka, melihat, merasakan, dan mengalami hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya.
FMT berharap melalui proses berhenti sejenak ini muncul karya-karya musik tradisi baru yang segar dan berpijak kuat dari isu-isu lokal yang ada. Program-program pada festival pun bertumbuh dan menyesuaikan situasi dan kondisi selama pandemi. Ruang berproses, berdiskusi, dan pertunjukan musik yang biasanya di selenggarakan secara langsung di adaptasi ke bentuk daring. Hal tersebut berdasarkan anjuran pemerintah dan WHO untuk tidak membuat kegiatan berkerumun dalam waktu dekat, dan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: Musik Tradisi Baru, Panggung Pertunjukan Daring, Studio Visit Performance, Bincang Musik, dan Lokakarya.
Program Festival Musik Tembi (FMT)
Di bawah ini adalah uraian singkat setiap program pada FMT
-
Musik Tradisi Baru
Musik Tradisi Baru (MTB) merupakan laboratorium bagi komposer muda untuk menggali kekayaan bunyi nusantara melalui elemen musik tradisi Indonesia, seperti alat musik atau idiom musik tradisi, serta sebagai ruang dialog untuk mencari kemungkinan-kemungkinan musik tradisi baru di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan FMT dari tahun ke tahun, format dan konsep MTB terus dikembangkan dan disesuaikan agar ruang ini terus bertumbuh dan tetap relevan.
MTB pada festival 2020 muncul dengan konsep yang berbeda menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi Covid-19.
a. MTB diawali dengan tahap panggilan terbuka (open submission) dengan durasi kurang lebih 1,5 bulan untuk mengumpulkan karya-karya musik tradisi baru dari para komposer dan musisi muda. Diharapkan melalui promosi daring yang lebih kuat, cakupan dari sasaran MTB tahun ini menjadi lebih luas dan kaya.
b. Tahap selanjutnya adalah proses kurasi karya untuk melihat substansi dan produksi karya musik yang masuk.
c. FMT 2020, lebih menitikberatkan pada proses sehingga diharapkan para komposer dan musisi muda tidak hanya berfokus di produk, namun juga ikut berkembang bersama dengan FMT. Oleh karena itu komposer yang karyanya lulus kurasi akan diberi pendampingan secaradaring mengenai teknis, konten, strategi, dan branding oleh mentor yang berkompeten di ranah tersebut.
d. Setelah workshop, para komposer (baik secara individu atau kelompok) akan mempresentasikan karyanya di hadapan audience dan para pengamat musik secara daring. Di Festival Musik Tembi sebelumnya, presentasi karya ini diselenggarakan secara langsung di Panggung Musik Tradisi Baru. Namun, pada FMT 2020, para komposer dan musisi muda mempresentasikan karya mereka secara daring dari lokasi asal mereka. Presentasi karya ini dapat diakses oleh audiens melalui kanal streaming Youtube dan Instagram akun Festival Musik Tembi. Selama proses pendampingan, para komposer dan musisi muda akan mendapatkan pengarahan dari tim panitia FMT dalam hal persiapan dan pelaksanaan konser daring ini. Mereka juga akan mendapatkan bantuan produksi untuk mempermudah akses sumber daya yang memadai untuk mengadakan konser daring tersebut.
e. Karya-karya MTB kan di-review bersama dan didiskusikan dalam sesi Bincang Karya Musik Tradisi Baru dalam bentuk Webinar melalui platform Zoom bersama peserta MTB yang lolos seleksi dan pengamat musik yang. Webinar ini dapat diakses oleh audiens melalui sistem registrasi terlebih dahulu. Diharapkan melalui program ini, masyarakat tidak hanya dapat mengakses pertunjukan daring, namun juga mendapatkan insight mengenai proses kreatif penciptaan karya musik tradisi barutersebut.
f. Karya-karya MTB yang telah dipresentasikan secara daring berupa video performance diarsipkan di akun Youtube Festival Musik Tembi sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara luas.
-
Panggung Pertunjukan Daring
Panggung Pertunjukan Daring merupakan alih wahana dari program Panggung Terbuka yang disediakan oleh FMT untuk para musisi (individu, kelompok musik, atau band) tanpa sekat genre. Pengisi acara pada program ini berasal dari Yogyakarta maupun luar Yogyakarta. Di FMT 2020, kami berencana untuk mengundang kelompok musik Bottlesmoker dari Bandung dan Lair dari Jatiwangi hadir di Panggung Pertunjukan Daring.
Pada program Panggung Pertunjukan Daring, para musisi tampil dari studio mereka masing-masing, dan FMT menyiarkan pertunjukan tersebut melalui platform streaming Youtube agar dapat diakses oleh audiens secara luas.
-
Studio Visit Performance
Studio Visit Performance merupakan program baru hasil adaptasi selama pandemi Covid-19. Pada program ini kami berencana datang ke studio musisi di Yogyakarta (dengan standar dan protokol Covid-19) untuk mengadakan pertunjukan musik beserta bincang musik yang disiarkan secara live melalui platform streaming Youtube.
-
Program Lokakarya dan Bincang Musik Daring
Lokakarya merupakan ruang untuk menambah wawasan bagi peserta, pelaksana festival, dan masyarakat mengenai hal-hal yang berkaitan dan beririsan dengan musik. Melalui ruang tersebut, diharapkan para peserta lokakarya bisa memiliki pengalaman baru dan mengalami secara langsung hal-hal tersebut. Lokakarya diisi oleh praktisi dan/atau pengamat musik dengan tema yang sesuai dengan tema festival.
Bincang Musik merupakan ruang yang disediakan oleh FMT untuk bertukar pikiran dan membicarakan aspek-aspek pertunjukan seperti pelaku pertunjukan, penikmat, pengamat dan tata kelola pertunjukan karya musik bersama musisi, praktisi, dan pengamat seni. Bincang Musik diharapkan dapat menghadirkan ruang diskusi yang hangat dan dapat menjangkau berbagai macam audiens.
Festival Musik Tembi (FMT) |
Waktu | Senin-Sabtu 26-31Oktober 2020 |
Tempat | Tembi Rumah Budaya Jl. Parangtritis Km.8,4 Timbulharjo Sewon-Bantul Yogyakarta |
Tema | Kembul Tumandang |
[]
Tinggalkan Balasan