Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.9/5 - (8 votes)
HIGHLIGHT
   
Pameran Seni BOTANI

Pameran Seni BOTANI “Ragam Flora Indonesia 2” di Jogjakarta


Diwartakan oleh Lik Ngatmin pada 11 Agustus 2019   (5,225 Readers)

Agenda Pameran Seni BOTANI tahun 2019 digelar di kota Yogyakarta, dengan karya sebanyak 70 lukisan flora asli Indonesia yang hendak dipersembahkan di hadapan publik.

Jogja sebagai kota budaya di pertengahan tahunnya selalu mengenal yang namanya Jogja Artweeks, yaitu satu pameran seni rupa yang dilakukan secara serempak di puluhan tempat, dan itu dikelola oleh masing-masing galeri dengan tidak menghilangkan bentuk kerjasama dengan pameran serupa lainnya.

Dengan diselenggarakannya Pameran Seni BOTANI bertajuk “Ragam Flora Indonesia 2” ini tentu semakin mengukuhkan kota gudeg ini menjadi tempat nyaman dihelatnya pameran seni rupa. Apalagi karya-karya yang hadir dan turut dipamerkan pada Pameran Seni Botani ini adalah karya dari sejumlah 36 seniman, baik seniman botani Indonesia pun dari mancanegara.

Pada pameran yang agendanya berlangsung pada tanggal 6 hingga 13 September 2019 ini, berlaku sebagai penyelenggaranya adalah Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA) yang bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan mengambil tempat di Bale Banjar Sangkring, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Pameran bertajuk Ragam Flora Indonesia (RFI) ini adalah agenda tahunan IDSBA yang digelar sejak tahun  2018, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap seni botani serta keanekaragaman hayati Indonesia. Karenanya, pada tahun kedua penyelenggaraannya, tumbuhan yang dihadirkan dalam lukisan pun sangat beragam. Dapat diketahui bahwa dari 70 karya, para seniman memamerkan keindahan dan keunikan 66 spesies dari 41 famili flora asli Indonesia sebagai subyek karya mereka. Selain itu, para pengunjung juga akan mendapatkan suguhan kompilasi Botanical Art Worldwide berujud slideshow berisi 1000 karya yang dikerjakan lebih dari 700 seniman dari 25 negara dengan sajian tumbuh-tumbuhann asli negaranya masing-masing.

Berbeda dari kebiasaan, dalam RFI 2 para pengunjung tak hanya sebatas menikmati keindahan flora Indonesia melalui karya seni botani, lebih dari itu, mereka juga bakal mendapatkan pengetahuan lebih mengenai tumbuhan subyek karya. Selain itu, para pemandu yang terdiri dari para mahasiswa Fakultas Biologi UGM juga akan mendampingi para pengunjung guna menikmati karya-karya yang tersaji. Sementara untuk katalog pameran juga dirancang khusus  agar lebih memiliki nilai artistik dan edukatif, sehingga mampu menampilkan lukisan sekaligus memuat informasi tentang karakteristik, distribusi, habitat, konservasi, dan manfaat tumbuhan bagi manusia.

Sebagaimana tradisi yang sudah dilakukan pada RFI pertama, karya-karya yang dipamerkan dalam helatan ini telah melalui proses seleksi dengan melibatkan kurator seni rupa, pakar botani, dan seniman botani. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penegasan tentang hakikat seni botani yang juga merupakan perpaduan antara sains dan seni rupa.

Berlaku sebagai Dewan Juri dari pameran seni botani tahun 2019 ini terdiri dari mereka yang sangat berkompeten. Di antaranya adalah Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum. (Kurator Galeri Nasional Indonesia dan Pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia – Yogyakarta), Prof. Dr. Purnomo, M.S. (Guru Besar, Pakar Sistematika Tumbuhan dan Etnobotani Fakultas Biologi UGM) dan Jenny A. Kartawinata (seniman botani, pendiri IDSBA dan editor buku-buku referensi botani).

Seni lukis botani adalah sebuah genre seni lukis yang merupakan paduan kajian botani (sains) dan seni (lukis). Karyanya bersifat ilmiah sekaligus indah. Estetika lah kunci yang membuka khazanah sains menjadi indah tersebut”, Jenny A. Kartawinata, salah satu anggota dewan juri menjelaskan.

Pameran Seni BOTANIDilihat dari sisi ilmu botani, Prof. Dr. Purnomo, M.S. yang merupakan pakar sistematika tumbuhan dari UGM memberikan penilaian bahwa karya-karya yang dipamerkan sangat menarik sebab menyejajarkan seni lukis dan ilmu botani menjadi seni yang botanis atau ilmu botani yang artistik. “Pelukis makin tertarik pada tumbuhan, demikian pula ahli botani tertarik belajar melukis”, demikian harapan yang beliau sampaikan.

Di kesempatan lain, Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum., memaparkan bahwa lukisan-lukisan cermat bertema keragaman hayati merupakan realitas lain dalam praktik seni rupa, utamanya seni lukis di Indonesia kini. Ialah seni yang menyodorkan daya pesona visual serta kemungkinan makna lebih luas bagi dunia ilmu pengetahuan pun sains.

Karya-karya lukisan cermat ini semacam interupsi yang memberikan banyak kejutan di tengah riuhnya seni rupa kontemporer yang seolah tanpa tepi. Lukisan-lukisan bertema keragaman hayati menyodorkan pengetahuan yang jelas dan pengalaman keindahan (artistik) yang berbeda”, demikian menurut Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum.

Lebih lanjut sosok salah satu Juri yang mewakili dunia seni rupa tersebut menyimpulkan juga bahwa “Praktik seni para pelukis cermat dapat dilihat sebagai bukti bahwa seni sesungguhnya adalah sains”.

Dalam Ragam Flora Indonesia, tumbuhan yang dilukis harus memenuhi syarat khusus yaitu tumbuhan berasal dari Indonesia, termasuk hibrida alami tetapi tidak termasuk kultivar, hibrida buatan manusia atau tumbuhan luar yang dikembangkan di Indonesia. Untuk memastikan agar ketentuan tersebut terpenuhi, tim botaniwan dilibatkan dalam seleksi dan memeriksa setiap spesies tumbuhan yang menjadi subyek lukisan dengan seksama.

Ragam karya yang dihadirkan dalam Ragam Flora Indonesia 2 mengajak para pengunjung untuk menyadari dan mengapresiasi kekayaan flora Nusantara, yaitu dari tumbuhan yang masih mudah dijumpai maupun yang endemik, langka, atau sempit sebaran alaminya.

Karyono Apic misalnya, ia menghadirkan detail tumbuhan gadung (Dioscorea hispida) yang mengingatkan publik akan ragam pangan lokal dengan begitu apik dan teliti. Bukan itu saja, Phytocrene macrophylla dan Phytocrene bracteata yang merupakan ragam flora unik pun hadir melalui karya Victor Wong, yaitu seniman yang selama beberapa tahun belakangan telah melukis dengan meretas jarak ribuan kilometer dari tempat tinggalnya di Vancouver -Kanada guna mengamati tumbuhan-tumbuhan subyek karyanya secara langsung di Indonesia dan melalui referensi spesimen yang telah dikeringkan.

Ada pula lukisan lengkap bagian-bagian tumbuhan Alsomitra macrocarpa yang juga dikenal sebagai Javan cucumber: tumbuhan merambat yang hidup di naungan kanopi hutan tropis, yang ketika buahnya pecah, biji-bijinya yang ringan dan bersayap putih transparan beterbangan ke segala penjuru terbawa angin, bahkan sampai terbawa oleh kapal-kapal. Karya ini digarap dengan sangat detail dan indah oleh seniman muda yang masih berusia belasan tahun, ialah Ananda Firman.

Anggrek Paraphalaenopsis labukensis yang memiliki daun unik berbentuk seperti ekor tikus yang merupakan tumbuhan khas endemik Borneo pun hadir di pameran Seni Botani “RAGAM FLORA INDONESIA 2” melalui karya Feby Nazuar. Sementara itu Rafflesia arnoldii yang merupakan tumbuhan ikonik Indonesia pun dihadirkan melalui goresan kuas Grace Syiariel, yang melukisnya berdasarkan referensi dari kelompok pemandu wisata sadar lingkungan dari Bengkulu.

Karya ikonik lain yang juga hendak disajikan dalam pameran seni botani ini adlaah juga bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum/ titan arum yang dilukis sesuai ukuran aslinya, yaitu dengan ukuran tinggi 2,4 meter karya Eunike Nugroho. Bunga majemuk terbesar di dunia tersebut menjalani fase vegetatif yang lumayan panjang, yaitu 7 hingga 10 tahun, untuk menyiapkan fase generatif yang sangat singkat, yakni bunga mekar sempurna hanya dalam 1 malam. Karya yang digarap dengan sangat detail membuat pengunjung mampu melihat tiap lekuk dan kontur bunga raksasa ini dan membayangkan perasaan saat melihatnya secara langsung saat berbunga.

Selain menghadirkan keindahan aneka flora Indonesia melalui karya yang dipamerkan, IDSBA juga menggandeng berbagai komunitas yang terkait dengan seni botani, baik dari sisi seni rupa pun ilmu botani guna berkolaborasi. Komunitas yang akan berpartisipasi dalam Ruang Komunitas dan Art Jamming selama pameran berlangsung antara lain adalah:

  • Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI)
  • Paguyupan Tanaman Karnivora Yogyakarta (PTKY)
  • Biology Orchid Study Club (BiOSC) UGM
  • Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT UGM
  • Rumah Serangga
  • Indonesia’s Sketcher Jogja (IS Jogja)
  • Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (Kolcai Jogja)

Selain itu, IDSBA juga akan menggelar Open Studio dengan tujuan guna menunjukkan bagaimana seniman botani bekerja secara langsung kepada para pengunjung. Tak berhenti di sini, pasalnya seniman dan ilustrator botani dari dalam dan luar negeri akan mengampu berbagai workshop.

Victor Wong dari Kanada yang karyanya memiliki ciri khas pada komposisi rumit dengan menampilkan tumbuhan secara lengkap juga akan berlaku sebagai narasumber untuk sesi belajar komposisi dalam seni botani. Sementara itu, Eunike Nugroho, pendiri IDSBA dan seniman botani Indonesia yang karyanya telah mendunia akan mengampu sesi melukis venasi dan dimensi dengan cat air. Karyono Apic, seniman yang karyanya menghiasi berbagai seri perangko Pos Indonesia diagendakan akan menjadi pengajar peserta melukis tekstur pada tumbuhan.

Ada juga sesi belajar ilustrasi botani dari Dr. Ichsan Suwandhi, dosen taksonomi tumbuhan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi bandung (SITH ITB) yang mewakili Indonesia dalam Margaret Flockton Award , kompetisi dan pameran ilustrasi botani sedunia. Selanjutnya, workshop lain yang juga akan dihelat adalah melukis daun, membuat terrarium, melukis floral, nature journaling, dan juga kelas pensil warna. Semua workshop ini dapat diikuti oleh masyarakat umum yang berminat.

Pameran Seni BOTANI “Ragam Flora Indonesia 2”
 Pelaksanaan 6 – 13 September 2019
 Press Preview 6 September 2019
(14:00 WIB – 15:30 WIB)
 Tempat Bale Banjar
Sangkring Art Space
Jl. Nitiprayan No.88, Sanggrahan
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul
Yogyakarta
 Pembukaan Jumat, 6 September 2019 | 16:00 WIB – selesai
Dibuka oleh Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum.
 Narahubung ~Aida (082191789673)
~Keke (08156524406)
~Youfi (085882145817)
 More Info Situs: www.idsba.com
Email: info@idsba.com
Instagram: @idsba

4.9/5 - (8 votes)

4.9/5 - (8 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Lik Ngatmin


Tentang Lik Ngatmin