Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

4.7/5 - (8 votes)
HIGHLIGHT
   
GKR Hayu dan GKR Bendara Jumpa Pers Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X Tahun 2020

Inilah Jadwal Rangkaian Acara Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X Tahun 2020 yang Bertema ‘Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta’


Diwartakan oleh Haiki Murakabi pada 17 Februari 2020   (4,519 Readers)

Tepat pada hari Selasa Wage, tanggal 7 Maret 1989 atau dalam penanggalan jawa adalah 29 Rejeb tahun Wawu 1921, KGPH Mangkubumi secara resmi dinobatkan sebagai Raja ke-10 Keraton Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono X. Terkait dengan hal itu, maka pada setiap tanggal 29 Rejeb di tahun-tahun berikutnya selalu diagendakan peringatan ulang tahun penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X atau lebih dikenal dengan istilah Tingalan Jumenengan Dalem. Tingalan Jumenengan Dalem alias perayaan hari kenaikan tahta ini dilangsungkan secara tradisional dengan menyuguhkan beberapa rangkaian kegiatan, yang antara lain adalah Ngebluk, Ngapem, Sugengan, dan Labuhan.

Lebih lanjut mengenai acara Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut selain acara rutin yang bersifat adat-istiadat, sejatinya juga bakal dipersembahkan beberapa rangkaian acara lain, yang itu juga bisa mengakomodasi masyarakat pengunjung. Di antara kegiatan itu antara lain ada di seputar bulan Maret 2020, yaitu gelaran Pameran Budaya, Simposium Internasional, Pertunjukan Seni Adiluhung, dan tentu saja kegiatan adat seperti Ngebluk, Ngapem, Sugengan, dan Labuhan.

Rincian Jadwal Tingalan Jumenengan Dalem

Secara detail di bawah ini adalah berbagai rangkaian kegiatan yang dipersembahkan bagi khalayak seiring dengan diselenggarakan peringatan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X yang agendanya digelar di komplek Kraton Yogyakarta

A. KEGIATAN ADAT

  • 22 Maret : Hajad Dalem Ngebluk di Bangsal Sekar Kedhaton, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (tertutup untuk publik)
  • 23 Maret : Hajad Dalem Ngapem di Bangsal Sekar Kedhaton, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (tertutup untuk publik)
  • 25 Maret : Hajad Dalem Labuhan Parangkusuma dan Labuhan Dlepih (terbuka untuk publik)
  • 26 Maret : Hajad Dalem Labuhan Merapi dan Labuhan Lawu (terbuka untuk publik)

Selain kegiatan Hajad Dalem yang telah berlangsung secara ratusan tahun lamanya, Keraton Yogyakarta juga menggelar kegiatan Simposium Internasional dan Pameran Budaya Jawa dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X.

B. SIMPOSIUM INTERNASIONAL

Setelah sukses menggelar Simposium dan Pameran Budaya  dalam rangka peringatan Tingalan Jumenengan Dalem 2019, Keraton Yogyakarta kembali menggelar agenda yang sama pada tahun 2020. Dengan mengusung tema “Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta”, kegiatan Simposium Internasional kali ini akan dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Maret 2020 di The Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Simposium akan dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. dan dibuka dengan menampilkan Beksan Lawung Ringgit, persembahan KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta.

Agenda Simposium Internasional ini akan menghadirkan pembicara tamu dari dalam dan luar negeri. Selain itu juga terdapat pembicara dari call for paper terpilih yang diikuti oleh akademisi, peneliti atau peminat budaya Jawa dari segala penjuru nusantara dan mancanegara. Setelah dibuka selama satu bulan, telah dipilih 8 pembicara dari total 108 pendaftar. Berikut daftar pembicara dalam simposium:

Hari I: Senin, 9 Maret 2020

  • Sesi I: Sejarah
  1. Depictions of Textiles in Ancient Java (8th – 15th Century)
    Sandra Sardjono: Tracing Pattern Foundation, San Francisco, USA
  2. Dari Motif “Koin” dan “Patola” Menjadi Motif Kawung dan Nitik: Akulturasi Kain Impor Menjadi Kain Tradisional di Keraton Yogyakarta
    Siti Maziyah: Departemen Sejarah, Universitas Diponegoro, Semarang
  3. Power and Aesthetic; Royal Attires of Sultan and Sentana Dalem in the Sultaate of Ngayogyakarta Hadiningrat Based on Kassian Cephas Photographs
    Aditya Revianur: Departemen Arkeologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (call for paper 1)
  4. Perkembangan Songsong Kraton Yogyakarta: Perbandingan Songsong dalam Naskah Jawa dan Masa Sekarang
    Ghis Nggar Dwiadmojo: Universitas Negeri Yogyakarta (call for paper 1)
  • Sesi II: Filologi
  1. Illustrated Manuscripts from Yogyakarta and the Attire on the Illustrations Wear.
    Dick van der Meij, Leiden, The Netherlands
  2. Proses Membatik dalam Naskah Bab Sindjang.
    M. Rendrawan Setiya Nugraha: Kajian Sastra dan Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya
  3. Mode, Kostum, Dan Kultur Orang Jawa Dalam Arsip Litografi
    Dyah Indrawati: Kajian Reliji dan Budaya, Universitas Sanata Darma Yogyakarta (call for paper 1)
  4. Perbandingan Teks Pemut Awisan Dalem dalam Naskah Yogyakarta Court Record dengan Awisan dalam Peraturan Gubernur Nomor 87 Tahun 2014
    Sri Suryani: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (call for paper 1)

Hari II: Selasa, 10 Maret 2020

  • Sesi III: Seni Pertunjukan
  1. Dressing Up: Gamelan and Performance Attire
    Jennifer Lindsay, The Australian National University, Australia 
  2. Busana Bedhaya Keraton Yogyakarta: HB I – HB X
    Th. Suharti (KRT Nyi Pujaningsih): KHP Kridhomardowo, Keraton Yogyakarta
  3. The Emperor’s New Clothes: Bhūṣaṇa as a Way to Embody Refinement and Civilization in the Performing Arts of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
    Ilaria Meloni & Sietske Rijpkema: La Sapienza University of Rome (call for paper 1)
  4. Busana Wayang Wong Perubahan Visual Culture Di Awal Abad Ke-20Dr.
    Revianto Budi Santoso: Departemen Arsitektur, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (call for paper 1)
  • Sesi IV: Sosial Budaya
  1. Royal Attire in the Course of Time: From Hindu-Buddhist Kingdoms, through Kartasura, to Modern Yogyakarta
    Jiri Jakl: Heidelberg University, Germany
  2. Mengungkap Arti Penting Nama bagi Masyarakar Jawa Melalui Penamaan Batik Semen Yogyakarta
    Retno Purwandari: Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta
  3. The Journey of Preserving the Fashion of Ancestral Heritage (Perjalanan Melestarikan Busana Warisan Leluhur)
    Indra Tjahjani: University of Canberra, Australia (call for paper 1)
  4. Dinamika Modern dalam Tradisi Pakaian Keraton Yogyakarta
    Muhammad Sungaidi: UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (call for paper 2)

Peserta simposium terbuka untuk umum tanpa harus mengirimkan paper terlebih dahulu. Akan dibuka total 500 tiket setiap hari dalam simposium tersebut. Sebanyak 100 tiket early bird dijual pada Jumat (14/) sejak pukul 00.00 hingga Senin (17/2) pukul 12.00 dengan skema khusus untuk tiket bundling selama dua hari sebesar Rp 250.000.

Selanjutnya, 400 tiket reguler akan dijual mulai Senin (17/2) pukul 13.00 hingga Selasa (10/3) pkl 08.00-sampai habis, dengan ketentuan berikut:

  1. Pelajar, (Single Days, Hari 1 atau Hari 2) @Rp 150.000
  2. Pelajar (All Days, Hari 1 dan 2) @Rp 250.000
  3. Umum, (Single Day, Hari 1 atau Hari 2) @Rp 300.000
  4. Umum, (All Days, Hari 1 dan 2) @Rp 500.000

*Catatan:
Pelajar adalah mahasiswa aktif (hingga jenjang S2) yang dibuktikan dengan kartu pelajar/mahasiswa yang masih berlaku. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dibatalkan atau diubah. Data diri yang telah difinalisasi akan digunakan untuk penulisan tanda peserta dan sertifikat.

Segala informasi terkait dengan agenda Simposium Internasioal ini adapat disimak melalui official website: symposium.kratonjogja.id

Tiket Reguler Simposium Internasional Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta

C. PAMERAN

Perkembangan motif di Yogyakarta justru tidak bersumber dari keraton. Setiap bangsawan membentuk pola kainnya sesuai dengan strata sosialnya guna membangun identitas. Fenomena ini lantas melahirkan pelbagai pola batik, yang justru banyak lahir dari Dalem-dalem Pangeran. Tidak hanya keraton, tetapi para pangeran yang mardika pada wilayaH kekuasaannya turut memberi warna pada peradaban busana di Yogyakarta. Bahkan, sifat busana yang begitu personal bagi pemakainya sehingga sukar untuk diwariskan. Dengan demikian, melalui busana makan cermin peradaban dari suatu pemerintahan dalam dikisahkan.

Narasi inilah yang menjadi motor dalam kegiatan pameran Mangayubagya Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan mengusung tema besar ‘Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta’ bertajuk “ABALAKUSWA”, serupa dengan tema simposium yang digelar.

1. Resepsi Pembukaan Pameran
Pada resepsi pembukaan pameran akan disajikan gelaran Wayang Wong Golek Menak Lakon “Jayengrana Jumeneng Nata” persembahan KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta. Naskah pertunjukan pementasan ini berasal dari British Library yang bentuk digitalnya telah diserahkan kepada keraton tahun lalu. Pertunjukan akan dilaksanakan pada Sabtu, 7 Maret 2020, di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran. Selanjutnya, pameran akan berlangsung selama satu bulan hingga Minggu (5/4).

2. Diskusi Ilmiah Rangkaian Pameran
Diskusi ilmiah tematik menjadi salah satu ciri dari setiap penyelenggaraan pameran di Keraton Yogyakarta. Melalui diskusi ilmiah, pengunjung tidak terbatas memperolah ilmu dari keterangan koleksi pada label, tetapi mendapat wacana yang lebih luas terkait dengan wastra dan busana. Di samping itu, terdapat kegiatan loka karya berbusana adat sebagai ruang praktis bagi para pengunjung untuk belajar mengenakan pakaian adat Yogyakarta.

Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem 2020

D. PERTUNJUKAN SENI ADILUHUNG

Guna menyemarakkan Tingalan Jumenengan Dalem yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan, akan dipentaskan beberapa karya tari adiluhung dari Keraton Yogyakarta, diantaranya:

  • Beksan Trunajaya pada acara Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem, Rabu (25/3) malam di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran (terbuka untuk umum)
  • Wayang Wong Purwo pada penutupan pameran, Sabtu (4/4) malam di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran (terbuka untuk umum)

Demikian beberapa jadwal dan rangkaian seiring digelarnya peringatan naik tahta alias ‘Tingalan Jumenengan Dalem’ Sri Sultan HB X yang kegiatannya berpusat di seputar Pagelaran Komplek Kraton Yogyakarta. [hmk]

4.7/5 - (8 votes)

4.7/5 - (8 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Haiki Murakabi


Tentang Haiki Murakabi

BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *