Pawarta Adicara!

JARINGACARA sebagai media publikasi memiliki keinginan turut memberi warna dalam mengabarkan segala agenda acara seni budaya, pariwisata, warta, cuaca, juga menebarkan canda-tawa.
Perihal kontak kerjasama publikasi pun media partner, sila simak “Syarat dan Ketentuan“.

HIGHLIGHT
   
Festival Arsip: Menuju Masyarakat Ingatan

Festival Arsip: Menuju Masyarakat Ingatan


Diwartakan oleh Rika Purwaka pada 14 September 2017   (4,428 Readers)

FESTIVAL ARSIP | MENULIS sejarah apapun, termasuk seni rupa, tidaklah sederhana. Salah satunya karena terdapat banyak alur atau versi. Soal versi ini tidak bisa dilepaskan dari relasi kuasa. Siapa yang menang dan siapa yang dikalahkan. Dalam banyak kasus, sejarah menjadi milik para pemenang. Di titik inilah, sejarah dan kekuasaan ibarat dua mata uang logam yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Karena itu, keberadaannya harus selalu digugat dan dipertanyakan.

Membicarakan sejarah berarti sambil mempertanyakan sumber dan versi. Dari situlah kerja pengarsipan Indonesia menemukan urgensinya. Sejak awal kemunculan Seni Indonesia Modern, persinggungan dengan kolonialisme sudah terjadi. Maka dari itu, menyusun sejarah seni rupa sama halnya dengan kerja kontekstualisasi narasi, dengan kondisi masyarakat Pasca-kolonial.

Dalam perjalanannya, dinamika kerja kesenian juga pada dasarnya tidak terpisah dari dinamika sosial dan politik. Bahkan, dalam proses pengentalan keindonesiaan, gerak seni rupa menjadi bagian di dalamnya. Identifikasi kolektif ini merupakan proses abadi, yang dinamikanya akan selalu kita temui, meski tidak selalu disadari. Mengingat identifikasi kolektif merupakan proses politis, salah satu tugas kita ialah untuk membuat proses tersebut eksplisit. Sehingga kita bisa turut menentukan arah perjalanannya, mengevaluasi atau bahkan menginterupsi. Di tengah proses tersebut, kita juga harus selalu menempatkan arsip dan kerja pengarsipan sebagai sesuatu yang politis. Dengan kata lain, netralitas arsip adalah ketidakmungkinan yang mutlak.

Ketika arsip dan pengarsipan selalu kita tempatkan dalam dimensi politisnya, maka kita akan selalu mempertanyakan, mempelajari sambil mendeteksi jenis rezim kekuasaan dan rezim pengetahuan yang beroperasi di sekitar kita. Yang menjadi pertanyaannya kini ialah, siapa subjek dari proses tersebut? Dalam konteks hidup bermasyarakat, negara memegang peran dominan dalam kerja pengarsipan, di sisi lain terdapat inisiatif-inisiatif di luar pemerintah (swasta) yang juga bergeliat, yang telah mengupayakan kerja-kerja kearsipan dalam berbagai lini dan skala, dengan beragam modus juga cara. Singkat kata, arsip dan pengarsipan adalah kepentingan kolektif. Sementara prasyarat dari kerja kolektif ialah keberadaan gairah publik. Gairah publik untuk menjadi bagian dari masyarakat arsip, menjadi masyarakat ingatan.

Festival Arsip: Menuju Masyarakat IngatanUntuk memancing kegairahan publik pada kerja pengarsipan ini, kami menggagas Festival Arsip atau Fest!Sip IVAA. Sebuah acara perayaan kehidupan atas budaya arsip yang selama ini hidup di antara kita. Kami percaya, bahwa gerakan pengarsipan akan terwujud jika gairah masyarakat ingatan masih terjaga dinamikanya. Harapannya, kelak kita memiliki politik pengarsipan yang secara sadar dikelola sebagai bagian dari strategi budaya masyarakat bekas jajahan di tengah arus globalisasi.

Dari harapan itulah, kami mengambil peran untuk memancing kegairahan publik pada gerakan pengarsipan, pentingnya politik arsip serta mendesaknya politik ingatan untuk menjadi perhatian bersama. Format festival kami pilih untuk memaksimalkan daya dalam memantik gairah publik. Tak lupa berbagai program yang menjadi turunan dari visi tersebut juga sudah kami siapkan, bersama dengan tim yang selama perjalanannya menemui dinamika yang membuat proses tidak berjalan datar, terdapat tegangan serta melibatkan perspektif yang saling tarik-menarik. Di tengah pergulatan inilah, Festival Arsip hadir di tengah kita, untuk dinikmati, dijadikan ajang bertemu, belajar, dan bahkan saling menyapa dengan kritik. Semoga perjalanan kita menuju masyarakat ingatan semakin menggelora.

Lisistrata Lusandiana
Direktur Festival Arsip IVAA “Kuasa Ingatan”

4.7/5 - (4 votes)

Simak Pula Pawarta Tentang , Atau Adicara Menarik Lain Oleh Rika Purwaka


Tentang Rika Purwaka